"Kalian hati-hati." Kata Alana kepada anak dan juga menantunya. Alvaro dan juga Aurora memang memutuskan untuk pindah hari ini juga ke apartemen milik Arga yang dulu sempat Arga dan juga Alana tempati.
"Iya mah, kita pamit dulu." Kata Arga yang mencium tangan sang mama yang diikuti oleh Aurora dibelakangnya. Sedangkan Arga laki-laki itu hanya menatap putra pertamanya tanpa berbicara sepatah kata pun.
"Papa harap kamu bisa bertanggung jawab atas semua yang kamu perbuat dan bertanggung jawab atas keberlangsungan hidup istri kamu." Kata Arga setelah Alvaro berdiri tepat di hadapannya.
"Iya pah." Jawab Alvaro menatap kearah papa nya. Aurora gadis itu hanya menundukkan kepalanya menatap dalam ke arah jari-jemarinya.
"Kamu boleh pake mobil ataupun motor milik kamu." Lagi-lagi Alvaro hanya menganggukkan kepalanya pelan sebelum akhirnya dirinya meminta izin untuk pergi kepada mama dan juga papanya.
***
Kini Alvaro sudah melajukan mobilnya keluar dari area perumahan orang tuanya. Alvaro mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah milik istrinya, rencananya Alvaro mengantarkan Aurora untuk mengambil barang-barang milik istrinya sebelum mereka pindah ke apartemen.
Di sepanjang perjalanan Aurora hanya diam tanpa mengatakan apapun kepada Alvaro. Sedangkan Alvaro dirinya juga hanya diam tanpa memulai pembicaraan di antara mereka berdua.
Setelah Alvaro memberhentikan mobilnya di depan rumah Aurora, gadis itu segera turun tanpa menunggu terlebih dahulu Alvaro. Aurora segera masuk ke dalam rumahnya setelah itu mengemasi pakaian-pakaian dan barang-barang yang menurutnya penting bagi dirinya.
Tidak lupa juga Aurora mengambil sebuah photo milik kedua orang tuanya dan memasukkannya ke dalam sebuah tas besar yang berisi baju-baju dan juga barang-barangnya.
Tidak lama terdengar suara langkah kaki seseorang yang Aurora yakini itu adalah Alvaro. Alvaro nampak menatap ruangan yang ukurannya mungkin hanya dua kali tiga yang menjadi tempat tidur bagi Aurora.
Alvaro segera mengambil tas dan juga barang-barang milik Aurora yang sudah dikemas oleh gadis itu kemudian memasukkannya ke dalam bagasi mobilnya. Aurora masih berada di dalam rumah sambil memperhatikan setiap sudut rumahnya yang mungkin sebentar lagi rumah itu akan kosong karena dirinya yang pergi.
"Ayo kita pergi." Kata Alvaro yang melirik Aurora yang masih berdiri di depan pintu rumahnya. Aurora hanya menganggukkan kepalanya pelan sebelum akhirnya melangkahkan kakinya meninggalkan rumah yang selama 18 tahun ini menjadi tempatnya tinggal meskipun dengan langkah yang berat Aurora tetap meninggalkan rumah itu rumah peninggalan satu-satunya dari kedua orangtuanya.
Setelah menempuh kurang lebih setengah jam perjalanan akhirnya Alvaro dan Aurora berhenti disebuah gedung apartemen yang cukup besar di pinggir jalan raya yang cukup ramai.
Aurora nampak takjub saat melihat bangunan yang menjulang tinggi dengan banyak sekali pepohonan pepohonan di hadapannya. Setelah memarkirkan mobilnya Alvaro segera turun yang diikuti oleh Aurora di belakangnya.
Alvaro menurunkan semua barang-barang miliknya dan juga milik sang istri kemudian membawanya masuk ke gedung apartemennya meskipun hanya setengah barang saja yang ia bawa. Sedangkan Aurora gadis itu hanya menarik sebuah koper milik Alvaro, setelah menaiki lift akhirnya Alvaro dan juga Aurora sampai di lantai di mana apartemen milik Arga berada.
Alvaro mengeluarkan akses apartemen yang diberikan oleh sang papa kepadanya kemudian membuka pintu apartemen tersebut yang diikuti oleh Aurora. Setelah masuk ke dalam Alvaro kembali keluar meninggalkan Aurora dengan segala kebingungannya, Aurora hanya diam menatap sekeliling apartemen yang menurutnya sangat asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Disaat Senja
Teen Fiction𝑺𝑸𝑼𝑬𝑳 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒃𝒂𝒕𝒌𝒖 𝑺𝒖𝒂𝒎𝒊𝒌𝒖 Kisah tentang Alvaro Galih Pratama, cowok berusia 18 tahun yang bersekolah di SMA BHINEKA. Alvaro adalah anak dari pasangan suami istri bernama Arga dan Alana, mempunyai sosok adik perempuan bern...