HDS | 46

6.8K 508 26
                                    

"Lo bener nggak apa-apa kan Ra?" Tanya Alvaro dengan khawatir pasalnya Aurora bilang jika dirinya tidak papa.

"Nggak kok, gue nggak apa-apa cuma sedikit pusing aja."

"Makanya jangan nangis lagi, nanti tambah pusing." Jawab Alvaro cepat. Aurora menatap kantung plastik yang tadi sempat Alvaro bawa, setelah menatap kantung plastik itu tatapannya beralih kearah Alvaro yang duduk disampingnya.

"Lo nggak sarapan?" Mendengar itu Alvaro mendongakkan kepalanya menatap Aurora yang berada lebih tinggi darinya.

"Nanti aja, nungguin lo sarapan dulu." Terlihat jelas senyum tipis dibibir Aurora. Ucapan Alvaro membuatnya terharu, akhirnya perhatian perhatian yang hilang kini muncul kembali meskipun dengan cara dia masuk rumah sakit terlebih dahulu.

Terdengar ketukan pintu tidak lama seorang perawat datang membawa troli makanan untuk Aurora, "Selamat pagi." Sapa perawat itu ramah.

"Pagi sus." Jawab Alvaro cepat. Suster itu tersenyum kemudian memberikan semangkuk bubur untuk Aurora, setelah selesai dengan pekerjaannya perawat itu segera keluar meninggalkan pasangan suami istri muda itu.

"Ayo sarapan, biar gue suapin." Aurora tidak menolak, perlahan ia membuka mulutnya dan menerima suapan demi suapan dari sang suami.

"Akhirnya habis juga." Gumam Aurora dengan pelan saat melihat satu sendok terakhir bubur ditangan Alvaro. Jujur dirinya sangat enek memakan bubur dari rumah sakit menurutnya rasanya sangat aneh.

"Nih minum, terus obatnya juga." Aurora hanya bisa menurut dan mengambil air serta beberapa obat dari tangan Alvaro.

"Sekarang lo yang makan."

Alvaro tersenyum mendengarnya kemudian segera memakan sarapannya dengan sesekali menatap Aurora yang tengah bersandar diranjang rumah sakit.

****

"Lo bener udah nggak apa-apa kan Ra?" Tanya Alvaro kembali dengan serius. Hari ini sudah terhitung lima hari Aurora dirumah sakit. Selama lima hari ini juga Alvaro selalu menemani Aurora setelah pulang sekolah.

Bahkan kedua mertuanya belum tau jika dirinya masuk rumah sakit. "Nggak apa-apa Al. Gue udah sembuh beneran kok." Jawab Aurora dengan pasti.

"Yaudah, biar gue beresin ini dulu." Kata Alvaro sambil menatap baju-baju yang berada diatas ranjang rumah sakit, tempat yang selama lima hari ini Aurora tempati.

Nampaknya Aurora juga sangat merindukan apartemen nya, cukup lama ia meninggalkan tempat itu. Setelah selesai dengan urusan rumah sakit Alvaro dan Aurora segera keluar dari rumah sakit dan segera pulang.

"Kayaknya lo seneng banget pulang." Kata Alvaro yang tiba-tiba. Cowok itu menyadari jika Aurora sejak tadi terus menampilkan senyum nya. Bahkan sejak Aurora diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit.

"Iya lah gue seneng, bisa tidur dirumah lagi. Bisa ngurusin apartemen lagi, bisa masakin lo lagi ngurus lo lagi kayak dulu." Jawaban Aurora membuat Alvaro tertegun. Bahkan kebahagian Aurora terletak pada dirinya, bagaimana bisa dia tidak menyadari itu semua.

Bahkan hal-hal kecil itu membuat Aurora sangat bahagia, bisa memasak untuknya dan mengurus nya, yang mana menurut Alvaro itu hal biasa saja. Tidak ada hal menarik dari itu menurutnya.

Senyum Aurora bertambah saat mobil sudah berhenti, sebentar lagi beberapa menit lagi dia akan kembali ketempat tinggalnya. Rasanya sangat lama berada dirumah sakit meskipun cuma lima hari.

Hujan Disaat SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang