HDS | 38

10.7K 794 102
                                    

"Sebenernya ada hubungan apa kalian berdua?" Tanya Rafael saat semuanya sudah duduk di bangku panjang yang ditengah-tengahnya terdapat meja panjang.

"Dan kenapa juga Aurora nggak pernah masuk sekolah, terus kenapa juga lo putusin Friska tanpa sebab?" Sambung Rafael kembali.

Aurora hanya bisa menundukkan kepalanya sambil menggenggam jari-jari yang berada di atas pangkuannya, sedangkan Alvaro cowok itu menarik nafasnya pelan sebelum akhirnya menatap ketiga sahabatnya secara bergantian setelah itu menatap Aurora yang hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Oke gue bakal ceritain semua apa yang terjadi sama gue karena mungkin kalian harus tahu." Kini suara Alvaro membuat Aurora mendongokkan kepalanya sambil menggelengkan kepalanya pelan berharap Alvaro tidak akan mengatakan apapun kepada sahabatnya.

"Ayo jelasin, gue ngerasa ada sesuatu sama kalian berdua yang gak pernah kita tahu selama ini." Kini suara Naomi membuat semua orang yang tengah duduk dengan wajah yang tegang menatap ke arah gadis itu.

"Gue sama Aurora udah nikah, 1 bulan setelah acara ulang tahun Friska yang 18." Rafael, Lingga, Calvin dan juga Naomi hanya tersenyum tipis menatap ke Alvaro yang tengah berbicara kepada mereka.

"Lo becanda." Jawab Calvin yang mendapat anggukan dari Naomi yang duduk di sampingnya. Sedangkan Rafael cowok itu menatap lekat wajah Alvaro dan dirinya tidak menemukan kebohongan apapun di wajah sahabatnya itu.

"Gue nggak pernah bercanda ataupun bohong sama kalian gue sama Aurora emang udah nikah." Tatapan Naomi beralih kepada Aurora yang tengah menundukan kepalanya setelah mendengar perkataan Alvaro kembali.

"Kenapa lo bisa nikah sama Aurora sedangkan lo masih punya Friska dan kalian berdua baru putus kemarin!!" Kini terdengar suara Lingga yang sedikit keras membuat beberapa penjual yang berada di dekat mereka menatap segerombolan remaja yang tengah duduk di bawah pohon dengan wajah yang tegang.

"Di malam di mana gue mabuk saat ulang tahun Friska malam itu gue nggak sengaja merkosa Aurora, dan hal itu buat Aurora hamil anak gue." Jawaban yang keluar dari bibir Alvaro membuat Aurora meneteskan air matanya di balik wajahnya yang tertunduk.

"Gue beneran nggak sengaja waktu ngelakuin itu sama Aurora, dan gue juga nggak sadar." sambung Alvaro dengan suaranya yang sangat lirih dan hal itu membuat Naomi menatap tidak percaya kepada Alvaro dengan apa yang sudah cowok itu lakukan kepada sahabatnya.

"Gue tahu gue salah makanya gue minta orang tua gue buat nikahin Aurora. Orang tua gue setuju karena bagaimanapun anak yang di dalam kandungan Aurora itu anak gue." Calvin tersenyum menatap ke arah Alvaro sebelum cowok tersebut mengatakan sesuatu.

"Lo itu memang cowok sejati Al, lo udah bener nikahin Aurora dan mutusin Friska." Perkataan Calvin tersebut mendapat anggukan dari Lingga dan juga Rafael.

"Gue harap setelah kalian tahu semua ini kalian gak akan jauhin gue ataupun Aurora, dan gue minta tolong sama kalian jangan sampai ada yang tahu tentang semua ini gue nggak mau Aurora di bully." Mendapat perhatian yang luar biasa dari suaminya membuat Aurora kembali tidak bisa menahan air matanya yang sejak tadi sudah luruh.

"Ra gue kecewa sama lo, lo itu sebenarnya nganggap gue sahabat atau enggak sih kenapa lo sembunyiin hal sebesar ini dari gue. Gue udah pernah bilang berkali-kali sama lo kalau ada masalah atau apapun cerita ke gue kapanpun gue akan ada buat lo." Kini terdengar suara Naomi yang lirih dan penuh dengan kekecewaan terhadap Aurora yang tidak mau jujur sejak awal tentang masalah yang sedang dihadapi.

"Gue minta maaf Naom sama lo, gue nggak bermaksud buat nggak cerita sama lo. Tapi gue cuma takut dengan gue cerita lo sama Friska bakal jauhin gue." Aurora sambil mendongakkan kepalanya dan Naomi dapat melihat air mata yang terus membanjiri pipi Aurora.

"Jadi lo yang udah bikin Alvaro mutusin gue!!!" Terdengar suara pekikkan yang cukup keras dari belakang Alvaro yang membuat semua orang menoleh ke arah gadis yang tengah berdiri tepat di belakang Alvaro dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya dan jangan lupakan air matanya yang terus menetes.

"Friska." Gumam Aurora saat melihat sahabatnya yaitu Friska tengah berdiri di belakang sang suami dengan air mata yang terus membanjiri pipinya.

"Lo tega banget Ra sama gue, gue nggak nyangka kalau penyebab Alvaro mutusin gue itu lo. Emang salah gue sama lo apa sampai-sampai lu rebut Alvaro dari gue?" Tanya Friska dengan suaranya yang sangat lirih dan berjalan mendekat ke arah Aurora.

Saat melihat Friska yang berjalan mendekat Aurora segera berdiri dari duduknya kemudian menghapus air matanya dengan cepat, dan hal itu membuat Naomi dengan refleks ikut berdiri bersama dengan Aurora.

"Maaf, maafin gue Fris. Sumpah demi apapun gue nggak pernah ada niatan buat ngerebut Alvaro dari lo. Karena dari awal Alvaro itu cuma milik lo." Alvaro berjalan memutar untuk menghampiri sang istri yang berada di hadapannya yang tengah berhadapan dengan mantan kekasihnya.

"Lo itu tega sama gue, gue kurang baik apa sama lo. Dan lo dengan teganya ngerebut Alvaro dari gue Lo itu benar-benar cewek murahan Ra." Kata murahan yang keluar dari mulut Friska membuat Aurora merasakan hatinya yang sangat sakit.

Aurora hanya bisa diam sambil menatap ke arah Friska namun di dalam hatinya dirinya terus meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia bukan seperti yang dituduhkan oleh Friska.

Plak.

Satu tamparan mendarat mulus di pipi Aurora yang diberikan oleh Friska, itu membuat Lingga, Calvin, Rafael dan Naomi serta Alvaro menatap kaget ke arah Friska, Aurora nampak biasa saja saat mendapat tamparan dari sahabatnya karena dirinyalah yang salah dan pantas mendapatkan ini semua.

"Friska lo apa-apa hah!!" Pekik Naomi yang tidak terima saat Friska menampar Aurora yang saat ini kondisinya tengah hamil muda. Dan tanpa terduga Friska mendorong tubuh Aurora dan beruntung ada Alvaro yang menahan tubuh Aurora membuat gadis itu tetap berdiri.

"Friska lo udah keterlaluan!!!" Kini terdengar suara Rafael yang cukup keras sambil menghampiri Friska dan menarik tangan Friska dari situ untuk menjauh dari tempat Aurora berdiri. Beruntung tidak ada satu orang pun atau bahkan penjual yang menyadari tentang pertengkaran mereka.

Aurora hanya bisa menangis tanpa suara di dalam pelukan Alvaro, "Udah ya Ra lo tenang aja jangan khawatir semua pasti baik-baik aja." Kata Alvaro yang berusaha menenangkan Aurora yang terus saja menangis dengan tubuh yang bergetar.

"Udah lebih baik lo bawa Aurora pulang aja, kasihan dia wajahnya juga pucet banget." Kata Calvin yang memberikan saran kepada Alvaro dan juga Aurora.

Alvaro hanya mengganggukan kepalanya pelan kemudian merangkul pundak Aurora dan berjalan menuju ke mobil mereka yang terparkir tidak jauh dari tempatnya duduk. "Kita pulang dulu." Calvin, Lingga dan Naomi hanya menganggukan kepalanya pelan saat melihat Alvaro yang sudah masuk ke dalam mobil.

Mereka bertiga hanya mengganggukan kepalanya pelan sambil menatap kepergian mobil Alvaro dengan kecepatan sedang, tubuh Naomi rasanya sangat lemes mendengar kenyataan dari sahabatnya yang sangat-sangat menyedihkan.

"Gue nggak nyangka kalau ternyata Aurora udah nikah sama Alvaro dan sebentar lagi mereka bakal punya anak. Rencana Tuhan memang gak ada yang tahu, gue yakin di balik semua kejadian ini pasti ada sesuatu yang sangat indah di akhir." Kata Naomi dengan menampilkan senyum tipisnya.

---------

Guys aku udah up ya malem ini hehe, jangan lupa vote dan komen kalian ya guys. Itu buat aku semangat buat cepet nyelesein cerita ini hehe.

Jangan bosen buat nungguin aku up ya, jujur aku sedih kalau kalian udah baca tapi sama sekali gak ninggalin jejak.

Oke, segitu aja ya. Sampai jumpa sama aku dilain hari dengan part baru ya, see you guys.


Hujan Disaat SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang