"Gue balik dulu ya." Kata Aurora kepada Friska dan juga Naomi. "Loh lo mau pulang?" Tanya Naomi menatap kearah Aurora.
"Iya, udah malem banget ini." Jawab Aurora sambil melihat jam yang melingkar ditangan kirinya.
"Lebih baik kita nginep disini aja bertiga, Alvaro sama yang lain juga nginep kok disini." Sambung Friska dengan cepat.
"Iya lebih baik kita nginep aja disini, lagian nggak bakal ada kendaraan umum yang bakal nganterin lo pulang. Ini udah jam 12 malem, besok pagi kita pulang." Kata Naomi yang mendapat anggukan cepat dari Friska.
"Yaudah deh kalau gitu." Jawab Aurora dengan pasrah, karena sejujurnya dia takut tidak ada kendaraan umum yang melintas.
"Tapi maaf ya Ra, lo nggak apa-apa kan kalau tidur dikamar sendiri. Soalnya Naomi udah sama gue." Kata Friska dengan nada lirihnya takut jika Aurora marah kepadanya.
"Nggak apa-apa kok, santai aja." Jawab Aurora sambil menampilkan senyum manisnya. Setelah diberitahukan nomor berapa kamarnya Aurora segera pergi sambil membawa kunci yang sudah diberikan Friska kepadanya.
Aurora nampak menatap kamar yang bertuliskan 308 yang nantinya akan ia tempati sendirian malam ini karena Friska dan Naomi berada dalam satu kamar dengan alasan Friska tidak bisa jika harus tidur sendirian dan harus ada seseorang yang menemaninya di tempat baru.
Aurora nampak menatap sekeliling kamarnya dengan tatapan yang takjub, pasalnya kamar yang ia tempati ini sangat indah dimatanya. Mungkin bagi Friska dan Naomi kamar yang ditempati oleh Aurora adalah tempat biasa namun tidak bagi Aurora karena gadis itu sama sekali belum pernah berada ditempat seperti ini.
***
"Ini lo minum lagi." Kata Calvin kepada Rafael yang tengah meminum minuman beralkohol yang berada di dalam gelas di hadapan mereka berempat.
"Iya ya." Kata Rafael dengan pasrah karena dia kalah dalam permainan yang ia buat sendiri setelah acara ulang tahun Friska selesai.
Permainan itu berlanjut sampai tengah malam dengan Rafael dan Alvaro yang sudah teler karena terlalu banyak minum. Alvaro memang baru pertama kali ini menyentuh minum minuman beralkohol yang sudah dilarang oleh kedua orang tuanya, karena tidak ingin malu di hadapan teman-temannya jadilah Alvaro melanggar larangan dari kedua orang tuanya untuk tidak menyentuh minuman beralkohol.
"Gue ketoilet dulu." Kata Alvaro yang sudah berdiri dari duduknya siap melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi yang berada di ruangan yang tadinya tempat pesta ulang tahun Friska.
"Iya, kita kekamar dulu." Jawab Lingga dengan cepat. Diantara mereka berempat yang masih terlihat segar adalah Lingga karena laki-laki itu sudah sering mengonsumsi minuman beralkohol tidak seperti 3 temannya yang lain.
Rafael, Lingga dan juga Calvin berjalan bersama-sama menuju kamar mereka yaitu di kamar 309 dan 307, sedangkan Alvaro cowok itu baru saja keluar dari dalam kamar mandi dan berjalan dengan perlahan menuju ke kamarnya di nomor 309.
Setelah berusaha untuk berjalan dengan memegangi tembok yang ia lalui akhirnya Alvaro berdiri tepat di kamar dengan nomor 308, pandangannya nampak kabur saat melihat nomor yang tertera di pintu.
"Ini nomor 309 kan?" Tanya Alvaro pada dirinya sendiri saat perlahan membuka pintu kamar nomor 308. Alvaro semakin yakin jika pintu yang ia buka adalah kamar nomor 309 karena pintu itu tidak terkunci dari dalam.
Ceklek.
Pandangan Alvaro jatuh kepada ranjang di mana ada seseorang yang tengah berbaring di balik selimut yang Alvaro yakini itu adalah Rafael karena dirinya dan Rafael mendapatkan satu kamar Sedangkan Lingga dan juga Calvin berada di kamar nomor 307.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Disaat Senja
Teen Fiction𝑺𝑸𝑼𝑬𝑳 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒃𝒂𝒕𝒌𝒖 𝑺𝒖𝒂𝒎𝒊𝒌𝒖 Kisah tentang Alvaro Galih Pratama, cowok berusia 18 tahun yang bersekolah di SMA BHINEKA. Alvaro adalah anak dari pasangan suami istri bernama Arga dan Alana, mempunyai sosok adik perempuan bern...