Senang rasanya bisa pergi bersama Rafael saat ini, bahkan sejak tadi senyumnya terus terukir dibibir Friska. Rasanya sudah sangat lama ia tidak pergi bersama Alvaro saat hari libur.
"Raf, kita mau kemana?" Tanya Friska dengan sedikit berteriak takut jika Rafael tidak mendengarnya.
"Hah, apa?" Bukannya menjawab Rafael malah berbalik bertanya pada Friska membuat Friska memutar bola matanya malas.
"Tuh kan nggak denger, kenapa sih selalu aja gitu. Alvaro juga gitu kalau diajak ngomong nggak pernah langsung jawab." Gumam Friska dengan pelan. Mengingat tentang Alvaro membuat senyum yang tadinya terukir pudar seketika.
"Friska, tadi bicara apa?" Bahkan Friska tidak menyadari jika motor milik Rafael berhenti tepat didepan lampu merah. Pertanyaan Rafael membuyarkan lamunannya.
"Kita mau kemana?" Rafael menganggukkan kepalanya pelan, kemudian tersenyum tanpa menjawab dan kembali melanjutkan perjalanan nya yang ntah pergi kemana.
Lama Rafael mengendarai motor miliknya pada akhirnya ia memberhentikan motor miliknya disebuah parkiran yang sangat luas. Bahkan Friska sampai bingung, kemana sebenarnya Rafael membawanya.
"Kita udah sampai." Senyum mengembang dibibir Rafael setelah Friska turun dari motornya dan melepas helm yang sejak setengah jam lalu melindungi kepalanya.
"Hutan Pinus." Gumam Friska saat membaca tulisan yang berada dihadapannya. Sebelumnya Friska belum pernah kesini sama sekali, bahkan bersama Alvaro pun tidak.
"Ayo." Kata Rafael yang menggandeng tangan Friska untuk masuk kedalam. Sepertinya kali ini Friska akan melihat pemandangan alam bersama dengan Rafael sahabat dari mantan kekasihnya.
Friska menatap tangannya yang sejak tadi digenggam oleh Rafael, ada sesuatu dalam dirinya kali ini saat bersama Rafael. Rafael membawanya kesebuah gazebo kayu yang berada dipinggiran lokasi hutan Pinus, cukup jauh dari pintu masuk.
"Lo duduk disini dulu, gue mau beli cemilan disana." Friska menatap kearah tempat yang ditunjuk oleh Rafael, dimana itu adalah tempat penjual cemilan dan juga minuman.
Friska menatap keindahan bukit dari jauh, sebetulnya tempat yang menjadi pilihan Rafael jauh dari perbukitan tetapi tempatnya yang lumayan tinggi membuat beberapa bukit terlihat dari tempat ini.
Beberapa kali Friska memotret keindahan tempat yang sedang ia nikmati, sampai ia menyadari kehadiran Rafael yang membawa dua kantung plastik ditangannya yang berisi makanan dan juga cemilan ringan.
"Nih cemilan ringan dulu, cemilan berat nya nanti." Kata Rafael yang ikut duduk digazebo bersama Friska. Tidak ada jawaban dari Friska, hanya senyum yang ia tunjukkan.
"Makasih ya Raf, udah mau ajak aku jalan-jalan." Rafael tersenyum sambil membuka cemilan yang tadi ia beli.
"Santai aja kali Fris, lagian gue nggak ada kegiatan dirumah. Ini kan hari libur jadi bebas."
"Biasanya lo kan main sama yang lain kalau hari libur gini, emang yang lain kemana?" Yang dimaksud Friska adalah, Calvin, Lingga dan juga Alvaro.
"Udah bosen gue main sama mereka mulu, sekali kali nggak apa-apa kan main sama cewek cantik kayak lo." Hal itu membuat keduanya tertawa, sampai akhirnya ada seorang ibu ibu yang mengantarkan makanan yang dipesan oleh Rafael.
"Ini mas mbak, pesanannya." Kata wanita itu dengan ramah sambil melekatkan pesanan Rafael, yaitu Ketang goreng, pisang goreng, tempe mendoan dan juga beberapa kue serta dua buah kelapa muda utuh.
"Iya Bu terimakasih ya." Jawab Friska dengan senyum di bibirnya. Begitupun dengan Rafael yang memberikan senyum ramahnya.
"Banyak banget sih Raf makannya, ini aja banyak banget." Kata Friska sambil memperhatikan cemilan yang sebelumnya dibeli oleh Rafael.
![](https://img.wattpad.com/cover/307512612-288-k138312.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Disaat Senja
Novela Juvenil𝑺𝑸𝑼𝑬𝑳 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒃𝒂𝒕𝒌𝒖 𝑺𝒖𝒂𝒎𝒊𝒌𝒖 Kisah tentang Alvaro Galih Pratama, cowok berusia 18 tahun yang bersekolah di SMA BHINEKA. Alvaro adalah anak dari pasangan suami istri bernama Arga dan Alana, mempunyai sosok adik perempuan bern...