"Salah nggak sih Al, kalau gue suka sama lo?" Tanya Aurora kepada Alvaro yang sudah memejamkan matanya beberapa jam yang lalu.
Aurora tadinya memang sudah tertidur tapi ditengah malam dirinya terbangun dengan sendirinya, Aurora terus saja menatap Alvaro yang sedang memejamkan matanya.
"Maafin gue deh kalau udah suka sama lo. Gue janji setelah ini gue akan hapus rasa suka gue ke lo, gue tau kalau lo itu milik Friska sepenuhnya dan akan tetep kayak gitu selamanya." Gumam Aurora kembali sambil mengusap pipi Alvaro.
"Tapi gue minta tolong ya sama lo jangan pernah lupain anak ini, kalaupun lo nggak mau gue akan tetep kenalin lo ke anak ini kalau lo itu papa yang baik." Aurora sudah bertekad jika nanti dirinya berpisah dengan Alvaro dia akan tetap memperkenalkan Alvaro sebagai ayah dari bayinya.
"Gue enggak tahu kapan rasa suka itu muncul, mungkin karena gue tinggal satu atap sama lo makanya gue bisa suka sama lo."
"Oh ya gimana sekarang kabar Friska, kira-kira dia marah nggak ya kalau tau kita itu udah nikah?" Tanya Aurora kembali sambil terus memperhatikan Alvaro yang sedang memejamkan matanya.
"Ngomong-ngomong lalau boleh jujur gue kangen banget tahu bisa sekolah lagi kayak dulu ngumpul sama Friska sama Naomi kadang-kadang juga sama lo, tapi sekarang gue cuma duduk di rumah sekolah pun harus di rumah. Bukannya gue nggak bersyukur masih bisa sekolah tapi menurut gue homeschooling itu nggak ada enaknya." Aurora terus aja curhat kepada Alvaro yang sedang memejamkan matanya tanpa mendengarkan curhatan Aurora.
"Udah dulu deh, curhatnya malem ini. Kapan-kapan lagi ya." Akhirnya Aurora mengakhiri sesi curhatnya dengan diakhiri dengan kekehan kecil yang keluar dari mulutnya setelah itu kembali membaringkan tubuhnya di samping Alvaro yang sudah sejak tadi memejamkan matanya.
***
Dipagi harinya seperti biasa Aurora akan melaksanakan sholat subuh bersama dengan Alvaro setelah itu keluar dari kamarnya untuk membuat sarapan. Mungkin kali ini akan berbeda karena Aurora yang sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya tadi malam.
Beruntung Pak Ferdy selaku bos Aurora mempunyai hati yang sangat baik sehingga mengizinkan Aurora untuk keluar dari restoran nya begitu saja. Tidak ada makanan atau masakan mewah yang Aurora buat selama ini.
Hanya masakan masakan sederhana yang ia bisa buat yang selalu tersaji di atas meja makan saat sarapan dan juga makan malam. "Ini sarapannya." Kata Aurora pada Alvaro yang sudah duduk di kursi meja makan dengan tenang.
"Lo udah minum susu?" Tanya Alvaro kepada Aurora yang sedang sibuk menyiapkan sarapan di atas meja. Aurora hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum tipis ke arah Alvaro.
"Yaudah biar gue bikinin." Kata Alvaro yang sudah mendorong kursinya ke belakang dan segera berdiri dari duduknya untuk membuatkan susu untuk sang istri.
Lagi-lagi Aurora merasa terharu dengan perhatian perhatian kecil yang diberikan oleh Alvaro kepadanya. Mungkin perhatian itu bukan sepenuhnya untuk Aurora melainkan untuk bayi yang berada di dalam kandungannya saat ini.
"Ini." Alvaro sambil meletakkan 1 gelas susu yang biasa diminum oleh Aurora. "Nanti aja setelah makan minumnya." Aurora hanya bisa menganggukan kepalanya pelan mengiyakan apa yang diucapkan oleh Alvaro tadi.
***
Didalam kelasnya Alvaro dan ketiga sahabatnya yang lain sedang mengerjakan tugas matematika dari salah satu guru yang mengajar mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Disaat Senja
Novela Juvenil𝑺𝑸𝑼𝑬𝑳 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒃𝒂𝒕𝒌𝒖 𝑺𝒖𝒂𝒎𝒊𝒌𝒖 Kisah tentang Alvaro Galih Pratama, cowok berusia 18 tahun yang bersekolah di SMA BHINEKA. Alvaro adalah anak dari pasangan suami istri bernama Arga dan Alana, mempunyai sosok adik perempuan bern...