HDS | 64

4.5K 366 40
                                    

Pagi seperti biasa Alvaro dan Aurora sudah siap untuk berangkat ke taman seperti pagi pagi sebelumnya untuk berjalan pagi. Mungkin pagi ini berbeda dari pagi sebelumnya, Aurora meminta Alvaro untuk pergi ke taman kota yang jaraknya lumayan dari apartemen mereka.

Keduanya sudah masuk kedalam mobil dan bersiap untuk berangkat, tidak lupa Alvaro yang membawa tas kecil berisi minuman untuk Aurora dan juga handuk serta tissue.

Sekitar 20 menit berlalu mobil yang dikendarai Alvaro berhenti diparkiran taman. Aurora turun terlebih dahulu yang disusul segera oleh Alvaro di belakangnya, Aurora dan Alvaro dapat melihat parkiran taman dan juga sekitaran taman yang penuh dengan orang-orang yang berlalu lalang pagi ini.

Mungkin karena hari ini adalah hari libur, dan orang orang menghabiskan waktu libur mereka untuk berjalan pagi ditaman kota. Keduanya tersenyum saat menoleh bersamaan satu sama lain, keduanya berjalan beriringan dengan kedua tangan yang bergandengan masuk ke dalam taman.

"Ayo, kita jalan." Kata Alvaro sambil menoleh ke sampingnya di mana Aurora yang tengah berjalan di samping dirinya.

"Iya ayok, banyak banget ya orang orang disini." Aurora sempat heran melihat banyak sekali orang-orang yang berada di taman tersebut bahkan dari anak kecil sampai lansia.

Aurora juga melihat seorang kakek-kakek yang didorong dengan kursi roda oleh seorang wanita, wanita itu terlihat lebih muda darinya yang sepertinya wanita itu yang bertugas untuk menjaga kakek-kakek tersebut.

"Udah ayok, kok malah ngeliatin orang sih." Aurora segera menganggukan kepalanya pelan dan berjalan mengikuti langkah kaki Alvaro yang terbilang cukup pelan untuk mengimbangi langkah kaki Aurora saat ini.

****

Sedangkan di sisi lain taman kota terdapat sepasang kekasih yang tengah duduk di sebuah kursi panjang yang berada di taman, sepertinya keduanya telah beristirahat terlihat dari sang gadis yang tengah meminum air mineral dan sang laki-laki yang tengah mengusap keringat dengan handuk kecil yang berada di lehernya.

"Perasaan baru setangah jam kita lari, tapi udah capek aja." Gumam gadis di sampingnya mengalihkan perhatian dari sang laki-laki yang saat ini tengah meneguk air mineral di tangannya.

"Ya gimana nggak mau capek, orang kamu aja larinya kayak dikejar-kejar sama anjing." Jawaban itu membuat sang gadis kesal dan pelan sambil memukul lengan sosok yang duduk di sampingnya.

"Kamu tuh ngeselin banget tau nggak Raf!!" Kata sang gadis yang tak lain adalah Friska yang saat ini sudah berdiri dari duduknya dan kembali berlari meninggalkan Rafael yang masih duduk di bangku taman.

"Ih gitu aja marah si Friska!!!" Tak ingin melihat gadisnya marah Rafael segera berdiri dan ikut berlari kembali bersama dengan Friska. Kini keduanya nampak berlari beriringan, tapi bedanya tidak ada lagi senyum di bibir Friska membuat Rafael yang melihat itu sesekali terkekeh pelan.

"Udah dong jangan marah." Kata Rafael yang terus berlari mengikuti langkah kaki Friska. Tidak ada tanggapan dari Friska, gadis itu terus lari meninggalkan Rafael yang berada di belakangnya.

Sampai akhirnya kaki Friska tersandung dengan kakinya sendiri yang membuat gadis itu tersungkur ke depan, "Akhh!!" Pekikan Friska terdengar cukup keras membuat beberapa orang yang berada di sekitarnya menoleh ke arah gadis yang tengah terjatuh diatas tanah.

Begitupun dengan Rafael yang berada di belakang Friska, cowok itu begitu terkejut melihat sosok gadis yang sangat ia cintai terjatuh dan bahkan Rafael bisa melihat darah yang keluar dari siku Friska.

Hujan Disaat SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang