"Permisi buk, saya mau tanya Aurora nya kemana ya. Kok nggak ada?" Tanya Naomi kepada seorang wanita yang kebetulan melintas di depan rumah Aurora.
"Saya nggak tahu mbak para tetangga disini juga bingung soalnya mbak Aurora rumahnya ketutup terus." Jawab wanita itu.
"Pergi kerumah saudaranya kali." Kata Calvin yang membuat Naomi segera menoleh ke belakang di mana Calvin yang tengah berdiri di belakangnya.
"Di sini Aurora itu nggak punya saudara." Jawab Naomi dengan cepat. "Ya sudah terimakasih ya Bu." Kata Naomi dengan senyum ramah di bibirnya. Setelah itu Naomi dan juga Calvin kembali lagi ke teras rumah Aurora dan mengetuk pintu rumah milik Aurora berulang kali.
Namun sama saja tidak ada seseorang yang menjawab atau pun membukakan pintu untuk mereka berdua. "Mending tanya ke wali kelas lo aja deh." Kata Calvin yang memberi saran kepada Naomi.
"Gue udah beberapa kali tanya sama wali kelas katanya dia nggak tahu kemana Aurora pergi terus juga enggak ada izin dari Aurora." Jawab Naomi karena dirinya sudah berulang kali bertanya kepada wali kelasnya namun jawaban yang sama ia dapatkan yaitu tidak mengetahui keberadaan Aurora.
"Kok aneh ya. Masa tetangganya nggak ada yang tahu kemana perginya. Ditambah lagi guru-guru juga nggak ada yang tahu ke mana perginya Aurora." Kata Calvin yang mendapat anggukan pelan dari Naomi.
"Ya udah yuk Vin kita pulang aja, kayaknya emang Aurora udah nggak ada di kota ini deh. Tapi kemarin nomornya masih aktif pas gue telepon tapi nggak diangkat." Kata Naomi kembali kepada Calvin yang masih berdiri disampingnya.
Kali ini adalah kali kedua Calvin menemani Naomi untuk pergi ke rumah Aurora. "Yaudah ayo kita pulang." Kata Naomi yang menarik pelan tangan Calvin membuat cowok itu langsung mengikuti langkah kaki Naomi yang kecil.
***
"Lo langsung kesini?" Tanya Denis saat melihat Alvaro yang baru saja keluar dari kamar mandi yang sepertinya Alvaro baru saja mengganti seragam sekolahnya menjadi baju biasa untuk bekerja.
"Iya bang kalau pulang dulu nanti kejauhan." Denis hanya mengangguk-anggukan kepalanya pelan sambil tersenyum ke arah Alvaro memberi semangat kepada calon Papa muda itu.
"Yaudah kalau gitu gue ke dalem dulu." Kata Denis yang mendapat anggukan cepat dari Alvaro. Setelah meletakkan tas dan juga seragamnya di atas meja yang berada di dekat kamar mandi Alvaro segera ikut bergabung bersama dengan Andri dan juga Harry yang sedang membetulkan beberapa motor.
"Widih anak sultan lagi belajar hidup mandiri." Kata Harry yang memberikan candaan kepada Alvaro yang dibalas dengan kekehan kecil dari Alvaro.
"Kan harus hidup mandiri bang, kan yang kayak itu bapak sama mak gue." Mendengar itu Andri dan juga Harry hanya terkekeh pelan karena Alvaro bisa menempatkan dirinya di mana saja dan dengan siapa saja.
Contohnya saja Alvaro memanggil mama dan juga papanya dengan sebutan Bapak dan mak dihadapan Andri, Harry ataupun dihadapan Denis, sedangkan di hadapan teman-temannya Alvaro tetap memanggil kedua orang tuanya dengan sebutan mama papa.
"Ini lo ganti oli." Kata Harry yang menunjuk sebuah motor matic yang berada di sampingnya. Alvaro segera menganggukkan kepalanya pelan kemudian mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan oleh Harry kepadanya.
Sebetulnya di sini ada lebih dari 3 karyawan tapi yang dekat dengan Alvaro hanyalah Andri dan juga Harry karena 2 orang itu yang sering memegang motor Alvaro jika motor cowok tersebut berada di bengkel milik Denis.
![](https://img.wattpad.com/cover/307512612-288-k138312.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Disaat Senja
Teen Fiction𝑺𝑸𝑼𝑬𝑳 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒃𝒂𝒕𝒌𝒖 𝑺𝒖𝒂𝒎𝒊𝒌𝒖 Kisah tentang Alvaro Galih Pratama, cowok berusia 18 tahun yang bersekolah di SMA BHINEKA. Alvaro adalah anak dari pasangan suami istri bernama Arga dan Alana, mempunyai sosok adik perempuan bern...