HDS | 28

9K 660 51
                                    

"Gue harus cari tau kemana perginya Aurora, sebenernya sih bagus dia pergi dari sekolah ini. Tapi gue penasaran kemana dia pergi." Gumam Friska didalam hatinya.

"Tapi gimana caranya gue bisa tau kemana dia pergi." Gumam Friska kembali. Friska memang berada dikantin bersama dengan Naomi.

"Lo kenapa?" Tanya Naomi yang melihat Friska nampak melamun. Friska yang ditanya oleh Naomi hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum ke arah sahabatnya itu.

"Kita kekelas yuk." Kata Friska yang sudah berdiri dari duduknya dan menarik pelan pergelangan tangan milik Naomi. Naomi gadis itu hanya mengikuti apa yang diucapkan oleh Friska sahabatnya.

Seperti biasa saat pulang sekolah Friska akan langsung pulang ke rumahnya namun gadis itu kini malah berhenti di seberang sebuah restoran. Di mana restoran itu adalah tempat bekerja Aurora.

Friska memang mengetahui jika Aurora masih bekerja di restoran itu tapi Friska tidak mengetahui di mana tempat tinggal Aurora saat ini dan kenapa Aurora tidak lagi bersekolah seperti biasanya.

"Gue harus tetap tungguin dia disini sampai dia pulang." Gumam Friska sambil membuka pintu mobilnya untuk keluar. Friska keluar dari dalam mobilnya untuk pergi ke minimarket dan membeli beberapa minuman serta cemilan untuk dirinya saat di dalam mobil nanti.

Benar dugaan Friska jika Aurora akan keluar pukul 3 sore. Senyum Friska mengembang saat melihat Aurora yang sudah keluar dari restoran dan berjalan menaiki angkot yang baru saja berhenti tepat dihadapan Aurora.

Friska terus mengikuti ke mana angkot yang ditumpangi Aurora itu pergi hingga akhirnya angkot yang ditumpangi oleh Aurora berhenti di sebuah klinik sederhana yang berada tidak jauh dari restoran veteran.

"Dia mau apa kesana?" Tanya Friska dengan sangat penasaran saat melihat Aurora yang masuk ke dalam klinik. Friska segera turun dari mobilnya dan mengikuti Aurora yang sudah masuk terlebih dahulu ke dalam klinik.

***

"Iya ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang dokter yang sudah duduk di hadapan Aurora. Aurora hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum ramah ke arah dokter yang berada di hadapannya itu.

Selama kehamilannya sendiri Aurora belum sempat memeriksakan bagaimana perkembangan dari janin yang ia kandung saat ini. Sehingga dirinya berniat untuk memeriksakan kandungannya seorang diri tanpa memberitahu Alvaro terlebih dahulu.

"Saya mau periksa kandungan saya dok." Jawab Aurora dengan suaranya yang sangat pelan karena sejujurnya Dia sangat malu saat kehamilannya diketahui oleh orang-orang di mana usianya yang belum genap 18 tahun.

"Bagaimana, bisa diulangi?" Tanya dokter itu kembali kepada Aurora. Aurora menghembuskan nafasnya sangat pelan kemudian mengulangi lagi ucapannya.

"Mohon maaf, adek sudah menikah?" Tanya dokter itu kepada Aurora, "iy-ya dok, saya sudah menikah." Jawab Aurora dengan gugup karena sejujurnya dia takut untuk mengungkapkan statusnya saat ini kepada orang lain.

"Oke baiklah kalau begitu silakan berbaring saya akan periksa kandungan anda." Aurora hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh dokter wanita itu.

Aurora sudah berbaring di atas tempat tidur kemudian dokter wanita itu sedikit membuka kaos yang digunakan oleh Aurora ke atas. Aurora dapat melihat ada sebuah titik kecil di dalam kandungannya yang terlihat dari layar monitor yang berada di ruangan dokter itu.

Setelah selesai Aurora keluar dari ruangan dokter yang tadi memeriksanya sambil membawa satu kertas resep vitamin yang diberikan oleh dokter kepadanya.

Hujan Disaat SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang