HDS | 30

9.5K 615 56
                                    

"Naom, Lo harus tau." Kata Friska dengan suaranya yang sangat pelan dan terdengar berbisik kepada Naomi yang duduk disampingnya.

"Ada apa?" Tanya Naomi yang bingung dan juga penasaran sekaligus menatap kearah Friska yang berada disampingnya.

Sedangkan Alvaro, Rafael, Calvin dan juga Lingga mereka hanya terlihat biasa-biasa saja saat mendengar ucapan Friska dan juga Naomi. Keempat cowok itu terus melanjutkan acara bermain game di ponsel masing-masing.

"Aurora hamil." Kata Friska dengan suaranya yang sangat pelan namun masih bisa didengar oleh 5 orang yang berada di meja itu.

Alvaro, cowok itu langsung menundukkan pandangannya menatap kearah Friska dengan tatapan yang sulit diartikan begitupun dengan ketiga teman Alvaro yang lain.

Jangan tanyakan bagaimana keterkejutan Naomi gadis itu sampai berdiri dan menggebrak meja dengan sangat keras membuat orang-orang yang berada disekitarnya menatap aneh kearah dirinya.

"Lo kalau ngomong yang bener." Kata Naomi yang kini kembali duduk di samping Friska. Akhirnya Friska menceritakan bagaimana dirinya bisa tahu tentang kehamilan Aurora.

"Gila sama siapa tuh anak hamil?" Tanya Lingga dengan suaranya yang sangat pelan karena Friska dan juga Naomi yang merahasiakan tentang kabar kehamilan Aurora kepada siapapun.

"Gue nggak tau, tapi beruntung dia udah keluar dari sekolah ini dan nggak lagi temenan sama kita." Kata Friska yang membuat Alvaro hanya diam di tempatnya meskipun hatinya bergemuruh menahan rasa sakit.

"Dia jual diri kali, makanya sampai hamil." Jawab Rafael dengan sangat pelan namun masih bisa didengar oleh teman-temannya itu. Mendengar itu membuat emosi Alvaro semakin naik sehingga tanpa sengaja dirinya memukul meja di hadapannya yang menimbulkan perhatian dari orang-orang disekitarnya.

"Kalau ngomong dipikir dulu, jangan asal nuduh." Setelah mengatakan itu Alvaro pergi begitu saja dari kantin meninggalkan kekasih dan juga teman-temannya yang lain.

"Dia kenapa sih?" Tanya Rafael menatap kearah Friska yang duduk di hadapannya. Sedangkan Friska gadis itu juga bingung dengan sikap Alvaro yang akhir-akhir ini yang terlihat berubah.

Naomi gadis itu tidak lagi mampu untuk berbicara apapun rasanya yang ia dengar saat ini adalah petaka bagi dirinya ataupun bagi Aurora. "Sekarang dia tinggal dimana?" Tanya Naomi yang kini membuka suaranya setelah beberapa saat terdiam dengan segala keterkejutannya tentang berita yang ia terima siang ini.

"Gue nggak tahu dia tinggal di mana soalnya setelah gue tahu kalau dia itu hamil gue langsung pulang." Naomi menghembuskan nafasnya pelan karena dia ingin sekali meminta penjelasan kepada Aurora tentang berita yang ia dengar.

"Kayaknya bener deh kata lo, kalau seandainya Aurora itu jual diri makanya dia sampai hamil." Kata Friska yang kini membenarkan apa yang diucapkan oleh Rafael tadi.

"FRISKA!!! Kalau ngomong dipikir dulu." Bentak Naomi dengan suaranya yang sangat keras sambil berdiri dari duduknya. Setelah itu Naomi meninggalkan kantin dengan segala kekecewaan dan juga marah di dalam hatinya.

"Mereka berdua pada kenapa sih, kok kayak nggak terima banget kalau kita bilang Aurora itu jual diri." Bisik Friska kepada Rafael yang kini sudah duduk di sampingnya.

Sedangkan Lingga dan juga Calvin mereka hanya diam tanpa membuka suaranya karena mereka berdua juga tidak tahu bagaimana kejadian awal Aurora yang bisa hamil.

"Udahlah kalian gak usah bicara ini di sini, kalau kalian mau bicarain tentang ini mendingan di luar sekolah." Setelah mengatakan itu Lingga berdiri dari duduknya bersama dengan Calvin dan meninggalkan Friska dan juga Rafael.

Hujan Disaat SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang