HDS | 62

7.9K 566 84
                                    

"Makasih banyak ya Ra makan siangnya." Jam menunjukkan pukul dua siang dan mereka semua baru akan beranjak pergi dari apartemen Alvaro dan Aurora.

Aurora tersenyum menatap Naomi, "iya sama-sama. Lagian nggak tiap hari kan." Jawab Aurora cepat.

"Yaudah, kita semua pulang dulu. Makasih makan siangnya." Lingga menyahut dengan cepat.

"Lo bertiga pulang apa nggak?" Tanya Lingga saat melihat Rafael dan Friska yang asik duduk berdua disofa ruang tamu. Sedangkan Calvin ia juga tengah duduk dihadapan Friska dan Rafael.

Ketiganya mendongok menatap Lingga, "Iya pulang lah. Emang boleh nginep disini?" Calvin berdiri sambil menggendong tas miliknya.

"Ya tentunya nggak boleh!!" Jawab Alvaro yang diakhiri dengan kekehan kecil. Calvin menatap Alvaro dengan tatapan mencibir kearah sang pemilik apartemen.

"Iya deh, yang udah nikah. Pengennya berdua an aja, nggak mau diganggu." Calvin berjalan melewati Alvaro begitu saja.

"Udah nggak usah didengerin tuh anak emang nggak jelas." Lingga kembali berucap kepada Alvaro dan Aurora.

"Friska lo mau nginep disini, besok kan nggak masuk." Aurora menatap Friska yang masih duduk sedangkan Rafael sudah berdiri beberapa saat yang lalu.

Belum sempat Friska membuka mulutnya, terdengar suara Rafael yang sangat sangat mengejutkan mereka semua.

"Jangan!!!" Kedua bola mata Rafael sampai melotot menatap Aurora yang berdiri disamping Alvaro.

"Ih kaget Raf." Pekik Friska yang memukul lengan Rafael setelah gadis itu berhasil berdiri.

"Ya kan cuma nanya doang, lagian Friska keliatan betah banget disini. Sama Naomi juga kalau mau nginep boleh kok." Naomi dan Friska sama sama menggeleng.

"Bisa-bisa terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kalau Friska nginep." Kata Rafael didalam hatinya. Jujur ia tidak rela Friska berdekatan dengan Alvaro tidak ikhlas rasanya.

"Ntar bener-bener kejadian, cinta lama bersemi kembali. Kan butuh waktu dapetin cinta dia, mana susah lagi." Rafael terus bergumam didalam hatinya.

"Mikirin apa sih Rafael?" Tanya Alvaro yang menatap Rafael yang hanya diam dengan bola mata yang bergerak-gerak.

"Itu nggak akan terjadi, jangan takut gitu deh." Sambung Alvaro kembali. Sepertinya kini Alvaro memiliki kelebihan baru yaitu membaca isi hati Rafael.

Sedangkan para gadis itu menatap bingung kearah dua sahabat itu, "apa sih?" Tanya Aurora penuh tanya.

"Nggak ada apa-apa kok Ra." Jawab Alvaro dengan senyum di bibirnya. Rafael memutar bola matanya malas mendengar ucapan Alvaro.

"Udah ayok kita pulang." Rafael berjalan terlebih dahulu diikuti oleh Friska dibelakangnya.

Friska tersenyum saat langkahnya berhenti dihadapan Aurora, "gue pulang dulu ya Ra. Makasih buat semua nya, masakan lo enak, kapan kapan gue mau belajar." Aurora tersenyum dan menganggukkan kepalanya pelan.

"Iya Fris, hati-hati dijalan semua!!" Bahagia rasanya bisa membuat para sahabatnya bahagia meskipun hanya masakan sederhana.

Tinggallah Aurora dan Alvaro, keduanya sama-sama tersenyum menatap satu sama lain. "Pasti capek banget kan masak segitu banyaknya." Alvaro menuntun Aurora untuk duduk di sofa.

Aurora tersenyum kecil mendapat perhatian dari Alvaro, kepalanya menggeleng pelan menjawab pertanyaan Alvaro. "Anak papa capek ya ikut mama masak tadi pagi?" Alvaro memegang perut Aurora dengan perlahan.

Saat tangannya mengusap perut sang istri, ia merasakan tendangan dari dalam. Dan membuatnya terperanjat kaget, "Ih!! Tuh kan Ra dedek bayinya capek ikut masak." Pekik Alvaro dengan hebohnya.

Hujan Disaat SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang