HDS | 31

9.6K 663 46
                                    

"Lo dari mana, HAH!!" Bentak Alvaro kepada Aurora yang berdiri didepannya. Alvaro sudah sejak tadi mencari kemana perginya Aurora namun tidak kunjung menemukannya.

Hingga Alvaro memutuskan untuk pulang, dan tidak lama Aurora datang, Aurora yang mendapatkan bentakan dari Alvaro langsung saja menundukkan kepalanya menatap ke bawah.

"Jawab gue Ra!!!" Kata Alvaro kembali sambil menarik dagu Aurora yang membuat Aurora meringis pelan karena tarikan yang cukup keras.

"Sakit." Ringis Aurora yang berusaha melepaskan tangan Alvaro dari dagunya. Bukannya melepas Alvaro semakin mencengkram dagu milik Aurora membuat gadis itu hanya bisa memejamkan kedua bola matanya untuk menahan rasa sakit di dagunya.

"Lo dari mana jawab gue!!!" Kata Alvaro kembali sambil terus menatap kearah Aurora yang sedang memejamkan matanya.

"Gu- gue kerja." Jawab Aurora dengan pelan. Alvaro yang mendengar itu seketika melepaskan tangannya dari dagu milik Aurora membuat Aurora hanya bisa meneteskan air matanya.

"APA SELAMA INI UANG YANG GUE KASIH ITU KURANG!!!" Aurora hanya bisa memejamkan kedua matanya saat mendengar suara Alvaro yang begitu tinggi.

"JAWAB GUE RA!!!" Bentak Alvaro kembali membuat Aurora langsung membuka matanya menatap kearah Alvaro dengan wajah yang marah.

"Ng- nggak, uang yang lo kasih nggak kurang. Gue kerja karena dari dulu sebelum gue nikah sama lo gue udah kerja, dan sekarang gue nggak mau nyusahin lo. Lo dari pagi udah sekolah pulang sekolah lo harus kerja sampai malam gue kasian sama lo, masa depan lo itu masih panjang cuma gara-gara gue lo harus pisah sama keluarga lo. Harus cari uang sendiri buat biaya kehidupan lo." Jawab Aurora dengan air mata yang sudah berada di kedua pipinya.

"Uang yang lo kasih selama ini cuma gue pake buat beli keperluan di apartemen, uangnya juga masih ada gue simpan. Uang hasil kerja gue bakalan gue buat biaya persalinan anak ini nanti. Gue nggak mau ngerepotin lo lebih jauh." Sambung Aurora kembali dengan mengusap perutnya yang terlihat rata.

"Lo jangan khawatirin gue, selama ini gue hidup sendirian dan gue juga kerja sendiri buat tambah-tambah biaya hidup gue salama ini." Alvaro hanya diam sambil terus memperhatikan Aurora yang terus berbicara dengan air mata yang sejak tadi sudah turun namun dengan cepat wanita dihadapannya itu menghapus air matanya yang jatuh.

"Lo lagi hamil Ra, lo nggak boleh egois!!" Kini suara Alvaro tidak lagi tinggi seperti tadi namun kata demi kata nya penuh dengan penekanan.

"Gue nggak apa-apa Al, selama 1 bulan ini gue kerja dia nggak pernah rewel dia baik mau ngertiin ibunya yang cari uang buat biaya persalinan nya nanti." Alvaro menarik pergelangan tangan Aurora dengan pelan dan membawa gadis itu menuju ke kamar.

Aurora hanya mengikuti kemana Alvaro membawanya pergi, "Ini." Kata Alvaro sambil memberikan sebuah kartu yang didalamnya terdapat uang sekitar 15 juta hasil dari tabungannya selama dirinya SMA.

"Ini apa?" Tanya Aurora yang memperhatikan kartu yang berada di tangan Alvaro. Alvaro meminta Aurora untuk duduk di ranjang yang diikuti oleh dirinya yang juga ikut duduk di samping Aurora.

"Ini kartu ATM gue, di dalam sini ada uang sekitar 15 juta. Uang ini uang gue sendiri, hasil nabung saat pertama kali gue masuk ke SMA, dan rencananya uang ini buat biaya persalinan lo nanti." Aurora yang mendengar itu merasa terharu dengan apa yang dilakukan oleh Alvaro.

"Jadi lo jangan khawatir tentang biaya persalinan itu semua udah gue tanggung." Kata Alvaro kembali sambil mengusap airmata yang jatuh dipipi Aurora.

"Kalau buat biaya makan uang hasil kerja gue masih cukup Ra, jadi lo jangan khawatir lagi sekarang juga lo keluar dari kerjaan lo itu dan tetap diam di sini." Aurora hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil menatap kearah Alvaro yang juga menatapnya.

"Maafin gue." Kata Aurora yang dengan cepat memeluk tubuh Alvaro membuat cowok itu sedikit terkejut namun dengan cepat ia juga membalas pelukan Aurora.

***

Di malam harinya setelah selesai sholat isya Alvaro dan juga Aurora sudah berbaring di atas ranjang dengan pikirannya masing-masing. Aurora yang memikirkan tentang bagaimana caranya dirinya berbicara kepada bosnya itu jika ingin berhenti bekerja.

Sedangkan Alvaro cowok itu terus memikirkan perkataan Friska di saat mereka semua berada di kantin. Tentang Friska yang mengetahui jika Aurora dengan mengandung.

"Ra!" Panggil Alvaro suaranya yang pelan sambil melirik kearah Aurora yang sedang bersandar di sandaran ranjang.

"Hem." Jawab Aurora dengan singkat. Kini Alvaro bangkit dari tidurnya dan memposisikan tubuhnya sama seperti posisi Aurora.

"Friska sama yang lain udah tau kalau lo lagi hamil." Kata Alvaro dengan hati-hati karena takut membuat Aurora terkejut.

Deg.

Aurora yang mendengar itu merasakan jantungnya yang berdetak sangat cepat. Rasanya ada sesuatu di dalam hatinya yang merasa sakit saat mendengar jika kedua sahabatnya sudah mengetahui jika dirinya tengah mengandung.

"Friska adalah orang pertama yang tahu lo lagi hamil. Pas tadi di kantin dia bilang sama Naomi penyebab lo nggak pernah sekolah lagi karena lo itu lagi hamil. Tenang aja nggak ada yang tahu tentang kehamilan lo selain Friska, Naomi dan teman-teman gue." Mendengar itu membuat Aurora meneteskan air matanya.

"Pasti mereka nganggep gue itu cewek gak bener. Pasti mereka mikir kayak gitu, pasti mereka bilang kalau gue yang udah goda lo duluan sampai gue bisa hamil." Kata Aurora dengan suaranya yang bergetar hebat.

"Nggak Ra, lo itu cewek baik-baik. Gue yang brengsek. Mereka nggak tahu kalau lo itu lagi hamil anak gue, Friska cuma tahu kalau lo itu lagi hamil. Lo tenang aja nggak bakal ada orang yang berani macam-macam sama lo selagi masih ada gue." Alvaro langsung menarik Aurora dalam pelukannya dan memberikan ucapan ucapan lembut di kepala sang istri.

"Gue janji bakal jagain lo sama bayi kita. Gue nggak rela kalau mereka nganggep lo cewek nggak bener Ra, karena semua ini kesalahan gue." Kata Alvaro di dalam hatinya sampai terus mengusap lembut rambut Aurora.

"Sekarang lo istirahat ya, jangan banyak pikiran kasian bayi gue." Kata Alvaro dengan kata yang diakhiri dengan kekehan kecil sambil mengusap lembut perut milik Aurora.

Cukup lama Aurora berada di dalam pelukan Alvaro sampai gadis itu tertidur dengan sendirinya, Alvaro hanya membiarkan Aurora yang tidur di dalam pelukannya menunggu sampai gadis itu benar-benar nyenyak dalam tidurnya.

Setelah memastikan bahwa Aurora tidur dengan nyenyak dan juga nyaman Alvaro segera membenarkan posisi tidur sang istri, Alvaro juga menarik selimut dan menyelimuti tubuh Aurora sampai ke batas dada.

Setelah itu memberikan usapan lembut di kepala Aurora dan juga menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik milik Aurora, "Maafin gue Ra." Gumam Alvaro dengan suaranya yang lirih.

"Gue janji gue bakal bahagiain lo sama anak kita dengan cara gue sendiri. Sekali lagi gue minta maaf karena gue masa depan lo hancur dan sekarang lo harus terjebak dengan pernikahan ini dan juga hamil di usia yang masih muda. Semoga nggak akan terjadi apa-apa sama lo ataupun sama kandungan lo." Gumam Alvaro dengan suaranya yang sangat lirih sambil terus menatap kearah Aurora yang sudah memejamkan matanya sejak tadi.

Alvaro hanya terus menatap kearah Aurora yang sedang tidur sampai akhirnya Alvaro tersenyum saat melihat wajah Aurora yang tampak polos dan juga sangat imut. "Lo kayak bayi Ra." Gumam Alvaro pelan.

----------

Hay guys, gimana kabar kalian. Kayaknya udah malam nggak up deh😂. Tapi tenang guys aku usahain up kok, paling nggak dua kali dalam seminggu deh.

Jangan lupa vote dan komen ya guys aku tunggu, yang belum follow juga segera follow ya guys aku tunggu.

Babay sampai bertemu lain hari lagi, dengan bab dan alur yang baru.

Hujan Disaat SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang