"Mah, pah liat deh." Kata Ara dengan suaranya yang pelan.
Arga dan Alana yang berada di dalam kamar yang menjadi fasilitas di kamar Aurora itu segera keluar untuk melihat sesuatu yang akan ditunjukkan oleh Ara.
Ara yang duduk di sofa segera berdiri dengan mulut yang terbuka, ditatapnya ranjang yang menjadi tempat Aurora berbaring.
"Apa sayang?" Tanya Alana saat melihat Ara yang tengah berdiri dan mendekat ke arah ranjang Aurora.
"Mah liat deh, kak Aurora." Mendengar itu Alana dan Arga segera mendekat ke arah Aurora. Keduanya begitu terkejut dengan apa yang ditunjukkan oleh Ara, Aurora menangis sambil mengucapkan sesuatu yang tidak bisa didengar oleh mereka.
Dan juga kedua bola mata Aurora yang terbuka dengan sempurna, "panggil dokter pah!!" Kata Alana dengan panik meminta sang suami untuk segera memanggil dokter.
Arga segera memanggil dokter, nampak Alana terus menatap ke arah Aurora yang terus mengucapkan sesuatu. "Sebentar ya sayang, papa lagi panggilan dokter." Kata Alana kepada Aurora.
Dokter datang bersama dengan Arga, Arga, Alana dan juga Ara sedikit mundur ke belakang saat dokter memeriksa kondisi Aurora. Setelah melakukan pemeriksaan dokter tersebut tersenyum ke arah Alana dan juga Arga.
"Alhamdulillah sekali ya Pak Arga dan juga Bu Alana, anak bapak dan ibu telah sadar dari komanya. Dan kondisinya cukup baik-baik saja saat ini kita lihat perkembangannya besok pagi." Perkataan dokter itu begitu melegakan hati Arga dan Alana yang mendengarnya.
"Makasih ya dokter." Kata Alana dengan senyum ramah di bibirnya. Dokter itu berpamitan untuk keluar terlebih dahulu.
"Ada yang sakit sayang?" Tanya Alana yang duduk di samping Aurora, Aurora yang mendapatkan pertanyaan dari sang mama mertua menggelengkan kepalanya pelan.
"Al- Alvaro." Itulah kata pertama yang terucap dari bibir Aurora setelah dirinya sadar beberapa menit dari komanya.
Arga dan Alana terdiam beberapa saat, saat Aurora menanyakan Alvaro, bagaimana mereka harus menjawab atas pertanyaan itu. Mereka tidak mau membuat Aurora kepikiran terhadap kondisi Alvaro.
"Alvaro ada kok sayang, tapi dia dirungan yang berbeda." Jawab Alana sambil mengulas senyum hangatnya. Aurora tidak menjawab gadis itu menatap ke samping di mana ada seorang bayi mungil yang tengah tertidur dengan sangat pulas.
"Iya itu anak kamu nak, dia sangat cantik sama seperti kamu." Kata Alana yang menyadari tatapan Aurora.
"Sekarang dia lagi tidur biarin dulu ya dia istirahat. Mendingan sekarang kamu istirahat aja lagi biar besok kamu bisa gendong anak kamu." Aurora menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum ke arah sang Mama mertua.
Sedangkan Ara gadis itu nampak mengetikan sesuatu di ponselnya, setelah berhasil mengirimkan pesan itu Ara tersenyum menatap ke arah sang kakak ipar yang juga tengah menatapnya.
"Oh Hay kak!" Sapa Ara sambil berjalan ke arah sang kakak ipar. Senyum gadis itu terukir indah di bibirnya menatap istri dari kakaknya itu.
"Oh ya kak, anak kakak belum dikasih nama tauk. Kata mama sama papa mungkin kakak punya nama sendiri buat anak kakak." Kata Ara yang berjalan mendekat ke arah sang kakak ipar.
Aurora menganggukkan kepalanya pelan, ia kembali teringat jika sang suami telah menyiapkan nama untuk anak mereka. "I- ya, ka kak kamu. Ud- dah nyiapin na- ma." Jawab Aurora dengan suara yang terbata-bata.
"Wah pasti bagus ya nanti namanya, aku nggak sabar." Kata Ara kembali yang mendapat senyum dari Aurora dan juga Alana.
Di lain sisi Arga mendapatkan sebuah kabar yang membuat ia segera keluar dari ruangan Aurora, hal itu membuat Ara, Alana dan Aurora bertanya-tanya kenapa Arga keluar secara terburu-buru tanpa berpamitan terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Disaat Senja
Teen Fiction𝑺𝑸𝑼𝑬𝑳 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒃𝒂𝒕𝒌𝒖 𝑺𝒖𝒂𝒎𝒊𝒌𝒖 Kisah tentang Alvaro Galih Pratama, cowok berusia 18 tahun yang bersekolah di SMA BHINEKA. Alvaro adalah anak dari pasangan suami istri bernama Arga dan Alana, mempunyai sosok adik perempuan bern...