"Mau ya nikah sama Alvaro." Kata Alana sambil memegang tangan milik Aurora. Sedangkan Aurora yang ditanya seperti itu hanya terdiam di tempatnya karena dirinya tidak tahu apakah ini salah atau benar.
"Kasian bayi kalian." Mendengar kata bayi membuat hati Aurora menjadi luluh dan akhirnya setuju untuk menikah dengan Alvaro.
"Baiklah kalian akan menikah nanti malam, papa akan menghubungi teman papa nanti." Kata Arga yang menatap bergantian ke arah Alvaro dan juga Aurora.
"Nanti malem pah?" Tanya Alvaro yang sedikit terkejut jika nanti malam dirinya akan menikahi Aurora. "Iya nanti, malam. Lebih cepat lebih baik, kasian Aurora jika harus tinggal sendiri." Alvaro hanya bisa pasrah dengan keputusan yang sudah ditentukan oleh sang papa.
"Baiklah Aurora, kita permisi dulu. Nanti sore Al akan menjemput kamu." Kata Arga yang sudah berdiri dari duduknya yang diikuti oleh Alana.
"Baik om." Jawab Aurora cepat. Alvaro cowok itu masih diam duduk di kursi kayu milik Aurora membuat Alana menatap kearah putranya itu.
"Al ayo pulang." Kata Alana yang menarik pelan lengan Alvaro membuat cowok itu segera bangkit dari duduknya.
***
Setelah kepergian keluarga Alvaro Aurora memilih untuk masuk ke dalam kamarnya dan menatap foto kedua orang tuanya. "Ayah, bunda Aurora mau nikah nanti malam." Kata Aurora yang memberikan kabar kepada kedua orangtuanya entah itu kabar buruk atau tidak Aurora sendiri tidak tahu.
"Doain Aurora ya yah, Bun biar Aurora bisa jalani hidup Aurora setelah Aurora jadi istri orang." Sambung Aurora yang kembali mengusap foto kedua orang tuanya.
Aurora merasa bingung dengan keadaannya saat ini bagaimana mungkin dirinya akan menikah dengan kekasih sahabatnya. "Maafin gue ya Friska, gue beneran enggak ada niat buat ngerebut Alvaro dari lo. Gue janji sama lo setelah anak gue lahir gue akan minta pisah sama dia." Kata Aurora yang sudah memikirkan rencananya setelah nanti anaknya lahir ke dunia.
Yang Aurora butuhkan saat ini hanyalah status ayah dari anaknya nya, Aurora tidak lagi peduli dengan semua hal tentang biaya kehidupannya setelah dirinya melahirkan, Aurora bisa kembali bekerja.
Pukul empat sore Aurora sudah selesai mandi dengan pakaian yang ia kenakan seperti biasanya. Namun kali ini sedikit berbeda karena gadis itu menggunakan dress dibawah lutut berwarna biru tua yang sangat cocok di tubuhnya.
Tok.
Tok.
Tok.
Aurora nampak menoleh kebelakang saat mendengar pintu rumahnya yang diketuk oleh seseorang. Aurora sangat yakin jika yang mengetuk pintunya ada Alvaro ayah dari bayi yang ia kandung saat ini.
Ceklek.
Dan benar apa yang dikatakan kan oleh Aurora jika yang datang ke rumahnya adalah Alvaro yang sudah berdiri tepat di hadapan pintu rumahnya.
"Udah?" Tanya Alvaro kepada Aurora saat melihat pintu yang terbuka menampilkan sosok gadis cantik yang berdiri dengan dress di bawah lutut berwarna biru tua. Aurora tidak menjawab gadis itu hanya menganggukkan kepalanya pelan tanpa menampilkan senyum apapun ke arah Alvaro.
"Yaudah, ayo kita berangkat." Kata Alvaro yang menggandeng tangan Aurora. Aurora juga tidak melawan, gadis itu hanya mengikuti kemana langkah Alvaro membawanya akhirnya langkah kaki mereka berdua berhenti tepat di samping mobil hitam milik Alvaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Disaat Senja
Dla nastolatków𝑺𝑸𝑼𝑬𝑳 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒃𝒂𝒕𝒌𝒖 𝑺𝒖𝒂𝒎𝒊𝒌𝒖 Kisah tentang Alvaro Galih Pratama, cowok berusia 18 tahun yang bersekolah di SMA BHINEKA. Alvaro adalah anak dari pasangan suami istri bernama Arga dan Alana, mempunyai sosok adik perempuan bern...