"Seneng banget nih keliatannya, kenapa?" Pertanyaan tiba-tiba terlontar dari bibir Rafael kepada Friska yang duduk disebelahnya.
Kini mereka berdua sedang duduk berdua dikantin sekolah mereka, banyak anak-anak yang menatap tidak percaya pada Friska yang akhir-akhir ini sedang dekat dengan Rafael. Bahkan kedekatan mereka sudah diketahui oleh teman-teman Rafael, terutama Alvaro.
"Kepo banget deh lo Raf." Jawab Friska acuh. Bukannya marah Rafael justru tersenyum sambil mengacak rambut Friska yang tergerai indah dengan jepit rambut kecil diatas telinganya.
"WAH WAH!! Ape nih. Makin hari makin seru aja." Celetuk Calvin dengan suara yang melengking ditelinga keduanya.
Calvin memang datang bersama dengan Lingga kekantin, untuk Alvaro cowok itu sama sekali tidak terlihat bersama mereka. Ntah kemana perginya Alvaro tidak ada yang tau, bahkan Alvaro tadi keluar dari kelas sebelum bel istirahat.
Tanpa diminta Calvin dan Lingga ikut bergabung bersama Rafael dan Friska yang tiba-tiba diam tanpa kata. "Udah pada pesen?" Tanya Lingga menatap Rafael dan Friska bergantian, kebetulan mereka berdua duduk berdampingan.
"Udah." Jawab Rafael cepat. Friska terdiam ia begitu bingung dengan kedatangan kedua sahabat Rafael ini, dan juga sikap keduanya yang biasa saja saat ada dirinya bersama dengan Rafael.
"Diem aja Fris, kenapa? Kita ganggu kalian ya?" Pertanyaan Calvin menganggetkan Friska dengan segala lamunannya.
"Ah nggak kok Vin, cuma kaget aja tiba-tiba kalian kesini." Jawab Friska dengan jujur. Calvin menganggukkan kepalanya pelan sambil mengetukkan jarinya diatas meja kantin.
"Naomi!!" Panggil Calvin saat melihat seorang gadis yang berjalan melewatinya begitu saja.
Naomi gadis itu tersenyum menatap kearah meja Calvin, dan seketika kaget melihat Friska yang juga ada disana. Ada rasa rindu dihatinya kepada Friska, meskipun hubungan mereka merenggang tapi Naomi masih menganggap Friska sebagai sahabatnya.
"Hay Fris, apa kabar?" Sapa Naomi setelah berdiri disamping meja Friska. Friska tertegun mendengar sapaan Naomi untuknya, setelah sekian lama ia dan Naomi tidak saling bicara akhirnya kini Naomi mau berbicara padanya.
Rafael menatap Friska yang duduk disampingnya, senyum Rafael terukir saat mengingat Friska pernah mengatakan jika ia sangat rindu terhadap Naomi dan ingin kembali berteman dengan Naomi seperti dulu dan tentunya bersama dengan Aurora juga.
"Boleh gabung nggak?" Sambung Naomi membuat Friska kembali dibuat terkejut, dengan spontan memberikan anggukan kecil untuk Naomi.
"Maafin gue ya Fris, selama ini udah ngejauh dari lo." Akhirnya Naomi mengutarakan permintaan maafnya kepada Friska.
Friska kembali tertegun, apa dia tidak salah dengar Naomi meminta maaf padanya untuk kesalahannya sendiri selama ini. "Seharusnya gue yang minta maaf sama lo Naom, gue udah egois." Tak terasa air mata Friska terjatuh membasahi pipinya.
"Udah jangan nangis, yang udah ya udah aja. Yang sekarang ya sekarang iya nggak Raf?" Tanya Naomi sedikit menggoda Rafael yang sejak tadi menatap Friska.
"Hah apa!!" Rafael terkejut mendengar Naomi berkata membuat Calvin dan Lingga sama-sama tersenyum geli melihat tingkah Rafael.
"Gue denger-denger lo lagi deket sama sahabat gue yang satu ini ya Raf?" Pertanyaan Naomi membuat Rafael tersenyum kikuk begitupun dengan Friska yang bingung dengan semua ini.
"Jadi udah kelar semua nih masalah?" Tanya Lingga dengan suaranya yang pelan. Friska menggeleng pelan sambil menundukkan kepalanya, ada sesuatu yang masih mengganjal didalam hatinya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Disaat Senja
أدب المراهقين𝑺𝑸𝑼𝑬𝑳 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒃𝒂𝒕𝒌𝒖 𝑺𝒖𝒂𝒎𝒊𝒌𝒖 Kisah tentang Alvaro Galih Pratama, cowok berusia 18 tahun yang bersekolah di SMA BHINEKA. Alvaro adalah anak dari pasangan suami istri bernama Arga dan Alana, mempunyai sosok adik perempuan bern...