"Mah." Panggil Aurora dengan pelan saat melihat sang mama mertua tengah duduk bersama dengan papa mertuanya.
Alana menoleh kesamping dan mendapati sang menantu disana, senyumnya mengembang dengan indah melihat Aurora datang tiba-tiba kerumahnya.
"Eh Ra." Kata Alana dengan cepat. Arga yang melihat menantunya juga ikut tersenyum, Aurora berjalan mendekat kearah meja makan dan menyalami tangan kedua mertuanya.
"Sini duduk." Kata Alana dengan bibir yang terus melengkung membentuk senyum indah dibibirnya. Aurora segera duduk disamping sang mama mertua, terlihat Alana yang sedang memotong beberapa buah dihadapannya.
"Kok nggak bilang-bilang dateng kesini sih Ra." Kata Alana dengan menatap Aurora dan tangan yang masih sibuk dengan buah apel.
"Tadi Alvaro ngajaknya mendadak mah, tiba-tiba aja bilang mau kerumah mama." Jawab Aurora dengan pelan. Alana mengangguk kemudian memberikan buah apel kepada Aurora.
"Ini makan buahnya." Aurora mengangguk mengiyakan permintaan sang mama mertua. Tiga orang berbeda usia itu dengan hangat berbincang di meja makan sambil memakan buah.
Bahkan Alana ataupun Arga tidak menanyakan keberadaan putra mereka, dilain tempat Arsen dan Alvaro tengah duduk berhadapan diruang tamu berbeda dengan Ara yang duduk diruang tengah menikmati cemilannya.
"Kok jadi aku yang sendirian sih." Gerutu Ara dengan pelan. Kesal sekali rasanya ia dengan sang kakak yang merebut Arsen darinya.
"Lagian kak Arsen juga pake ikut ikutan kakak." Dengan kesal Ara berdiri dari duduknya berjalan sambil menghentakkan kakinya kearah dapur.
"Kenapa sih sayang?" Tanya Arga yang melihat putrinya dengan wajah kesal, bibirnya mengerucut membuat pipinya mengembung.
"Ara kesel sama kakak sama kak Arsen." Jawab Ara cepat, tangannya mengambil potongan buah apel dihadapan sang papa.
"Emang kenapa sih sayang sama mereka?" Tanya Alana dengan lembut. Tidak lupa juga dengan senyum hangat yang selalu hadir setiap berbicara dengan anak-anaknya.
"Tadi kan Ara asik sama kak Arsen diruang tengah. Tiba-tiba kakak ngajak kak Arsen keruang tamu, jadinya Ara sendirian." Arga, Alana dan Aurora yang mendengar aduan Ara hanya terkekeh pelan.
"Mungkin kakak kamu lagi ada urusan sayang." Arga kembali berbicara sambil mengusap lembut penuh cinta kepala Ara.
Ditempat lain, tepatnya diruang tamu Alvaro masih diam menatap Arsen yang duduk didepannya. "Kenapa sih?" Tanya Arsen dibuat bingung sendiri dengan Alvaro yang tiba-tiba mengajaknya pergi.
"Nggak apa-apa." Jawaban Alvaro membuat kedua bola mata Arsen melotot. Ia rela meninggalkan Ara demi Alvaro, tapi kenyataannya tidak ada hal penting yang ingin dibicarakan.
"Ah nggak jelas lo!!" Pekik Arsen dengan kesal. Alvaro terkekeh melihat tingkah Arsen yang sama tidak jelasnya dengan dirinya.
"Lo pacaran sama adek gue?" Alvaro melemparkan pertanyaan pada Arsen membuatnya terdiam, bingung ingin menjawab apa.
"Ehm!! Kenapa tiba-tiba tanya itu sih?" Arsen berdeham dan kembali bertanya kepada Alvaro.
"Nggak, gue cuma pengen tau aja. Jadi lo temenan doang sama adek gue?" Dituduh hanya sebagai teman Ara membuat Arsen tak terima. Tatapannya menatap tajam kearah Alvaro membuat Alvaro menarik sudut bibirnya kebelakang.
"Bener dong, kalau nggak pacaran ya temenan." Arsen diam tidak menjawab. Ia merasa sejak tadi Alvaro sangat tidak jelas menanyakan tentang ia dan Ara.
"Lo kenapa sih, perasaan dari dulu gue juga sering main sama Ara. Lo biasa aja, tapi sekarang kenapa ribet banget dah." Kata Arsen dengan jengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Disaat Senja
Teen Fiction𝑺𝑸𝑼𝑬𝑳 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒃𝒂𝒕𝒌𝒖 𝑺𝒖𝒂𝒎𝒊𝒌𝒖 Kisah tentang Alvaro Galih Pratama, cowok berusia 18 tahun yang bersekolah di SMA BHINEKA. Alvaro adalah anak dari pasangan suami istri bernama Arga dan Alana, mempunyai sosok adik perempuan bern...