HDS | 41

8K 670 81
                                    

"Pokoknya jangan sampe ibu mu ini mencintai ayahmu nak." Gumam Aurora sambil mengelus perut ratanya sambil menatap lurus ke depan lebih tepatnya ke arah kamar mandi yang tertutup beberapa menit yang lalu.

"Ibu nggak mau sakit hati dan juga membebani ayahmu, ayahmu itu juga perlu bahagia bersama dengan seseorang yang dia cintai bukan sama ibumu ini yang datang tiba-tiba tanpa terduga." Aurora terus saja bergumam sejak Alvaro masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya setelah pulang dari bekerja.

"Sehat-sehat ya di dalam, kamu itu semangat ibu jadi kamu harus kuat sampai kamu lahir, pokoknya kamu harus kuat menghadapi perjalanan hidup yang singkat ini." Tanpa tersadar saat Aurora mengatakan itu Alvaro mendengarnya sebab sosok yang berstatus sebagai calon papa muda itu tengah berdiri diambang pintu kamar mandi dengan handuk putih yang berada di tangannya.

Sedetik kemudian Aurora menyadari jika ada Alvaro diambang pintu dengan pakaian lengkap dan juga handuk kecil putih di tangannya, "Udah selesai? Mau makan sekarang?" Tanya Aurora kepada Alvaro setelah cowok itu berjalan mendekat ke arah ranjang tempat di mana Aurora yang tengah duduk bersandar.

"Nanti aja, tolong keringin rambut gue." Kata Alvaro yang kini sudah duduk di bawah ranjang sambil memberikan handuk kecil yang sejak tadi ia pegang kepada Aurora.

Tanpa menjawab Aurora segera mengambil handuk itu kemudian memposisikan tubuhnya di belakang Alvaro yang tengah duduk di atas lantai, dengan sangat hati-hati dan juga sangat pelan Aurora menggosok rambut basah milik Alvaro dengan handuk yang sebelumnya sudah diberikan oleh Alvaro kepadanya.

Perlakuan Aurora yang sangat lembut membuat Alvaro memejamkan kedua bola matanya sambil merasakan kelembutan yang diberikan oleh sang istri saat mengeringkan rambutnya. Sedangkan Aurora gadis itu tampak terus menggosok rambut basah milik suaminya dengan pikiran yang melayang kemana-mana.

"Tapi kayaknya ibumu ini udah jatuh cinta sama ayahmu." Kata Aurora di dalam hatinya sambil melirik perut ratanya.

"Meskipun ibu tahu nggak akan pernah ada balasan untuk ibumu ini dari ayahmu. Semoga saja rasa cinta ibumu ini segera hilang dan tidak akan menimbulkan rasa sakit lagi diantara ayahmu, ibumu dan juga tante Friska." Karena melamun Aurora sampai tidak sadar jika handuk yang ia pegang sudah sampai di dahi Alvaro yang membuat Alvaro menautkan kedua alisnya bingung.

"Ra kenapa sampe ke dahi?" Tanya Alvaro setelah membuka kedua bola matanya yang sebelumnya terpejam karena kenyamanan yang diberikan oleh Aurora kepadanya.

"Hah!!" Pekik Aurora yang terkejut mendapat pertanyaan dari Alvaro yang sekarang mendongakkan kepalanya menatap ke belakang. Aurora hanya menggeleng pelan kemudian melanjutkan kembali kegiatannya mengusap rambut Alvaro sampai kering.

"Ini udah, mau makan sekarang?" Kata Aurora kepada Alvaro yang masih setia duduk di lantai sambil menyisir rambutnya ke belakang. "Nggak deh, gue mau istirahat aja. Badan gue pegel semua." Jawab Alvaro yang kini sudah berjalan menuju ke arah kamar mandi untuk meletakkan handuk basah yang tadi ia gunakan.

Aurora tidak menjawab bumil cantik itu hanya menatap kepergian Alvaro menuju ke kamar mandi, tidak lama Alvaro sudah kembali dari kamar mandi. Cowok itu berjalan mendekat ke arah ranjang lebih tepatnya ranjang di sebelah kanan Aurora.

"Gue istirahat dulu, badan gue capek banget." Kata Alvaro yang sudah merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan juga menarik selimut menggunakan kedua kakinya.

"Pasti dia capek karena seharian udah sekolah ditambah lagi harus bekerja sampai malam." Kata Aurora di dalam hatinya yang merasa kasihan dengan keadaan dan juga kondisi suaminya.

Bagaimana tidak Alvaro harus berangkat sekolah pukul 07.00 pagi dan akan pulang pukul 15.00 sore setelah itu dirinya akan langsung pergi ke bengkel Denis untuk bekerja sampai pukul 21.00 ataupun pukul setengah 22.00 malam.

"Al mau gue pijitin nggak?" Tanya Aurora kepada Alvaro yang memiringkan badannya menjadi terlentang sedangkan Aurora bumil cantik itu masih duduk di atas ranjang dengan posisi miring menghadap ke arah Alvaro.

"Boleh kalau nggak ngerepotin." Aurora segera beranjak dari atas ranjang untuk mengambil body lotion miliknya yang berada di atas meja rias dan membawanya ke arah ranjang tepat di mana sang suami yang tengah berbaring terlentang.

"Sini." Kata Aurora yang meminta Alvaro untuk mendekat ke arahnya. Tanpa menjawab Alvaro sedikit bergeser ke arah Aurora yang tengah duduk di pinggir ranjang dengan kaki yang masih menjulur ke lantai.

Sekarang posisi Alvaro sudah tengkurap dengan bertelanjang dada karena sebelum dirinya berbaring ia sudah melempar kaosnya ke arah sofa. Pertama-tama Aurora memberikan body lotion di atas punggung sang suami kemudian memulai memijatnya dengan perlahan-lahan.

Aurora terus memijat punggung Alvaro kemudian naik ke pundak sang suami, setelah dirasa cukup Aurora berganti memijat lengan bagian kanan milik suaminya itu menggunakan body lotion.

"Al balik badannya, gue mau mijit tangan bagian kiri." Kata Aurora setelah memijat lengan bagian kanan milik sang suami namun tidak ada jawaban dari Alvaro membuat Aurora bertanya-tanya tentang keadaan sang suami.

"Apa dia tidur?" Tanya Aurora yang kini sedikit melihat ke arah sang suami yang tengah tengkurap. Dan benar apa yang dipertanyakan oleh Aurora saat melihat kedua bola mata Alvaro yang nampak terpejam dan juga nafas yang sudah teratur.

"Pasti dia kecapean banget sampai-sampai ketiduran, kasihan banget harus kerja keras buat biayain hidup nya sendiri sama gue." Gumam Aurora yang secara tidak langsung dirinya menyalahkan dirinya sendiri atas kondisi yang menimpa suaminya.

"Semoga lelahnya hari ini menjadi berkah kita semua, dan juga selalu lindungi dia dimanapun dia berada ya Allah. Hamba kasihan dengannya karena harus melihat di setiap harinya suami hamba bekerja dan juga bersekolah secara bersamaan." Kata Aurora sambil mengusap kepala sang suami dengan sangat lembut kemudian memberikan sebuah kecupan di kening sang suami dengan singkat karena takut mengganggu kenyamanan Alvaro saat tidur.

Melihat Alvaro yang sudah tertidur Aurora memilih beranjak dari atas ranjang menuju keluar kamar lebih tempatnya menuju ke arah dapur, Aurora nampak memasukkan beberapa makanan yang tadi sore dia buat untuk suaminya ke dalam kulkas.

Setelah selesai Aurora memilih menuju ke ruang keluarga di mana dirinya menyalakan televisi untuk menemaninya malam ini karena jujur saja Aurora akhir-akhir ini selalu kesulitan untuk tidur. Mungkin malam ini dirinya akan begadang ditemani dengan televisi.

Berulang kali Aurora memencet tombol remote untuk mengganti siaran televisi di hadapannya. Tapi sayang sama sekali tidak ada siaran TV yang menarik untuknya membuat Aurora kesal setengah mati. Dengan kesal dan juga sedikit jengkel Aurora mematikan televisi kemudian memilih kembali untuk berada di dapur.

Saat di dapur Aurora mengambil satu botol air dingin kemudian membawanya ke meja makan dengan gelas yang berada di tangannya. Aurora mendudukkan bokongnya di atas kursi meja makan dan menuangkan air dingin ke dalam gelas yang sebelumnya sudah ia ambil.

Setelah menghabiskan satu gelas air dingin Aurora sepertinya merasakan kantuk yang luar biasa terbukti dari beberapa kali dirinya menguap saat berada di dapur. Bahkan Aurora meninggalkan botol dan juga gelas bekasnya di atas meja tanpa mengembalikannya terlebih dahulu karena kedua bola matanya yang sudah sangat mengantuk mengajaknya untuk tidur malam ini.

Sesampainya di dalam kamar pemandangan pertama yang Aurora lihat adalah sang suami yang tengah berbaring membelakanginya.

---------

Hey, apa kabar??
Mana nih yang udah kangen Alvaro sama Aurora??

Jangan bilang kangen kalau nggak vote sama komen ya, awas aja kalian.


Hujan Disaat SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang