"Gue berangkat ke sekolah dulu, ati-ati dirumah. Kalau mau keluar rumah bilang sama gue dulu." Kata Alvaro yang saat ini tengah memakai sepatu sekolah miliknya dengan Aurora yang berdiri di samping Alvaro.
Aurora tidak kunjung menjawab, bumil cantik itu hanya diam bahkan tidak memperdulikan Alvaro. "Ra dengerin gue nggak sih?" Tanya Alvaro setelah berhasil memasang kedua sepatu di kakinya.
"Hah apa??" Tanya Aurora dengan gugup saat Alvaro yang tengah berdiri di sampingnya dengan tatapan yang sulit diartikan oleh Aurora. Alvaro hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan kemudian mengambil tas miliknya di atas sofa setelah itu pergi meninggalkan Aurora begitu saja tanpa mengucapkan kata.
"Dia kenapa?" Tanya Aurora saat melihat Alvaro yang sudah hilang di balik pintu apartemen meninggalkan dirinya sendirian di dalam apartemen seperti biasanya.
"Gue kenapa ya setiap kali deket-deket sama Alvaro bawaannya deg-degan terus ditambah lagi gue senang dia ada di samping gue." Gumam Aurora sambil mendudukkan bokongnya di atas sofa yang tadi sempat diduduki oleh Alvaro.
"Apa mungkin gue udah cinta sama Alvaro karena dia udah baik dan perhatian sama gue?" Tanya Aurora sambil memikirkan perasaannya yang aneh beberapa hari ini lebih tepatnya saat dirinya dirawat di rumah sakit.
"Kalau bener gue jatuh cinta sama dia gue nggak mau rasa cinta itu ngebuat kebahagiaan suami sama sahabat gue terhalang. Gue mau mereka bahagia kayak dulu sebelum Alvaro nikah sama gue. Pasti Alvaro setiap hari ngerasain nggak nyaman deket-deket sama gue." Kini pikiran-pikiran yang semulanya tidak pernah dipikirkan oleh Aurora terlintas di dalam benaknya yang membuat Aurora harus mengubur rasa cinta yang perlahan-lahan muncul di permukaan hatinya.
"Maafin gue Fris, sumpah demi apapun gue nggak ada maksud buat jatuh cinta sama Alvaro. Gue yakin gue jatuh cinta sama dia karena dia itu baik dan perhatian sama gue. Gue bakal pastiin setelah anak gue lahir gue bakal pergi jauh dari kehidupan kalian berdua gue ikhlas kalau kalian berdua itu sama-sama karena pada dasarnya kalian itu sepasang kekasih yang sangat mencintai." Gumam Aurora kembali sambil menatap lurus ke arah foto pernikahannya yang berada di atas dinding ruang tamu.
Aurora menatap sekeliling barang-barang yang berada di apartemennya. Baru berapa hari dirinya sakit barang-barang di dalam apartemennya sudah sangat berdebu dan juga kotor yang membuat Aurora merasa risih saat melihatnya.
Aurora memilih beranjak dari duduknya untuk mengambil peralatan kebersihan untuk membersihkan apartemennya seperti biasa sebelum dirinya sakit. Dengan senang hati dan juga bersenandung ria Aurora mengerjakan pekerjaan rumahnya satu persatu sampai pekerjaan rumah itu selesai.
Pukul 10.30 siang Aurora menghentikan kegiatannya saat merasa perutnya yang berbunyi menandakan butuh diberi asupan makanan. Karena merasa perutnya yang lapar akhirnya Aurora pergi ke dapur untuk membuat sesuatu yang bisa mengganjal perutnya siang ini.
Saat membuka kulkas hanya ada beberapa telur, daun selada, timun tomat dan juga daging ikan salmon, bahkan Aurora tidak menemukan sedikit nasi pun di dapur karena tadi pagi dirinya tidak memasak melainkan membeli bubur ayam di depan apartemen.
Kali ini Aurora memilih membuat roti yang di atasnya diberi daun selada timun dan juga telur ceplok tentunya kemudian ditumpuk lagi menggunakan roti tawar, "Sayang kita makan ini dulu ya." Gumam Aurora sambil mengelus perutnya yang tampak rata mencoba berinteraksi dengan sang jabang bayi.
Pukul 15.00 Aurora tengah duduk di sofa dengan televisi yang menyala dan juga beberapa cemilan di hadapannya. Sejak tadi bumil cantik itu terus saja menonton drama Korea kesukaannya dan juga memakan cemilan yang tersedia di apartemen.
Sejak tadi Aurora terus menatap pintu apartemen berharap ada seseorang yang membukanya dari luar namun pintu itu tidak kunjung diketuk ataupun dibuka seseorang yang membuat Aurora sedikit khawatir tentang keadaan sang suami.
"Apa gue telfon aja." Gumam Aurora sambil beranjak dari duduknya untuk mengambil ponsel miliknya di dalam kamar sepertinya bumil cantik itu melupakan jika suaminya harus bekerja sepulang sekolah dan akan pulang pukul 21.00 sampai 21.30 malam.
Pada akhirnya Aurora memberanikan diri untuk menghubungi sang suami menggunakan ponsel miliknya namun sayang tidak ada jawaban dari Alvaro membuat Aurora hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan kemudian meletakkan ponselnya kembali dan kembali lagi ke ruang keluarga di mana siaran TV masih menyala.
***
Sedangkan di tempat lain nampak seorang remaja tengah membetulkan sebuah motor yang berada di hadapannya, dia adalah Alvaro suami dari Aurora dan juga anak dari pasangan Arga dan juga Alana.
"Lo nggak makan dulu Al?" Tanya Harry kepada Alvaro yang sejak pulang sekolah tadi cowok tersebut belum menyentuh makanan apapun. Alvaro hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil menatap ke arah Hary kemudian tersenyum ke arah laki-laki yang menjadi teman kerjanya itu.
"Mendingan lo makan dulu aja tinggalin motornya nanti biar gue lanjutin." Sambung Harry yang kasihan melihat Alvaro, bagaimana tidak kasihan hampir setiap hari melihat Alvaro yang datang ke bengkel dengan seragam sekolah yang masih lengkap di tubuhnya.
"Gak usah Bang nggak apa-apa lagian ini juga nanggung sebentar lagi mau selesai." Jawab Alvaro dengan kedua tangan yang masih sibuk membetulkan sebuah motor yang berada di hadapannya. Harry maupun Andri hanya dia melihat kegigihan dan juga semangat Alvaro saat bekerja.
Bukan apa-apa Harry meminta Alvaro untuk makan siang terlebih dahulu karena Harry takut terjadi sesuatu kepada Alvaro karena sejak siang cowok itu belum menyentuh makanan apapun ditambah dirinya sudah mengerjakan pekerjaannya yang cukup berat.
Sedangkan Denis laki-laki berusia 28 tahun itu hanya menatap karyawan baru dan juga karyawan lamanya secara bergantian. Denis menampilkan senyum tipisnya saat melihat Alvaro yang begitu rajin dan juga bersemangat dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga Denis berniat untuk memberikan uang tips kepada Alvaro.
"Al, lo makan dulu aja. Kasian tu perut kalau nggak dikasih makan, kalau lo sakit siapa yang mau nyari uang. Istri lo yang lagi hamil itu lo suruh nyari uang." Kata Denis dengan sedikit berbisik saat dirinya sudah berdiri tepat di samping Alvaro yang tengah berjongkok.
Mendengar itu membuat Alvaro segera menghentikan kedua tangannya dan mendongak menatap ke arah Denis yang juga menatapnya, mendengar kata istri Alvaro bangkit dari jongkoknya kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tangan dan juga kakinya terlebih dahulu sebelum menyantap makan siang yang tadi siang sudah dibelikan Dennis untuk dirinya Harry dan juga Andri.
"Kalau bos yang nyuruh mah beda ya ndri." Kata Harry saat melihat Alvaro yang sudah berjalan ke dalam sebuah kamar mandi yang berada di bengkel itu.
Sedangkan Andri cowok itu hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Harry, mendapat tatapan tajam dari Denis membuat Harry dan juga Andri segera kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.
Sedangkan di dalam kamar mandi Alvaro segera mencuci muka tangan dan juga kakinya setelah itu mengambil wudhu terlebih dahulu karena saat di dalam kamar mandi cowok tersebut mendengar suara adzan yang berkumandang sangat merdu ditelinganya.
Setelah selesai mengambil wudhu Alvaro segera melaksanakan sholat ashar terlebih dahulu sebelum menyantap makan siang yang sudah dibelikan oleh Dennis tadi siang, setelah sholat dan makan Alvaro kembali menuju ke depan untuk membetulkan motor yang sempat tertunda karenanya.
--------
Malem semuanya, udah lama banget ya aku gak up, mungkin ada satu bulan hehehe.
Nih, aku udah up. Jangan lupa vote dan komen ya aku tunggu secepatnya pokoknya hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Disaat Senja
Teen Fiction𝑺𝑸𝑼𝑬𝑳 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒃𝒂𝒕𝒌𝒖 𝑺𝒖𝒂𝒎𝒊𝒌𝒖 Kisah tentang Alvaro Galih Pratama, cowok berusia 18 tahun yang bersekolah di SMA BHINEKA. Alvaro adalah anak dari pasangan suami istri bernama Arga dan Alana, mempunyai sosok adik perempuan bern...