HDS | 59

5.4K 497 40
                                    

Setelah menunaikan sholat magrib dan makan malam, Aurora dan Alvaro kembali kedalam kamar mereka untuk belajar bersama.

Meskipun Aurora homeschooling dia tetap mengikuti ujian dihari yang sama dengan Alvaro, mungkin hanya waktunya saja yang berbeda.

"Sebentar gue ambil bukunya dulu." Aurora menganggukkan kepalanya pelan. Terlihat Alvaro berjalan kearah meja belajar disudut ruangan untuk mengambil buku buku mereka.

"Nih!" Kata Alvaro meletakkan perlahan buku buku itu dikarpet bulu disamping ranjang mereka.

Keduanya sama-sama diam mencerna materi dan juga latihan soal ujian dihadapannya. Sesekali Alvaro membenarkan posisi duduknya yang bersandar disisi ranjang.

Begitupun dengan Aurora yang bersandar dinakas yang berada dibelakangnya. Waktu terus berputar dengan cepat, keduanya tidak menyadari karena sibuk dengan fikiran masing-masing.

"Kalau udah ngantuk dilanjut besok aja belajarnya Ra." Sejak beberapa menit yang lalu Alvaro memperhatikan Aurora yang terlihat sudah mengantuk, terbukti dengan Aurora yang beberapa kali menguap.

"Al, gue mau tanya!" Aurora menegakkan tubuhnya dan memperbaiki posisi duduknya, tatapannya menatap serius kearah Alvaro yang saat ini sedang meletakkan sebuah buku dipangkuannya.

"Kata mama lo nggak mau lanjut kuliah setelah lulus?" Sebelum ia pulang Alana mama mertuanya itu bercerita kepada Aurora tentang Alvaro yang tidak mau lanjut kuliah dan alasannya.

Alana berharap Aurora bisa membujuk Alvaro dan merubah keputusan itu, "Mama cerita sama lo?" Aurora mengangguk pelan.

Tangannya menarik pelan tangan Alvaro dan menggenggamnya, senyum Aurora terukir indah saat menatap Alvaro, "Jangan karena gue sama anak ini lo nggak kuliah."

"Lo harus kuliah dan lanjutin pendidikan lo itu, sayang kalau lo nggak kuliah. Gue bisa jagain anak ini sendiri Al, lo jangan khawatirin gue." Aurora terus berbicara.

Ia tidak ingin hanya karenanya Alvaro tidak kuliah, "Lo itu pinter Al. Kata mama juga lo punya universitas impian yang lo pengen."

"Gue nggak apa-apa, meskipun lo kuliah jauh dari sini gue nggak masalah Al." Tangan Alvaro melepas tangan Aurora dari tangannya dan kini tangannya lah yang menggenggam tangan Aurora.

"Gue nggak bisa Ra, itu udah keputusan gue. Gue mau rawat anak kita sama-sama, kalau gue kuliah gue nggak bisa ketemu sama lo sama dia." Tangan kiri Alvaro mengelus perut Aurora dengan lembut.

"Lo bisa pulang setiap bulan atau setiap minggu." Alvaro tersenyum, bagaimana ia bisa pulang setiap bulan bahkan setiap minggu jika perjalanannya saja membutuhkan waktu berjam-jam untuk sampai.

"Udah jangan dibahas lagi, sekarang lo tidur aja gih." Alvaro tidak ingin membahas ini lagi, sudah cukup pembahasannya kali ini tentang perkuliahan.

"Nggak bisa Al, gue pengen liat lo kuliah kayak yang lain!!!" Alvaro tersenyum kecil menatap Aurora yang masih berusaha membujuknya.

"Emangnya lo ikhlas kalau gue kuliah, universitas yang gue mau itu jauh banget." Aurora terdiam, mencoba menerka-nerka dimana universitas yang Alvaro inginkan.

"Lo beneran pengen tau tempatnya?" Tanya Alvaro dengan suaranya yang lembut. Aurora mengangguk mantap menantikan jawaban Alvaro.

"Amsterdam!"

Deg.

Jantung Aurora berdetak dengan cepat mendengar kata Amsterdam dari Alvaro, dimana itu adalah ibu kota negara Belanda.

Negara yang sangat jauh dari negaranya, butuh berjam-jam untuk sampai kesana. Lalu bagaimana ia bisa meminta Alvaro untuk pulang setiap bulan bahkan setiap minggu.

Hujan Disaat SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang