5

1.7K 239 10
                                    

Langkah lunglai mengiringi malamnya, tubub remuk redam ia tahan sejak tadi walau pertolongan pertama sudah ia dapat, tapi tidak berpengaruh banyak. Pukulan dan tendangan mereka terlalu kuat untuk diselekan.

Awalnya ia hanya ingin sampai dengan lambat, namun atensi pintu yang terbuka dari jarak 100 meter sebelum ke rumah membuatnya kalap. Melupakan semua luka ditubuhnya, ia langsung berlari mendekat. Ia panik, sang adik berada didalam, sebelum pergi ia mengunci pintu dari luar. Tidak mungkin orang lain bisa masuk kesana.

"Jungkook.." lirihnya.

Ia segera bergegas masuk memastikan bahwa sang adik baik baik saja ataupun tidak ada pencuri disana. Ia membuja kasar pintu kamar Jungkook, dan pandangan tidak biasa menyapa indranya. Seokjin terpaku dengan sosok Yoongi yang kini tidur bersama sang adik.

"Yoon?" Tanyanya heran.

Suara lirih itu membuat Yoongi terbangun dan duduk disana, memerhatikan sang kakak dari tempat tidur mereka.

"Yoon apa yang kau lakukan disini??"

"Kenapa? Bukannya ini rumahku juga? Apa sekarang aku sudah tidak boleh kesini lagi?"

Seokjin mendekat, cahaya bulan dari jendela yang terbyma menerangi wajah membirunya.

"Seokjin wajahmu--" yoongi hendak menyentuh pipi itu namun Seokjin menepisnya kasar.

"Berhenti melakukan hal kotor, Yoongi. Aku sudah bilang padamu, serahkan semua urusan uang itu padaku."

"Aku melakukannya juga untuk membantumu. Kenapa kau tidak pernah mengerti, Seokjin?"

"Kau pencuri!! Aku tidak akan memakan uang haram! Berhenti, Yoon. Biar aku yang mencari uang untuk kalian."

Yoongi berdecih "Kau pikir aku suka melakukannya? Ya! Kim Seokjin! Hidup kita sudah susah. Tidak punya orang tua, tidak punya pekerjaan bahkan kita semua masih dibawah umur untuk mencari uang sendiri. Dunia begitu buruk memperlakukan kita, apa salahnya membalas dendam pada orang-orang!!? Mereka sudah hidup enak, sedangkan kita?"

"MENCURI BUKAN JALAN KELUAR!"

"Lalu apa??? Menjual dirimu untuk dihajar habis-habisan oleh gengster?"

"Yoon, bagaimana kau tahu?"

Tanpa sadar segepok uang yang ia dapat tadi muncul dari saku Seokjin, dan juga luka-luka itu. Yoongi mengenalmya, bagaimana cara mereka memukul adalah untuk melumpuhkan seseorang, hanya ada 1 group yang dapat melakukannya.

"Berhenti sok suci, Seokjin. Kita sama-sama melakukan hal buruk namun dengan cara yang berbeda."

Yoongi melangkah maju, ia hendak keluar namun suara Seokjin mencegahnya.

"Tidak. Tindakanmu merugikan orang lain, sedangkan aku hanya merugikan diriku saja. Kita berbeda."

Yoongi terdiam. Ia kalah telak. Menjadi bandit bukan keinginannya namun ia terpaksa, kebutuhan dan lingkungan yang mengharuskan ia untuk mencuri. Yoongi yang tertutup, dan Seokjin yang terlalu sibuk mengharuskan mereka terjebak dalam ketidakpekaan satu sama lain.

"Hentikan. Aku tidak mau kau menyesal. Kau adalah adikku, Yoon. Serahkan semuanya padaku."

Yoongi menahan tangis, mereka saling memunggungi. Sudah 1 tahun mereka diam, tidak saling bertemu apalagi berkomunikasi.

Yoongi mendongak mencoba menahan tangisnya. Lalu pergi menjauh keluar dari tempat yang menjadi rumahnya selama ini.

"Aku harus bagaimana? Aku bahkan gagal menjaga keluargaku."








Perjuangan Seorang KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang