39

856 134 9
                                    

Yoongi dan Jungkook terpaksa menuruti keinginan Seokjin. Padahal Yoongi tidak sudi kalau harus bertemu sang ibu. Ia yang membuat mereka harus merasakan susahnya hidup tanpa orang tua.

Tidak apa, demi Seokjin ia akan melakukan apapun asal Hyungnya baik-baik saja. Ia jadi merinding mengingat bagaimana Namjoon membentak mereka untuk pertama kali, sangat menyeramkan.

Kentara bahwa Namjoon begitu menyayangi Seokjin.

Bahkan sekarang keduanya dilarang masuk ke kamar. Katanya Yoongi dan Jungkook berisik dan mengganggu istirahat Seokjin.

Padahal nyatanya Seokjin di dalam yang meminta agar kedua sang adin tetap di luar.

Ia tahu mereka anan merasa bersalah akibat kejadian tadi, apalagi jika harus melihatnya bersimbah darah untuk ke sekian kalinya.

"Ke rumah sakit sekarang."

Seokjin menatapnya tajam "Nanti saja. Aku masih bisa tahan," padahal ia hampir menghabiskan sekotak tissue untuk menyeka hidung dan gusinya yang berdarah.

"Apa kemarin terjadi sesuatu saat kalian berdua bertemu?"

"Uh? Kami hanya mengobrol dan aku meminta Eomma untuk membawa mereka."

"Bagaimana kalau mereka tidak betah? Apa kau memang sengaja menjauhkan mereka darimu?"

"Kau cerdas. Aku memang sengaja. Tidak mungkin mereka hidup berdua tanpa seseorang yang mengurusnya."

"Kau."

"Apa?"

"Kau satu-satunya yang dapat mengendalikan dua bocah nakal itu."

"Hahaha... benar sekali, tapi untuk beberapa waktu, tidak lagi. Mereka harus bisa tanpa aku."

Senyuman itu lagi, kalau boleh jujur Namjoon muak melihat senyum bodoh Seokjin ketika berkata hal yang tidak ia suka. seola-olah ia harus terbiasa dengan keputus asaannya.

"Terserah. Kau bukan tuhan yang bisa tau masa depan."

Seokjin menunduk "Apa Tuhan akan memberiku waktu lebih lama? Aku sudah berdoa tapi tubuhku... tidak menunjukkan bahwa Tuhan mengabulkan semua doaku."

"Namjoon ah.."

"Kau pikir aku menyerah bukan tanpa alasan?"

Namjoon diam mematung. Ia menggeram dalam hati menahan tangis oleh pertanyaan Seokjin. Ia selalu mengira bahwa Seokjin manusia putus asa yang menyerah hanya karena sebuah penyakit.

"Kuharap hanya aku yang merasakan hal ini. Aku tidak mau kau, Yoongi atau Jungkook merasakan hal yang sama. Jadi, bisakah kau mencoba untuk mengikhlaskanku dari sekarang?"

Namjoon menangis. Ia tak berani beradu tatap dan justru mengalihkan pandangannya.

Ia mengusap air matanya kasar.

"Aku tunggu jawabanmu."

Setelah itu, Namjoon keluar tanpa bicara apapun lagi.

"Manusia mana yang mau kehilangan sahabatnya," ucapnya dalam hati.






...






Setelah 2 hari mempersiapkan dirinya, Sihye memutuskan untuk datang lagi ke rumah lama bersama sang suami. Ia senang bisa bertemu lagi tapi ia juga ragu kalau-kalau menerima penolakkan dari anaknya.

Ia mengetuk pintu beberapa kali. Suaminga masih berada di dalam mobil. Ia tidak mengijinkannya keluar. Alasannya,

Ia takut jika melihat Seokjin bersama kekasih lelakinya.

Perjuangan Seorang KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang