31

980 131 37
                                    

Yoongi tidak peduli semua oceham Hyuna yang mencegahnya pergi. Semua staff memandangnya heran kala ia menggendong Seokjin di punggungnya. Semua terlihat khawatir terkecuali Hyuna yang justru memandang Seokjin kesal.

Ketika mereka pergi Hyuna menendang kursi dengan kencang sampai terbalik sambil berteriak tidak jelas. Mereka yang ada disana hanya diam takut tidak berani melawan.

Yoongi berlari keluar menuju lift yang tak kunjung terbuka. Ia tidak ada waktu lagi, Seokjin harus segera dibawa ke rumah sakit karena darah yang terus keluar tanpa henti. Ia menoleh pada pintu darurat, lalu memilih menuruni tangga yang jauh sambil menggendong Seokjin.

Bobot Hyungnya yang terlampau ringan justru membuat Yoongi takut. Ia ingin menangis saat ini juga. Ia keluar sambil berteriak meminta tolong. Syukurnya seseorang mendengar dan mau membawa mereka ke rumah sakit terdekat.

"Tolong kami!!"

"Cepat masuk," jawab salah satu pengemudi yang langsung membukakan pintu belakangnya yang kosong lalu melajukan mobilnya dengan cepat. Melihat keadaan mereka, ia juga sama paniknya, tidak ada alasan lain untuk menolak pertolongan seseorang.

Yoongi terus menepuk pipi Seokjin yang kian dingin, bukan hanya hidung Seokjin mimisan tapi sudut bibirnya juga mengeluarkan darah. Ia mengalami pendarahan gusi yang biasa dialami oleh penderita leukimia.

"Jin hyung.. hiks..."

Ia tidak mampu membendung kesedihannya. Melihat Seokjin yang mengenaskan termasuk kelemahan Yoongi juga.


...


Namjoon gelisah, perasaannya tak menentu. Ia menghubungi Seokjin terus namun tidak satupun panggilannya diangkat, bukan hanya dia namun Yoongi juga. Ia butuh kabar sekarang agar hatinya tenang.

Jungkook masih terlelap, ia juga tidak bisa meninggalkan anak ini sendiri di rumah. Ia juga tidak tahu kemana jika mau menyusul mereka. Namjoon Frustasi tidak bisa atasi kegelisahannya.

DDRRRRRTT

Dering ponsel berbunyi, seseorang yang tidak biasa tiba-tiba menelponnya. Namjoon ragu mengangkat panggilan itu namun ia tetap melakukannya.

"Hyung, ada apa?"

Namjoon mendengar dengan seksama. Ia perlahan mematikan ponsel saat lawan bicaranya sudah cukup memberi informasi.

Perlahan ia mengangkat Jungkook ke dalam gendongannya. Ia termasuk anak yang betah tidur, mungkin kalau ia membawanya, Jungkook tidak akan terganggu.

"Kau tidak akan pergi bukan?" Tanyanya sendiri.





...






Yoongi nampak bimbang di depan meja administrasi, ia memberikan atm miliknya yang dikelola Seokjin, dan ternyati isinya tidak cukup untuk membayar biaya rumah sakit. Ia masih punya 1 ATM milik Seokjin yang ia pegang. Kalau ia tidak melunasinya, Seokjin tidak akan mendapat transfusi darah, sementara Dokter mengatakan kalau Seokjin harus segera mendapatkannya.

Ia tidak tahu apa yang terjadi di ruang IGD tapi melihat tenaga medis yang berlalu lalang menangani Hyungnya, ia mengerti kalau Seokjin dalam kondisi gawat.

Yoongi menyerahkan ATMnya lalu menekan kata sandi yang berisi tanggal lahir mereka bertiga, Seokjin, Yoongi dan Jungkook.

"Maaf sepertinya ATM ini tidak bisa digunakan, tapi saldonya ada dan cukup banyak" ucap pegawai tersebut.

Perjuangan Seorang KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang