Sejak bangun ia tak pernah singgah dari tempatnya. Berada disisi Seokjin yang tengah tertidur tidak nyaman karena demam. Matanya menatap Seokjin kasihan. Membayangkan berapa sakitnya ia rasa jika berada di posisi Seokjin yang menahan semuanya selama itu.
"Yoon.."
Tenggelam dalam lamunannya membuat Yoongi tersadar Seokjin sudah bangun dan menatapnya dengan mata berair.
"Maaf, semuanya jadi sia-sia."
Halis Yoongi menyatu dengan sendu. Ia menggenggam tangan Seokjin yang panas ia rasa.
"Ani.. tidak ada yang sia-sia Hyung."
"Maaf Hyung tidak lagi bisa menjadi manusia yang kuat untukmu dan juga Jungkook."
Seokjin menutup mata dengan lengannya. Ia menangis, Yoongi pun tak percaya Seokjin menangis dihadapanya. Ia selalu bertingkah dewasa dan seolah tak punya kesedihan. Namun kali ini efek demam membuatnya melankolis.
"Maaf, kau haru punya Hyung yang lemah.."
Yoongi senyum akhirnya Seokjin tidak menutupi semuanya sendiri dan mulai membuka diri.
"Anii, hyung sudah bertahan sejauh ini. Hyung adalah kakak ku yang paling hebat."
Seokjin sesengguk membuka mata melihat Yoongi yang justru memberinya seulas senyum.
Ia seketika menyadari bahwa ia barusan menangis. Ia langsung mengusap air matanya.
"Hyung janji, Hyung akan segera baikan dan kita bisa pulang lagi ke rumah."
Nadanya mulai berubah, Seokjin mencoba semangat ia tak mau kalah dengan sakitnya.
"Kalau begitu Hyung makan, biar ku suapi."
Seokjin membeku, suara lembut Yoongi yang belum pernah ia dengar seumur hidup bahkan ia juga menawarkan diri untuk menyuapinya.
"Apa benar ini Yoongi adikku?"
"Wae? Apa aku seperti orang asing!" Ucap Yoongi marah.
"Hahaha.. ternyata kau benar Yoongi. Kau tidak perlu memaksakan dirimu. Hyung bisa makan sendiri."
Seokjin menahan tangannya agar ia bisa bangun tanpa harus merasakan sakit di area dadanya, namun itu bukan hal yang mudah. Ia bergerak sedikit saja langsung terasa ngilu.
"Hyung jangan dipaksa. Kau tidur saja!"
Seokjin gagal, ia kembali berbaring dikasur empuknya. Padahal ia ingin terlihat baik agar Yoongi tidak khawatir.
"Aku tidak merasa terpaksa. Memang aku mau melakukannya untuk Hyungku."
Ia tersenyum merasakan ketulusan dari sang adik. Andai saja sejak dulu Yoongi seperti ini.
"Buka mulutmu aaa.."
Seokjin menggeleng "Hyung ingin duduk."
Melihat Seokjin kesulitan ia langsung meletaķan kembali mangkuk berisi bubur tadi lalu membantu Seokjin agar duduk nyaman.
"Kookie bilang Hyung harus makan yang banyak."
"Eh? Kookie tidak kesini? Apa dia bersama Eomma?"
Mendengar nama sosok itu membuat mood Yoongi seketika berubah. Ia tidak habis pikir dengan Seokjin yang seolah tidak terjadi sesuatu padahal sudah jelas-jelas Eomma mereka begitu menyebalkan.
"Jungkook dititipkan di panti."
"Apa!!? Yoon apa kau gila menitipkan Jungkook di panti? Dia bukan yatim piatu dan kita juga masih bisa merawatnya. Kenapa tidak tinggal di rumah Eomma saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Seorang Kakak
FanfictionSeokjin yang hanya hidup bertiga dengan dua adiknya. Tanpa orang tua Bahkan menjadi tulang punggung keluarga. Seokjin juga seorang pelajar yang menyambung hidupnya sebagai pekerja keras tulang punggung keluarga. Bukan hanya memikul kewajibannya se...