Jungkook melenguh akibat suara gaduh yang mengganggu tidurnya. Ia menatap Namjoon dari bawah. Hyung angkatnya kini menangis. Reflek ia menyentuh pipi Namjoon.
"Uljima Hyung.."
Tersadar bahwa ia menangis di depan Jungkook, Namjoon menyeka air matanya.
"Hyung harus bertemu Yoongi."
Ia berdiri sambil sedikit menyeret Jungkook agar mengikuti langkah kakinya."Hyung pelan-pelan..."
Lirihnya merasakan cengkramab Namjoon yang kuat. Ia langsung mengendurkan pegangannya dan berjalan sedikit lambat.
"Kau ingat kan dimana rumah Eomma mu?"
Jungkook mengangguk.
"Bagus."
"Kookie tidak mau pulang."
"Aku ada urusan dengan Yoongi. Kalau Kookie mau ikut. Bicarakan dengan eommamu."
Dalam pikirannya nanti di rumah pasti mereka melarangnya ikut. Jungkook terus menatap ke belakang terus berharap ia tidak meninggalkan Seokjin walau sedari tadi ia tidak kunjung melihat kehadirannya.
Namjoon membawa mobil dengan kecepatan sedang. Ia terburu-buru tapi kini Jungkook sedang bersamanya. Ia harus tetap tenang agar sampai dengan selamat.
Jungkook tidak tahu dimana daerahnya tinggal tapi ia tahu ciri-cirinya dan dengan hal itu Namjoon sampai di tempat Sihye dan suaminya.
Rumahnya jauh lebih besar dibanding rumah Seokjin. Kentara bahwa Sihye begitu nyaman tinggal disini. Tetap saja tidak sebesar rumah Namjoon yang berkali lipat lebih luas.
Ia memencet bel beberapa kali menunggu seseorang membukakan pintu.
"Iya sebentar."
Suara wanita terdengar sampai luar. Jungkook jadi gelisah, tadi itu suara Sihye.
"Loh Jungkook? Ayah mencarimu kemana-mana astaga nak."
Ketika membuka pintu ia langsung menerjang Jungkook dalam pelukan. Wajah khawatirnya perlahan sirna.
Namun ia seketika bingung karena seseorang yang bersama Jungkook adalah sosok yang ia kenal sebagai kekasih Seokjin.
"Nyonya aku ingin bertemu Yoongi."
"Ada urusan apa?"
"Aku harus bicara dengannya sekarang."
Nada dinginnya sontak membuat Sihye mau tidak mau memanggil Yoongi untuk turun ke bawah. Cukup sulit membuatnya mau turun karena ia mengunci dirinya di kamar.
"Kekasih Seokjin mencarimu."
Kalimat itu sontak menjadi hal yang menarik bagi telinganya. Yoongi langsung membuka pintu.
Ia tidak menjawab apapun dan langsung turun kebawah mencari atensi Namjoon.
"Ada apa Hyung kesini?" Tanyanya datar.
"Kau harus ke rumah sakit sekarang."
"Bukannya kau sudah menjaga Seokjin dengan baik ya?"
Namjoon menahan amarahnya. Ia tahu ada makna tersirat dibalik perkataan Yoongi barusan.
"Aku tidak mau banyak bicara. Jika kau memang tidak mau mendonorkan sumsum tulang, aku bisa mencari orang lain yang bersedia."
Dari jauh Sihye mendengar pembicaraan mereka. Ia tidak mengerti apa maksud Namjoon namun hal itu membuatnya penasaran.
"Apa Seokjin baik-baik saja?" Rasa khawatir tidak bisa ia Yoongi sembunyikan.
Namjoon menggeleng.
"Apa yang terjadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Seorang Kakak
FanfictionSeokjin yang hanya hidup bertiga dengan dua adiknya. Tanpa orang tua Bahkan menjadi tulang punggung keluarga. Seokjin juga seorang pelajar yang menyambung hidupnya sebagai pekerja keras tulang punggung keluarga. Bukan hanya memikul kewajibannya se...