"Yoon.."
Panggi Namjoon ketika Yoongu datang dengan wajah murung bercampur bingung. Langkah guntainya mendekat pada Namjoon, ia mengangkat tangan meraih Jungkook dalam gendongnya.
Tanpa bicara ia mengambil alih si kecil.
"Aku pulang."
Namjoon kaget. Yoongi pergi begitu saja bahkan sebelum ia mencegah kakinya.
"Yoon, aku--"
"Terimakasih sudah membantu kami."
Yoongi maju terus ke depan menghiraukan Namjoon disana berdiri dengan perasaan tersedu. Ia pikir, Yoongi butuh waktu sendirian. Ia juga menunggu kabar baik dari Seokjin.
...
Kaki kecilnya mendekati sosok yang terduduk memeluk lutut diatas kursi sambil menenggelamkan kepalanya diantara lipatan tangan.
Ia menyodorkan sepiring nasi dengan lauk kerupuk yang tersimpan di lemari makanan.
"Hyungie makan!"
Kepala itu terangkat pelan. Memandang ekspresi polos Jungkook di bawahnya. Ia menoleh acuh.
"Hyung tidak lapar."
"Kookie mau disuapi," ucapnya. Ia naik keatas kursi dan duduk bersebelahan dengan Yoongi.
"Makan saja sendiri."
"Hyungie kenapa marah?"
Yoongi tidak menjawab ia hanya diam mendengarkan. Sejak Jungkook bangun ia hanya diam dan tidak mengatakan apapun, Jungkook lapar dan mencari makan sendiri di dapur. Tanpa mencari keberadaan Seokjin.
"Hyungie jangan marah Jin Hyung," ucapnya lembut "Kalau Ugi Hyung marah, Jin Hyung pasti bakal sedih."
Jungkook kesal karena Yoongi mengabaikannya terus. Ia menarik tangan Hyungnya sampai oleng ke samping.
"Jin Hyung sayang pada Ugi Hyung. Setiap malam selalu buat PR Hyung, siapkan makan, baju ini dan itu. Jangan buat Jinyung bersedih.."
Jungkook yang awalnya marah kini justru sendu. Yoongi tidak tahu apa yang ada dibenaknya, ia hanya merasa kecewa? Dan takut?
"Maaf.."
Jungkook melotot mendengar kata yang keluar, ia menghapus air matanya dan menatap Yoongi yang kini sempurna berhadapan.
"Hyung bukan adik yang baik untuk Jin Hyung, tapi Hyung takut."
"Hyungie..."
"K-kalau Seokjin Hyung pergi, b-bagaimana?"
Yoongi menangis. Jungkook tak kuasa ia memeluk kepala Yoongi. Mengusapnya memberi kekuatan.
"Anii.. Jinyung tidak kemana-mana."
Ucap seorang yang tidak tahu apapun.
Ia menyadari bahwa justru Jungkook gang menguatkannya. Padahal disini ia yang lebih tua tapi ia yang paling belum dewasa.
Yoongi membalas pelukan itu dan menangis bersama sang adik. Rasa takutnya justru semakin besar.
"Jin Hyung sedang bersama Joonie Hyung kan? Pasti sedang belajar bersama. Nanti malam pasti pulang lagi dan bawa pancake untuk kita," ucap Jungkook ceria. Yoongi hanya mengangguk tidak tahu harus merespon bagaimana, ia sendiri tak kuasa memberitahu Seokjin sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Seorang Kakak
FanfictionSeokjin yang hanya hidup bertiga dengan dua adiknya. Tanpa orang tua Bahkan menjadi tulang punggung keluarga. Seokjin juga seorang pelajar yang menyambung hidupnya sebagai pekerja keras tulang punggung keluarga. Bukan hanya memikul kewajibannya se...