6

1.8K 227 15
                                    

Mereka berdua berjalan menuju parkiran sekolah dengan beriringan. Seokjin nampak ragu dengan hal ini, menerima tawaran Namjoon justru membuatnya menjadi pusat perhatian banyak orang. Namjoon yang dikenal penyendiri dan tidak suka diganggu, Seokjin yang sendirian dan tidak ada satupun yang mau berteman dengannya. Mereka layak disebut dua introvert.

"Namjoon?" Ucap Seokjin ketika mereka sampai tepat disamping mobil milik Namjoon dengan tangan yang masih setia memegang erat stang sepeda.

Namjoon mengernyit bertanya.

"Emm maaf sebelumnya, tapi aku harus menjemput adikku. Apa kau keberatan?"

Namjoon mengangkat alisnya sebelah.

"Tidak apa-apa. Tidak usah biar aku sendiri saja naik sepeda. Kau dibelakang menyusul."

Seokjin agak kalap karena ia takut ditolak padahal Namjoon belum menjawabnya.

"Kenapa?"

"Ha?"

"Aku akan menjemput adikmu. Kenapa kau begitu panik?"

Seokjin terkekeh canggung ia menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal sambil tersenyum malu. Kalau dipikir memang benar, kenapa juga dia harus panik

"Ah itu aku hanya takut merepotkanmu."

"Tidak masalah."

Seokjin lega, ternyata Namjoon memang orang baik. Hanya saja tingkah lakunya yang membuat orang salah paham. Terlampau cuek dan tidak peduli dengan sekitar. Padahal ia orang yang tulus, Seokjin jadi ingat ia pernah ditolong ketika pingsan dikelas.

Ia pun masuk kedalam dan mulai menjauh dari kawasan sekolah. Tidak ada yang memulai percakapan, Namjoon dan Seokjin sama-sama diam.

"Oh berhenti di depan sana," pinta Seokjin sambil menunjuk kearah sekolah anak yang jaraknya tinggal 50 meter lagi.

Namjoon memberhentikan mobilnya dan membuka kuncian pintu. Ia memandang Seokjin dari dalam mobil, melihat bagaimana seorang Kakak menggandeng adik kecilnya yang manis. Pemandangan yang jarang ia rasakan, padahal Namjoon juga punya seorang Kakak tapi tidak pernah mendapat perlakuan demikian.

"Halo Hyung.. aku Jungkook. Terimakasih sudah mau menjemput Jungkook."

Namjoon terpaku ketika anak usia 5 tahun itu menunduk 90 derajat sebelum masuk ke mobil. Sopan, batinnya. Ia hanya menjawab dengan anggukkan.

"Duduk saja dibelakang," titah Namjoon ketika Seokjin memangku sang adik di sampingnya.

"Ah disini saja."

Ia malu, tidak mungkin Jungkook dibelakang sendirian, nanti Namjoon dikira seorang supir.

"Baiklah."

Mereka pun melanjutkan perjalanan. Namjoon fokus menyetir dan Seokjin juga hanya menatap lurus kedepan.

"Hyung nama siapa?" Tanya Jungkook spontan. Rasanya Seokjin ingin menyumpal mulut sang adik saat itu juga karena malu.

"Namjoon. Kim Namjoon."

"Hyung! Nama kita sama!! Aku dan Jin Hyung juga Kim!!" Teriak Jungkook antusias. Seokjin memalingkan wajahnya karena malu. Adiknya ini terlampau aktif.

"Hahaha benarkah?"

Ha? Namjoon tertawa? Seokjin melongo mendengar suara renyah keluar dari mulut seorang Namjoon. Baru pertama ia tahu bahwa Namjoon bisa tertawa juga apalagi matanya ikut membulan.

"Benar!! Aku juga punya Hyung kim 1 lagi. Kalau ditambah dengan Namjoon Hyung, jadi... em... Hyung jadi berapa??"

"Jadi tiga?"

Perjuangan Seorang KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang