24

1.1K 142 30
                                    

Senyum merekah Seokjim tak kunjung hilang dari wajah tampannya. Bahkan ketika ia sampai di kamar pribadi miliknya. Suasana kamar yang tidak berubah setelah 5 hari ditinggal.

"Kookie yang membereskan!"

Seokjin agak terkejut ternyata anak kecil yang biasa menjadi penyebab kamar berantakkan justru sekarang semakin pandai.

"Benarkah? Kalau begitu ayo kita jalan-jalan. Sebaga hadiah untuk Kookie yang rajin."

Kookie yang semula berada di gendongan Seokjin kini meminta turun lalu menarik tangan Hyungnya.

"Anii.. Hyungi harus istirahat."

"Eh?" Seokjin harus menunduk karena tangannya yang ditarik oleh Kookie kecil.

Ia duduk di tepi ranjang dengan Jungkook yang menatapnya melotot.

"Kookie tidak mau jalan-jalan."

"Eh?" Ucapnya lagi kini diiringi ekspresi heran. Biasanya Jungkook akan semangat jika diajak keluar.

"Kookie mau tidur dengan Hyungie."

Jungkook naik keatas ranjang dan berbaring lebìh dulu.

"Hmm.. tumben sekali."

Seokjin tetap menuruti keinginan Jungkook. Ia berbaring saling berhadapan dengan sang adik. Tanpa disangka, Jungkook mendekatkan diring ďan memeluk Seokjin, menempelkan kepalanya tepat di dada Seokjin.

"Jangan pergi lagi ya Hyung.."

Seokjin hanya tersenyum dan merapatkan posisi mereka. Dalam hati ia berjanji akan membahagiakan Jungkook. Memberikan yang terbaik untum mereka dan kehidupan yang layak.

"Hyung akan selalu disini."

Tanpa mereka sadari Yoongi memerhatiman dari jauh. Ia ingin bergabung namun ragu. Alhasil ia membiarkan keduajya larut melepas rindu, menutup pintu perlahan lalu beranjak menuju dapur menyiapkan makan siang.

"Astaga!" Yoongi kaget. Baru saja ia sampai dibelokan, ternyata Namjoon sudah berdiri disana sejak tadi.

"Kau mengejutkanku Hyung."

Namjoon tidak bereaksi ia malah diam di tempat dan memerhatikan Yoongi dari jarak 1 meter.

"Terimakasih Namjoon Hyung."

Namjoon terkesiap kaget. Rasanya baru kali ini ia mendapat ucapan terimakasih yang terdengar begitu tulus.

Yoongi berhenti sejenak dari kegiatannya yang semula mengambil beberapa piring. Ia menatap Namjoon dengan tersenyum.

"Jika Hyung tidak ada mungkin Seokjin Hyung juga belum pulang."

"Aku hanya menolong sebagai teman."

"Yaa. Aku tahu tapi Seokjin Hyung sangat berarti bagiku walau aku sering membuatnya kerepotan bahkan bertaruh nyawa hanya demi Yoongi yang tidak tahu diri ini."

Namjoon mendengarkan. Ucapan seorang anak muda beranjak dewasa yang penuh kelabilan, ia rasa Yoongi mulai mengerti keadaan dirinya sendiri.

"Aku juga sama, aku akan melindungi Jin Hyung dan Jungkook. Aku tidak bisa membayangkan jika Seokjin pergi dari sini."

Namjoon langsung memalingkan wajahnya. Ia tidak tahu harus bereaksi apalagi, ketakutan Yoongi justru adalah kemungkinan terbesar yang bisa terjadi.

"Jangan buat Seokjin dalam masalah lagi," ucapnya datar.

"Tentu saja! Hyung harus percaya padaku!"

Sosok Yoongi yang ceria mulai terlihat sekarang. Andai saja, keluarga Namjoon sehangat ini. Ia pasti nyaman berada di rumah. Sayangnya hidup dengan serba berlebihan dan tanpa saudara kandung cukup membuat Namjoon kesepian.

Perjuangan Seorang KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang