12

1.3K 176 36
                                    

Yoongi terbangun dipagi hari. Biasanya Seokjin yang akan membangunkannya, tapi sudah pukul 6 pagi namun Seokjin belum juga muncul. Ia berpikir positif dan membiarkannya karena mungkin saja Seokjin kelelahan dan ingin tidur lebih lama.

Ia pun bergegas membangunkan sang adik. Mengajaknya mandi dan menyiapkan sarapan walau hanya nasi goreng dengan telur dadar.

"Jungkook-ah makan sendiri ne? Hyung mau membangunkan Jin Hyung."

"Nee Hyungnim."

Jungkook pun menikmati sarapannya sendirian. Masakan Yoongi tidak kalah dengan Seokjin walau ia lebih sering memakan masakan Hyung tertuanya.

Yoongi mengetuk pintu kamar Seokjin yang berada di seberang kamarnya dan Jungkook. Ia pikir membuat sarapan dan siap-siap mandi Seokjin akan keluar setelahnya, namun ternyata tidak. Pintu kamarnya masih tertutup.

"Hyung.. Jin Hyung. Tok.. tok.. tok.."

Yoongi terus memanggil nama dan mengetuk pintunya. Namun Seokjin tidak menjawab.

"Hyung aku masuk ya?"

Tanpa ragu ia membuka knop pintu yang ternyata tidak terkunci. Ia mendorong pintunya perlahan.

Benar saja Seokjin masih tertidur dengan selimut menutupi tubuhnya. Yoongi pun segera mendekat.

"Hyungg.. ireonaaa.." ucap Yoongi sembari mengguncang tubuh Seokjin.

"Ini sudah pukul 6 pagi lho hyung."

Masih sama, Seokjin enggan bergerak sama sekali. Seketika Yoongi langsung naik keatas ranjang.

"Hyung? Seokjin Hyung??" Ucapnya sedikit berteriak. Yoongi tidak sabar, perasaannya buruk. Ia langsung membalikkan tubuh Seokjin yang semula memunggunginya.

"J-jin hyung.."

Mata Yoongi membulat ketika Seokjin terlentang menghadapnya. Alis Seokjin berkerut dalam dengan keringat yang banyak, bibirnya menggigil pucat dengan gigi menggerutuk kencang.

"Yoonh.."

Yoongi langsung meraba kening Seokjin. Rasa panas menjalar. Ia langsung mengambil termometer dan memasukkannya kedalam mulut Seokjin. Benda itu bereaksi sangat lama, Yoongi khawatir.

"Yoon jam berapa sekarang?" Tanya Seokjin lemah "Hyung belum menyiapkan sarapan kalian."

Yoongi menghiraukan racauan Seokjin dan fokus pada benda yang kini mengeluarkan angka tinggi. 39°. Ia tahu Seokjin memang lelaki yang mudah sakit, namun baru kali ini ia melihat Seokjin benar-benar tidak sanggup membuka matanya.

"Hyung kau sakit."

Yoongi tidak tahu apa yang terjadi pada Seokjin malam tadi. Ia memang jarang melihat Seokjin ketika ia pulang dan hanya melihatnya ketika pagi untuk sarapan bersama.

"Tidak. Hyung baik-baik saja. Hyung akan berangkat sekolah, tapi 5 menit lagi ne?"

"Hyung kau sakit. Hyung harus istirahat tidak boleh sekolah. Biar aku yang menjagamu."

Seokjin menggenggam balik tangan Yoongi yang menyalurkan kehangatan untuknya. Ia berusaha membuka mata walau pandangannya semakin berputar hebat.

"Akan kuambilkan sarapan," Yoongi hendak pergi namun tangannya digenggam semakin kuat.

"Pergilah dengan Jungkook. Jangan sampai Jungkook tahu Hyung tidak berangkat hari ini."

"Hyung--"

"Kau harus sekolah. Hyung sudah menyekolahkanmu, apa kau mau membuat hal itu sia-sia?"

Perjuangan Seorang KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang