Di sebuah kantin, Namjoon makan sambil menatap sosok kecil di depannya. Ia seolah tidak merasa sesuatu yang buruk terjadi. Melihat bagaimana caranya makan membuat ia menghembus nafas panjang.
"Ada apa Hyungie?" Tanya Jungkook sambil memiringkan kepalanya.
Ia tidak menjawab dan malah terus menatapnya seolah Jungkook adalah pemandangan paling indah.
"Lupakan"
Ucapnya lalu kembali melanjutkan makan. Ia hanya berpikir bagaimana ia menjaga Jungkook sekarang? Untuk anak-anak sepertinya berada dilingkungan rumah sakit yang banyak terdapat virus bakteri tentu bukan hal yang baik. Apalagi Yoongi akan segera melalukan transplantasi, ia harus menjaganya karena mungkin ia akan sedikit kesulitan beraktifitas.
Ia membuka matanya merasa cukup berlamun memikirkan Jungkook.
"Eh?" Ucapnya heran.
Rasanya ia baru beberapa detik memejamkan mata, namun Jungkook sudah hilang dari hadannya. Ia menaruh asal sendok yang semula ia pegang. Mataya menoleh kanan kiri mencari keberadaan Jungkook.
"Astaga kemana dia.."
Mau tidak mau Namjoon harus bangun mencarinya. Ia tidak percaya bahwa ia kehilangan jejak dari si anak. Ia keluar dari area kantin yang dekat dengan taman rumah sakit.
"Hahahaha... Noona.. hhaa.."
Suara cempreng ciri khas Jungkook membuatnya mencari dimana asalnya. Di seberangnya Jungkook sedang berlari mengejar wanita yang juga ikut tertawa.
"Sini.. kejar wlee.."
Jungkook semakin kencang berlari, ia tidak kalah cepat dan langsung menariknya untuk berhenti.
"Aish Hyung ganggu Kookie tauu.."
"Hahaha.. kau kalah kan sekarang," ucap gadis itu. Gadis dengan pakaian khas perawat berwarna merah muda dengan wajah ceria, mata bulan sabit karena lekukan manis disana.
Membuat Namjoon terpaku dibuatnya.
"Eh kau bukankah keponakannya Dokter Han?"
Namjoon mengerjap. Ia mengangguk.
"Maaf dia pasti mengganggu anda," ucapnya sambil menatap Jungkook yang hanya diam takut.
"Ah tidak apa namanya juga anak-anak. Lagipula kenapa dia selalu disini? Apa kau tidak mebawanya pulang?"
Jujur saja gadis di depannya terlalu banyak bicara. Padahal itu bukan urusannya.
"Aku tidak bisa meninggalkannya di rumah sendiri."
"Apa kau mau menitipkannya di panti asuhan? Tidak tidak aku bukan bermaksud mengeje, ibuku memiliki sebuah panti dekat sini kalau kau mau kau boleh menitipkannya sementara."
"Panti asuhan apa Noona?"
Gadis itu langsung berjongkok menghadapa Jungkook "Panti asuhan adalah tempat tinggal untuk anak yang tidak memilik orang tua. Disana banyak anak kecil dan mereka suka bermain."
Mata Jungkook kini berbinar semangat.
"Benarkah? Kookie mau! Kookie tidak punya Appa tapi punya Eomma tapi Eomma tidak sayang Jin Hyung apa Kookie boleh ikut?"
Namjoon melotot mendengar ungkapam jujur yang dikatakan wanita itu. Ia pun juga sama kagetnya. Mereka saling tatap seolah mengerti perasaan satu sama lain.
Padahal baru beberapa menit mereka bertemu.
"Kita minta ijin Yoongi dulu, ne?"
"Ijin pada Seokjin Hyung juga!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Seorang Kakak
FanfictionSeokjin yang hanya hidup bertiga dengan dua adiknya. Tanpa orang tua Bahkan menjadi tulang punggung keluarga. Seokjin juga seorang pelajar yang menyambung hidupnya sebagai pekerja keras tulang punggung keluarga. Bukan hanya memikul kewajibannya se...