49

1K 136 9
                                    

Melihat Seokjin bisa tidur dengan damai adalah harapannya. Tapi bukan untuk taktu yang panjang, cukup satu malam saja agar hyungnya bisa bangun dalam keadaan baik.

Yoongi naik ke atas ranjang tidur menyamping sambil memeluk perut Seokjin. Tangannya mengintip ke dalam kancing baju, dadanya sudah tidak semerah tadi ketika demam dan suhu tubuhnya berangsur membaik.

Setelah pertengkaran mereka tadi malam, Yoongi semakin ingin menjaga Seokjin dari siapapun yang mencelakai atau berniat menyakiti Hyungnya tersayang.

Dokter mengatakan hal ini menjadi gejala yang sering Seokjin alami, tapi baru sekarang ia menunjukannya. Biasanya Seokjin hanya akan diam di kamar menunggu reaksi obat tanpa mengijinkan siapapun masuk. Sekarang ia akan menjadi orang yang selalu berada di samping Seokjin.

Rasa kantuk mulai tertular karena terus menatap Seokjin yang terlelap nyenyak. Ia ikut tidur satu ranjang dengan tangan yang masih memeluknya.


...

Paginya Yoongi bangun. Menggeliat kecil lalu meraba kasur mencari keberadaan Seokjin yang seharusnya ada disampingnya justru aekarang kosong hanya ada 1 bantal.

Ia duduk menoleh mencari Seokjin. Sedetik kemudian, seseorang keluar dari kamar mandi.

"Sudah bangun?"

Yoongi menatapnya heran. Harusnya kan ia yang bertanya.

"Hyung mau kemana?"

Seokjin yang sudah rapih dengan Jaket hitamnya membuat Yoongi heran.

"Mau jemput Jungkook. Kau siap-siap Hyung tunggu."

"Memangnya Hyung boleh keluar?"

"Boleh. Hyung sudah bisa lari-lari bahkan. Sana cepat mandi."

Yoongi nurut ia juga rindu pada adik kecilnya. Sudah 5 hari tidak ketemu.

"Jin?" Ucap Namjoon khawatir ketika Seokjin sudah siap pergi.

"Ayolah, bukankah kita sudah sepakat?"

Namjoon menunduk.

Seokjin yang menyadarinya langsung memeluk Namjoon, memberinya kenyamanan.

"Terimakasih untuk semuanya. Aku tidak bisa membalas banyak tapi Tuhan akan memberikanmu kemudahan dalam segala hal."

Namjoon tak kuasa ia menangis didalam ceruk leher yang terbalut tulang. Melepas semua rasa sedih yang ia tahan sejak bangun tadi.

"Aku tidak akan sanggup, Jin. Bisakah kita bertukar posisi?"

Seokjin menggeleng "Kalau kau jadi aku, kau akan menyerah sejak lama."





...


Seokjin turun dari mobil. Di depannya sebuah bangunan luas sederhana. Dari jauh ia bisa melihat banyak anak-anak berlarian dan bermain. Jungkook juga terlihat bahagia diantara mereka.

Seokjin tidak sabar, ia masuk dengan membuka pagar. Suara pagar yang berisik membuat semua anak menoleh padanya.

"Jin Hyung!!!" Teriak Jungkook dari jauh, ia berlari menuju tempat Seokjin berada sambil merentangkan tangannya karena senang.

"Kookiee.." ucap Seokjin yang berjongkok menyambut kehadiran Jungkook dengan pelukan.

Yoongi yang berdiri di belakang Seokjin hanya bisa mengelus dada. Pasalnya, Jungkook mengabaikan keberadaannya.

Perjuangan Seorang KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang