Yoongi tidak tahu kenapa pagi ini Jungkook terbangun sambil menangis. Ia memeluknya erat menyembunyikan wajahnya di dekapan Yoongi.
"Hei Kookie kenapa?"
"Huhhuu... huu..."
Ia masih menangis sedu. Yoongi hanya bisa mengusap punggung sang adik memberi sebuah ketenangan untuknya.
"Mimpi buruk?"
Jungkook mengangguk. Masih dengan air mata yang mengalir ke pipi gembilnya.
"Ayo ke tempat Jin Hyung."
"Nanti ya belum satu bu--"
"Mau Jin Hyung!!!"
Jungkook berteriak keras membuat Yoongi mundur karena kaget. Tatapan tidak biasa Jungkook kentara rasa marah dan sedih bersamaan.
"K-kookie mau Jin Hyung huu..."
Yoongi memutar bola matanya malas "Nanti saja ketemu Jin Hyung. Nanti malah dia menyuruh kita pulang."
Padahal Yoongi hanya belum siap bertemu dengan Seokjin, tidak jika harus bersama dengan Namjoon.
Wajah Jungkook langsung murung. Ia membalik badan dan berdiri "Kalau Hyung tidak mau, biar Kookie saja sendiri yang kesana."
"Sana! Jangan kembali lagi kamu anak nakal."
Baru kali ini Jungkook disebut anak nakal. Ia langsung pergi dengan cemberut akibat kata nakal yang sama sekali tidak pernah ia dapat dari orang sekitarnya apalagi Seokjin.
Yoongi diam merasa menang, ia pikir Jungkook tidak akan berani pergi terlalu jauh, lagi pula ia mudah tersesat.
...
Jungkook tidak main-main dengan apa yang ia katakan. Ia percaya diri keluar dari rumah berjalan ke depan komplek deng an berbekal daya ingatnya dan sisa uang jajan yang Sihye berikan. Uang itu terlalu banyak untuknya.
Ia menunggu di halte bus sendirian. Terbayang anak umur 5 tahun yang lucu keluar rumah tanpa dipantau orang dewasa. Seketika semua yang ada disana menatap nya takut. Takut kalau ia di culik tiba-tiba.
Ketika sebuah bus besar berhenti. Ia sempat ragu untuk masuk namun dalam hatinya teringat akan sebuah mimpi.
Mimpi Seokjin yang berpamitan untuk pergi bersama sang Appa.
Ia pikir, ia ingin mencegah Seokjin dengan cara menyusulnya.
"Mau kemana nak?" Tanya seorang paman yang mencegah Jungkook masuk.
Awalnya Jungkook takut, tapi orang itu terlihat baik.
"Ke rumah sakit."
Lelaki itu melihat kanan kiri "Kau sendirian?"
Jungkook mengangguk.
"Ayo masuk!" Ucapnya lalu menuntun Jungkook yang kesulitan menaiki bis.
Ia berada dalam satu bangku yang sama.
"Ke rumah sakit mana?"
"Kookie tidak tahu.."
Astaga pria itu melongo mendengar ucapan jujurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Seorang Kakak
FanfictionSeokjin yang hanya hidup bertiga dengan dua adiknya. Tanpa orang tua Bahkan menjadi tulang punggung keluarga. Seokjin juga seorang pelajar yang menyambung hidupnya sebagai pekerja keras tulang punggung keluarga. Bukan hanya memikul kewajibannya se...