Syukurlah Yoongi tidak jadi habis oleh massa berkat Seokjin. Saat ini Seokjin berada di ATM terdekat. Ia menguras habis isi tabungannya untuk ganti rugi. Seokjin tidak ingin menanyakan kemana uang itu pergi ataupun bagaimana bisa Yoongi masih melakukan hal keji tersebut.
Seokjin pikir ini adalah bayaran yang pas untuk memberi pelajaran pada adiknya. Tidak masalah jika harus mengeluarkan banyak uang, yang terpenting adalah Yoongi.
Ia keluar dari pintu itu. Keadaan di luar masih ramai orang menunggunya. Baru saja mengijakkan kaki, Seokjin sudah di todong. Semua uangnya di rampas.
"Ini hanya uang yang dicuri! Belum dengan tas nya!! Kuharap kau mengajari adikmu lebih baik," ucap seseorang yang meminta ganti.
Seokjin diam ia tidak marah. Jika ia diposisi mereka, Seokjin juga akan kesal. Uang yang terkumpul hilang begitu saja sama seperti miliknya sekarang.
Kenapa ia selalu melalui hari-hari sulit?
Perlahan Seokjin duduk di teras ATM, menutup seluruh wajahnya yang kini basah oleh air mata.
Kalau boleh jujur, Seokjin tidak sanggup, tapi jika ia pergi bagaimana kedua adiknya bisa hidup dengan baik?
Mereka lah yang menjadi alasan Seokjin harus lulus, Seokjin harus bekerja keras, Seokjin harus tetap hidup. Andai saja, satu sanak saudara mereka mengetahui kehidupannya sekarang, akankah mereka membantunya? Jangankan sanak saudara, Eomma saja tidak ada kabar sampai sekarang.
Jika wanita itu pergi atau meninggal, Seokjin tidak akan sedih atau menangis. Ia justru bersyukur sang Eomma tidak perlu melihat perjuangan kerasnya.
...
Namjoon terus gelisah, ia sudah berada dibawah pohon yang tadi Seokjin bilang. Sudah setengah jam berlalu tapi ia tak kunjung kembali. Untungnya Jungkook tidak rewel dan anteng bermain bersama anjingnya, Hazel.
Ia terus berdiri menoleh kanan kiri mencari atensi pria itu namun justru orang lain yang menghampiri mereka.
Lelaki bermata sipit dengan kulit pucat mendekat melewati Namjoon begitu saja dan menarik tangan Jungkook.
"Siapa kau!?" Kasar Namjoon, ia begitu parno dengan orang asing yang langsung menyentuh Jungkook.
"Ugi Hyung?" Tanya Jungkook menatap Yoongi melas.
Namjoon menarik Jungkook agar menjauh namun Jungkook justru merengek.
"Mau Ugi Hyuung.." ucapnya sambil melepas genggaman tangan Namjoon.
"Terimakasih sudah menjaga Jungkook. Aku akan membawanya pulang."
Suara berat dan wajah datar itu membuat Namjoon heran. Pria yang disebut Hyung oleh Jungkook terlihat mencurigakan apalagi ia memakai topi dan pakaian serba hitam.
Ketika ia beranjak, Namjoon mencekalnya.
"Dimana Seokjin?"
Yoongi menoleh menghepaskan genggaman itu sama seperti yang Jungkook lakukan tadi.
"Dia akan pulang sendiri."
"Seokjin. Dia Hyungmu kan?"
Yoongi mengangguk.
"Bagaimana kau tidak tahu keberadaannya? Kau adiknya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Seorang Kakak
FanfictionSeokjin yang hanya hidup bertiga dengan dua adiknya. Tanpa orang tua Bahkan menjadi tulang punggung keluarga. Seokjin juga seorang pelajar yang menyambung hidupnya sebagai pekerja keras tulang punggung keluarga. Bukan hanya memikul kewajibannya se...