51

1.2K 140 48
                                    

Kejadian kemarin membuat Yoongi dan Jungkook justru semakin nempel pada Seokjin. Sejak ia tumbang di teras mereka berdua tidur dikasur Seokjin, mengimpit Hyungnya diantara mereka sampai pagi.

Seokjin tersenyum, kehadiran kedua sang adik seketika membuatnya lupa pada semua kalimat menyakitkan dari sang Eomma.

Ia merengkuh Jungkook agar menempel pada tubuhnya, dan tangan kirinya menyusap kepala Yoongo yang tertidur pulas.

"Bangun. Apa kalian akan terus tidur seperti ini?" Ucap Seokjin.

Mereka mengangguk dan semakin mengeratkan pelukannya. Keduanya kini memeluk Seokjin bersamaan.

"Sudah pagi, kalian harus sekolah."

"Aku mau begini terus bersama Hyung."

"Kookie juga, Hyung enak dipeluk."

Seokjin tertawa kecil tangannya mencoba melepas tangan mereka.

"Hyuuungg.. Kookie masih mau peluk!" Ucapnya kembali meletakkan tangan diatas perut Seokjin.

"Aku juga."

Dihimpit kedua bayi besar cukup membuat Seokjin engap. Ia berusaha melepaskan diri dengan bangun untuk duduk.

"Kalian jangan cari alasan ya. Sekarang cepat mandi dan sarapan. Hyung akan siapkan baju."

Seokjin hendak pergi tapi Jungkook menahan tangannya "Aniii Hyung tidur saja. Kookie bisa siapkan baju sendiri."

Jungkook tidak mau Seokjin banyak bergerak, semalaman ia harus melihat bagaimana Seokjin kesusahan karena ia demam dan dada Seokjin membiru. Hyungnya tak sadarkan diri tapi ia terus mengerang kesakitan membuat kedua adiknya takut.

"Hyung aku di rumah saja ya? Aku takut Eomma datang lagi."

"Iya, Kookie tidak mau bertemu Eomma."

Seokjin mengerti ia mengusap kepala keduanya dengan tersenyum.

"Eomma tidak akan kesini lagi. Percaya pada Hyung."

"Tapi Kookie takut."

"Takut kenapa?"

Jungkook tidak menjawab dan malah memeluk Seokjin erat sambil berdiri, menangkup kepala Hyungnya agar ia peluk dengan erat. Seokjin hanya diam menerima.

"Hyung masih sakit masa Kookie tinggal di rumah sendiri."

"Tenang saja. Nanti kalau kalian pulang Hyung sudah baikan."

Yoongi tidak percaya, ia membuka sedikit kerah Seokjin memastikan bahwa ia tidak berbohong. Namun nyatanya dada itu membengkak dengan rona kemerahan yang semakin membiru.

Raut kekhawati-( ran Yoongi seketila mencuat.

"Jangan ditahan, Hyung."

Jungkook juga sama, ia menatap sedih Seokjin lalu menidurkan kepalanya diatas paha sang kakak.

"Kookie takut kalau Hyung sakit seperti semalam," ucapnya bersembunyi dibalik pinggang ramping Seokjin.

Jungkook tidak bisa melupakan bagaimana Seokjin mengerang bahkan menangis karena sakit. Ia takut namun tak mau pergi darinya.

Sementara Seokjin tidak menyadari hal itu. Ia merasa sakit yang luar biasa sampai membuatnya hilang kesadaran.

"Maaf pastu Hyung membuat kalian sedih semalam. Tapi kalian jangan khawatir, nanti kalian pulang Hyung sudah lebih baik justru kalau di rumah kalian malah terus menempel padaku dan aku akan kesulitan istirahat."
Jelas Seokjin panjang lebar.

Perjuangan Seorang KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang