33

962 147 12
                                    

Namjoon menerima konsekuensi membawa Jungkook kerumah sakit. Anak itu mungkin akan menangis dan bersedih, tapi setidaknya ia tahu keadaan Seokjin yang sebenarnya.

Seokjin harus bangun, ia harus marah dan memukulinya karena berani membocorkan semua pada mereka. Seokjin tidak boleh tinggal diam.
Ia siap menerima amukan asalkan Seokjin sadar.

Selama 2 hari ia bisa menahan Jungkok untuk berhenti menanyai dan meminta dipertemukan dengan Seokjin namun bari ketiga, Jungkook terus mendesaknya. Ia juga tidak mau terus-terusan bohong pada Jungkook.

"Yuung.. kenapa rumah sakit?" Tanya Jungkook saat ia turun dari mobil melihat bangunan besar yang pernah ia kunjungi.

"Kookie, bisakah kau berjanji pada Hyung?"

Jungkook mengangguk, ia tidak punya firasat buruk pada perkataan Namjoon.

"Kookie jangan menangis dan harus tetap tenang nanti di dalam."

"Hyungie sakit lagi?"

Namjoon terkejut mendengar pertanyaan Jungkook yang tepat. Bahkan sebelum ia menjelaskan semuanya.

"Kookie tahu?"

"Heung..."

Ia pikir Jungkook akan menjerit nangis ketika mengetahui faktanya. Justru ia hanya diam dengan wajah murung. Seketika Namjoon sedikit lega, ia tersenyum.

"Jin Hyung pasti sembuh. Ayo masuk," ajaknya sambil menarik tangan Jungkook.

Ia diam bereming ditempat. Membuat Namjoon heran.

"Kenapa?"

"Apa Jin Hyung berdarah lagi?" Tanyanya polos.

"Berdarah?"

"Jin Hyung pernah sakit sampai pakai selang banyak. Kookie takut.."

Namjoon mengelus kedua bahu kecilnya. Ia tidak tahu bagaimana bisa Jungkook mendeskripsikan Seokjin demikian.

"Kookie mau pulang?"

Ia menggeleng.

Namjoon tidak tahu apa maunya tapi ia membawa Jungkook kedalam pelukan.

"Jin Hyung sakit seperti Appa. Apa nanti Hyung ikut Appa juga?"

Namjoon tidak mau melepas pelukan mereka, ia tidak akan menunjukkan wajah sedihnya di depan anak kecil.

"Tidak.. Seokjin akan sembuh."

Jungkook menunduk. Ia tahu perkataan namjoon hanya untuk membuatnya tenang. Ia tahu, semuanya, Seokjin sering sakit sembunyi-sembunyi, ia sering berbohong berkata bahwa ia baik namun nyatanya setiap malam Jungkook melihat Seokjin berusaha bangkit mengambil obat bahkan sampai mengesot karena tak bisa berjalan.

Ia meremas pundak Namjoon menahan tangis.

"Kookie boleh nangis, tapi kalau bertemu Jin Hyung Kookie harus senyum ne?"

Jungkook mengangguk "Hyungie suka lihat Kookie senyum bukan nangis."

"Anak pintar."

Ia menggendong Jungkook yang setia memeluknya. Menbiarkan anak itu nyaman dalam gendongan.

Yoongi sudah lebih dulu di rumah sakit. Ia menyuruhnya datang dan mencari informasi mengenai Seokjin serta tentang transplantasi sum sum tulang belakang.

Dokter mengatakan mereka boleh melihat Seokjin namun dia masih belum sadar walau kondisinya mulai membaik, sedikit. Detaknya masih lemah terbukti dengan monitor berbunyi kencang dan lambat, embun oksigen terlihat begitu jelas tanda bahwa Seokjin belum bisa bernapas dengan baik. Dadanya terbuka lebar untuk dipasangi EKG yang terhubung dengan monitor.

Perjuangan Seorang KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang