32

2.6K 424 20
                                    

~Happy Reading~

~Vote & Comment~

~Rawan Typo~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Flashback...

Brakk...

Suara hentaman pintu membuat dinding seakan menggema namun itu tak mengganggu pendengaran si pemilik kamar sama sekali. Seseorang masuk kemudian dengan kasar melempar buku yang baru saja dipegangnya.

"Apa itu kau? Jawab aku!"tanyanya menahan gejolak amarahnya.

"Aku tidak mengerti"balas sang pemilik kamar dengan nada datarnya.

"Katakan padaku Irene bahwa bukan kau yang melakukan itu!"teriaknya lagi

Irene diam tak bergeming namun matanya masih menatap Yoona yang masuk begitu saja tanpa ekspresi apapun.

"Menurutmu?"tanya Irene

"Michin nyeon!"umpat Yoona melayangkan tamparannya hingga mengenai pipi Irene

Plakk...

"Sudah kukatakan untuk berhenti mencampuri urusanku saekki yha!"

"Aku... tidak~"balas Irene santai

"Aku hanya... memberi sedikit pelajaran terhadap teman-temanmu itu"lanjut Irene terkekeh.

"Kau!"geram Yoona

"Wae? Ingin memukulku? Lakukan..."tantang Irene dengan senyum mengejeknya.

"Geundae~ Yoona ya kau seharusnya tau dengan siapa kau berhadapan sekarang"

"Kau..."geram Yoona

"Seharusnya monster sepertimu tidak pernah lahir didunia ini! Pantas saja kau ditelantarkan huh? Benar-benar menjijikkan"ejek Yoona berhasil membuat Irene menggeram menahan kekesalannya saat mendengar perkataan Yoona.

"Geurae~"gumam Irene

"Dan aku harap manusia sepertimu tidak semenjijikkan monster sepertiku, Bae Yoona~"ejeknya dengan tatapan datarnya.

Yoona membulatkan matanya namun saat ia ingin membalas ucapan Irene sebuah ketukan pintu membuatnya mengurung niatnya.

"Lihat apa yang akan kau dapatkan nanti!"tekan Yoona mendorong Irene kasar.

Bae Yoona sejak awal pertama sosok Irene menginjak rumah mereka ia tak pernah sekalipun menyukai Irene. Bahkan saat ia tau riwayat kesehatan mental Irene dan semakin kesal saat dibeberapa waktu sosok Irene yang lainnya selalu mengganggu kesenangannya.

Irene mengetahui perbuatannya yang ikut dalam kasus membully Seulgi. Awalnya ia pikir Irene tak akan pernah melakukan apapun karena ia beranggapan bahwa Irene tak memiliki simpati pada siapapun termasuk Seulgi.

Semuanya membuatnya takut saat Irene selalu membalas diam-diam apa yang telah Irene lakukan pada siapapun yang telah mengganggu Seulgi.

Monster.

Baginya Irene hanya monster yang memiliki kepribadian berbeda.

***

Hari dimana tragedi terjadi...

Irene terus berlari mencari kesemua sisi ruangan yang ada digedung sekolah. Keringat membasahi kepala dan bahkan bokongnya karena ia terus berlari dan menaiki tiap anak tangga dan berkeliling disegala tempat.

Sebuah teriakan, tawa, hinaan tertangkap jelas di telinganya.

"Shit!"umpatnya berbalik.

Matanya terbuka lebar saat beberapa berandalan yang selalu mengganggu Seulgi berada disana dan sialnya terlihat Seulgi disana, meringkuk kesakitan saat mereka memukulinya tanpa ampun.

Darkside [SeulRene][End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang