"RAIKHA!" teriak Naya dengan daster, rambut di cepol tapi wajah nya tetap cantik. Ya, itulah nama anak dari mereka berdua.
Raikha sudah tumbuh dengan sangat baik, cantik dan juga tidak lupa sifatnya yang menurun dari Saka.
Jika sudah mode macan seperti ini, biasanya Saka hanya akan menjauh dari pada kena semprot juga oleh istri yang begitu dia jaga sepenuh hatinya hingga saat ini.
"Hmm?" jawab Raikha yang segera mendatangi Naya yang sedang acara masak-masak di youtube. Wajah cantik Raihka begitu mirip dengan Naya bahkan mereka terlihat seperti kakak adik.
Pekerjaan Naya sekarang, menjadi youtuber, hebat bukan?
"DURHAKA YA KAMU! KALO DI PANGGIL JANGAN CUMAN JAWAB, HMM!" bentak Naya menggelagar ke seluruh penjuru ruangan, ingat ya Naya tidak serius membentak anak satu-satunya itu.
Sabar, Raikha itu Bunda.
"MASIH BERANI GAK JAWAB YA KAMU?!" teriak Naya, sungguh walaupun Naya kasar. Tapi, jangan tanya betapa Naya begitu menyayangi Raikha, 100%. Dan Raikha tau itu.
"Bunda itu ngelahirin kamu, pas Bunda menderita kanker otak. Paham?!" tegas Naya.
"1.236," jawab Raikha, seraya mengingat angka-angka yang tercetak jelas dalam benak nya.
"Apa itu?" tanya Naya berkacak pinggang, memicingkan mata elangnya.
"Bunda, udah ngomong itu sebanyak 1.236 kali Bun. Itu Rai itung dari SD kelas 5, sebelum itu gak kehitung," jawab Raikha santai. Memang sangat mirip dengan Papahnya.
Bahkan Naya tidak dapat mengingat dengan jelas, saat melahirkan Raikha. Yang Naya ingat hanya ia di bawa di ruangan yang sangat gelap.
"SAKA!" teriak Naya.
"Iya kenapa sih sayang, jangan teriak-teriak gitu. Iya kan Raikha?" tanya Saka, tentu di balas anggukan semangat oleh Raikha.
"Iya anak lo, dia mirip banget sama lo. Kenapa ya, Raikha sifat nya gak kaya gue aja?" tanya Naya menatap datar kepada Raikha.
Jadi, aku-kamu an cuman pas sakit aja. Kalo udah normal mah enggak akan tuh pake acara aku-kamu. Kata Naya sih alay.
"Jangan lah, udah bagus gini. Pertahanin nak!" pinta Saka mengacungkan kedua jempol nya, lalu kembali di angguki semangat oleh Raikha.
"Pergi kalian!" usir Naya, tanpa aba-aba Raikha dan Saka pun juga sudah berpencar menjauh.
Ya, itu kesaharian Raikha. Keluarga nya bar-bar sekali. Membuat keluarga nya menjadi berwarna. Hidup nya sangat bahagia karena bisa lahir dalam keluarga kecil ini.
Raikha Syalsabila Yakila, itu cerita nya. Dia berharap hidup nya tidak seribet kedua orang tua nya.
"Rai..." panggil Naya.
"Mmm"
"Pusing aduh" Naya memegang kepala nya sekali memijit ringan.
"Papah..." panggil Raikha.
Saka yang merasa namanya di panggil pun menengok ke arah suara, "Iya Kha, kenapa?" tanya Saka yang sudah mendatangi kedua wanita setelah Bunda nya yang paling berharga dalam hidup nya.
"Kanker otak Bunda, kumat," jawab Rikha masih datar.
Saka membuka mata nya mebesar, "APA?!" Saka terkejut.
"Goblok banget sih, Bunda pusing karena punya anak kaya kamu!" timpal Naya memukul kepala belakang Raikha.
Raikha cemberut. 80% kepintaran Saka menurun kepada Raikha, tapi masih ada 20% dari Naya, terkadang membuat Raikha gagal konek.
Raikha mengangguk, "Jadi?" tanya Raikha.
"Beliin garam sekararung," perintah Naya.
Raikha langsung pergi ke kamar nya mengambil sebuah kakulator, "Sekarung itu berapa kilo?" tanya Raikha yang sudah siap untuk memencet sebuah angka.
"200 kilo" jawab Naya masih santai.
"Jadi, 200 di kali 2000 jumlahnya 400.000," jawab Raikha membuat Saka melongo tidak percaya.
Hebat anak gue tuh!
Bohong, jika Raikha pintar atau genius, ia sama saja seperti Naya yang bodoh.
"Mau marah tapi gak bisa, lagian di mirip kaya gue," timpal Naya yang di susul tawa menggelegar.
"Nih beli 2.000 aja," ucap Naya memberikan uang lembaran abu-abu dengan tulisan jumlah 2.000
"Upah?" tanya Raikha. Ya, jika menyuruh Raikha ke warung depan pasti ia akan meminnta upah.
"Nih" Saka memberikan uang berwarna biru dengan tulisan 50.000
"Upahnya gede banget bego!"
"Bahagiain anak sendiri mah enggak salah," balas Saka yang membentuk sebuah tangan seperti ala-ala korea, katanya sih cinta. Tapi, kalo di indonesia duit!
"Rai....," panggil Naya, padahal Raikha tadi sudah siap-siap.
"Hmm?"
"Hati-hati," ucap Naya seraya tersenyum manis ke arah Raikha, putri semata wayang nya.
Raikha menaikkan alis nya tidak percaya, "Kenapa?" tanya Raikha, jika di tanya seberapa deket Raikha dan Naya? Tentu mereka sangat dekat. Seperti kedua orang yang sama dengan ikatan yang sama.
Naya geleng-geleng, "Enggak, gak usah mampir-mampir yaa," ucap Naya seraya tersenyum.
Perlu di garis bawahi, Naya parno sama Raikha. Jika Raikha pergi sedikit saja dari pandangan Naya, tentu ia suka merasa sangat cemas. Bahkan pernah waktu Raikha SMP ada acara kemah. Dan Naya melarang keras Raikha untuk mengikuti acara berbahaya seperti itu.
Hidup di bawah naungan Naya. Ya, selama ini Raikha menjalani hari-hari nya dengan baik.
Raikha berjalan santai untuk pergi ke minimarket.
"Mba, beli ini garam nya satu bungkus aja," ucap Raikha menyerahkan sebuah bungkusan garam di meja kasir minimarket.
"2.500 neng cantik" ucap Mba kasir seraya tersenyum manis ke Raikha. Ya kapan lagi ketemu sama cewek secantik Raikha kan?
"Yah, saya enggak ada 500 an nya. Boleh diskon?" tanya Raikha santai, pria di belakang yang ikut mengantri itu mengernyit aneh, jika di lihat di dompet pink itu ada uang dengan jumlah 50.000.
"Gak bisa dong mba cantik, cantik-cantik kok pelit!" sindir Mba kasir itu.
Raikha hanya cemberut, "Kalo gitu, Ikha mau pulang aja ya," ucap Raikha yang sudah berbalik badan.
Mata nya bertemu dengan manik mata elang yang amat tajam, "Pake yang 50.000 itu aja. Kenapa harus pulang?" tanya seorang pria yang Raikha tidak ketahui namanya.
Fano Arkan Saidan, Pria tampan dengan mata elang, tinggi, putih dan juga bulu mata yang lentik itu. Ya, dia Fano Arkan Saidan dengan sifat yang sama seperti Raikha yaitu dingin.
"Mau ngambil koin 500 an dulu di rumah," jawab Raikha menunduk. Ia punya sifat Introvert tidak bisa berbicara lama-lama dengan orang asing. Itu akan membuat dirinya gemetar dan keringat dingin walaupun hanya sekedar berbicara.
"Hmm,"
"Lah mba nya enggak jadi mau beli?" tanya Mba kasir seraya mengangkat bungkusan garam itu.
Raikha meneguk ludah nya kasar, "Enggak deh mba, uang saya kurang 500," jawab Raikha gugup.
"Saya iklashin nih ambil," Pelayan Kasir itu lalu memasukkan bungkusan garam ke sebuah kantong plastik.
Wajah datar itu, menceritakan banyak hal, "Terimakasih," balas Raikha lalu mengambil bungkusan garam tersebut dengan senang hati.
Haloo semuanya, jadi ini Extra Part untuk ngucapin terimakasih ke kalian semua pembaca baru aku. Makasih udah baca dan vote yaa dukung aku terus kedepannya.
Ini salah satu part awal yang ada di Sequel Saka Armada yang udah di unpublish. Jadi, untuk ngenalin anaknya Saka dan Naya aku post sekilas ini untuk jadi Extra Part yaa. Terimakasih semuanya yang udah nyempatin waktu untuk voting bahkan komen.
Nantikan aku di karya selanjutnya ya...

KAMU SEDANG MEMBACA
TERPAKSA MENIKAH (End)
Teen FictionCerita Berganti judul, Judul sebelumnya Saka Armada Menikah karena di jodohkan atau karena tragedi? Cerita lika-liku Saka dan Naya untuk mencapai ke titik itu, kehidupan kedua nya penuh dengan pelik dan seperti drama ala-ala sinetron indonesia. Saka...