[25]

28.4K 1.6K 145
                                    

"Syarat nya kalo Naya dan Saka berhasil menang Olimpiade, Perjodohan nya di Cancel!" lanjut Naya membuat Dirga agak sedikit kebingugan apa katanya Olimpiade? Sejak kapan Naya mau ikut Olimpiade seperti itu.

Dirga mengeryiy, "Olimpiade?" tanya Dirga, tumben sekali putri nya itu mau mengikuti lomba yang berkaitan dengan otak.

Naya tersenyum, "Iya. Saka sama Naya mau ikut Olimpiade mewakilkan sekolah," jelas Naya membuat mata Dirga sukses membulat sempurna.

Dirga sudah tau jika Saka genius, Tapi dia juga tau bahwa otak anak nya juga di bawah rata-rata lalu apa katanya barusan Olimpiade? Bukankah itu cara baru untuk mempermalukan diri sendiri.

"Kamu yakin Nay, kamu selama sekolah gak pernah dapat juara," imbuh Dirga membuat pipi Naya sukses memerah.

Naya melirik Saka, "Kan ada Saka," balas Naya menampakan deretan gigi-gigi putih nya.

Dirga menghela nafas gusar, "Mau Saka ngajarin kamu sampe setahun juga gak akan ada perubahan," jelas Dirga.

Naya sudah malas menaggapi Papah nya ini. Bagaimana bisa dia mempermalukan Putri nya sendiri, "Seterah Pah seterah. Naya yang selalu salah," ucap Naya acuh.

Dirga terkekeh tapi tidak dengan Saka. Saka yang melihat adegan alayers ala Naya bergidik ngeri.

"Iya iya Nay, jadi besok Saka kamu jemput Naya ya.... Besok langsung bawa koper," jelas Dirga seperti nya sudah tidak sabar untuk melepas kan Putri nya itu ke kandang kucing.

"Siapa bilang Naya mau besok?" tanya Naya sambil menopang dagu.

"Nay terus mau kapan, kao gak besokk terus lusa atau minggu depan. Kalo gitu lama-lama gak jadi," balas Dirga.

"Naya mau malam ini juga!" tegas Naya, sedangkan bagaimana ekspresi Saka? Mata Saka sukses membulat sempurna dengan iris mata menatap Naya dalam.

"Besok? Nay jangan ngaco yaa kamu" tolak Dirga, yang tidak sabaran seperti nya bukan Dirga melainkan Naya.

"Seterah sih Naya mau nya malam ini, kalo besok lain lagi cerita nya," balas Naya acuh.

Jika sudah main debat-debat an seperti ini Dirga sudah sangat yakin bahwa Naya adalah sungguh anak Andin, di lihat caranya membalas setiap kata Dirga itu seperti pengacara yang membela klien di depan meja hijau saja.

Dirga jika di hadapkan seperti ini sungguh dia akan menyerah. Naya tidak akan main-main dengan kata-kata nya itu. Bagi Naya jika tidak ya tidak!

Dirga menghela nafas panjang, "Oke sekarang siapin barang yang mau di pakai malam ini dulu. Besok pulang untuk bawa banyak baju," jelas Dirga sungguh mengalah.

Naya tersenyum kemenangan. Tapi, Saka tidak melihat seperti senyum senang melainkan senyum yang sedang menyiapkan tembakan.

Naya sudah berdiri untuk bergegas menyiapkan beberapa baju, "Saka ikut ke kamar," ajak Naya membuat Saka kelimpungan antara kaget dan salting.

"Ka-kamar?" tanya Saka.

Naya menghela nafas gusar. Hanya kata kamar lalu mengapa membuat Saka gugup seperti itu, "Lo mikir apa? Kita bakal iya iya gitu di dalam kamar?" tanya Naya lalu memajukan langkah nya mendekat ke arah Saka.

"Jangan di sini tapi nanti di rumah lo," bisik Naya membuat Saka bergidik ngeri.

Dirga yang melihat itu hanya diam, dia tau Naya hanya menggoda Saka. Tapi, Saka sungguh beneran takut terlihat dari wajah nya.

Naya menjauhkan wajah nya dari Saka lalu menatap lekat manik mata Saka.

"Kelamaan ayok," ajak Naya langsung menarik lengan Saka.

Ctekk

"Kenapa di kunci?" tanya Saka saat melihat Naya mengunci pintu kamar membuat Saka sungguh khawatir. Apakah sungguh akan terjadi sesuatu malam ini.

Naya memasukan kunci nya di kantong yang ada di depan dada nya. Baju overall yang sekarang sedang di gunakan Naya ada kantong seperti kanguru membuat kesan imut tersendiri bagi yang melihat nya.

"Menurut lo?" tanya Naya yang berjalan mendekat ke arah Saka. Saka terus mundur hingga terjatuh ke kasur, Naya yang tidak dapat menyimbangkan langkah nya ikut terjatuh ke atas badan Saka. Tapi Naya adalah wanita yang tidak mudah salting karna hal ini.

Naya bergerak ke kancing kemeja putih sekolah Saka. Naya ingin melepaskan kancing itu, hanya untuk sekedar menggoda saja. Saka yang merasakan ada pergerakan dari tangan Naya langsung berdiri.

"Lo mau ngapain?" tanya Saka gugup beda dengan Naya yang terlihat biasa saja.

"Gue? Mau ambil perjaka lo!" jelas Naya membuat Saka membulatkan mata nya. Dia sungguh tidak menyangka bahwa gadis seperti Naya liar seperti ini. Apa jadinya nanti dia hidup serumah bersama gadis ini.

Saka berjalan melangkah ke arah Naya, Naya bingung mengapa Saka yang tadinya kucing terlihat seperti singa yang siap memangsa.

Bruk!

Naya terjatuh begitu juga dengan Saka. Tetapi, posisi mereka terbalik bukan seperti tadi. Sekarang Naya di bawah dan Saka di atas.

Saka menaikkan sudut bibir nya. Siapa pun yang mengenal Saka akan tertegun.

"L-lo mau a-apa?" tanya Naya gugup, dia bahkan lebih gugup di banding Saka tadi.

Naya tetap diam memejamkan mata nya.

Saka yang melihat itu kembali ke wajah nya semula, lalu mendekatkan bibir nya keteliga Naya, "Kucing jantan kalo di pancing sama kucing betina juga bakal kepancing Nay," bisik Saka, sebenarnya Saka juga gugup karna kondisi mereka seperti ini. Jika tangan yang di gunakan Saka untuk menyanggah tubuh nya itu terjatuh, badan mereka akan menempel, dan kalian tau sesuatu yang akan menempel apa bukan?

Naya menelan ludah nya gugup. Apakah benar Saka sudah kepancing? Jika tidak ingin dapat ikan, jangan memancing.

"Dari mana lo tau gue masih perjaka apa enggak?" tanya Saka menatap Naya, Naya sungguh terkejut atas pernyataan itu ahh apakah Saka sungguh sudah tidak perjaka lagi?

Naya yang sudah sadar sepenuh nya langsung bangun.

"Bodo," jawab Naya singkat, padahal dalam otak nya berputar-putar pertanyaan. Siapa gadis yang tidur bersama Saka? Di mana? Lalu bagaimana? Itu lah pertanyaan yang ingin di tanyakan oleh Naya tapi dia tidak berhak. Dia bukan siapa-siapa nya. Calon istri? Naya tidak akan pernah mengakui hal itu!

Saka sudah balik ke mode nya lagi. Mode nyaman!

"Cepetan mau bawa baju apa?" tanya Saka membuka suara, karna tidak juga melihat pergerakan Naya.

"Tunggu di luar!" tegas Naya lalu mengambil kunci dan menyerahkan pada Saka tanpa ba bi bu lagi lalu mendorong Saka keluar kamar.

Kok deg-degan.




Tinggalkan jejak ya....

TERPAKSA MENIKAH (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang