[35]

22.7K 1.2K 58
                                    

"Saka Armada harus ngelamar Naya di depan seluruh murid SMA!" tegas Naya. Bagaimana jadinya jika pria dengan predikat Introvert di suruh ngelamar di depan murid banyak. Gak kebayang ih!
 
Jangan tanya ekspresi Saka, udah kaya ketibanan duit sekarung. Seneng dong? Bukan takut!
 
Gimana perasaan kalian pas ketemu duit sekarung? Antara seneng tapi juga takut. Bayangin aja kalo duit nya punya maling, terus kalian ketangkap sama maling terus di bunuh. Dan gitulah perasaan Saka, cemas!
 
"Berarti Nafanda Yakila kita harus menang," balas Saka, bagi Naya menang olimpiade adalah hal tersulit dan susah untuk di lakukannya, hampir mustahil!
 
"Oke," balas Naya seraya tersenyum manis, cuman biar Saka seneng!
 
Dirga berdiri dari duduk nya, "Ayok pulang," ajak Dirga seraya mengandeng tangan mungil putri nya.
 
"Nginep disini gak bisa emangnya Pah?" tanya Naya dengan manik mata berbinar.
 
Dirga menghela nafas nya, "Enggak!" jawab Dirga.
 
Naya yang tidak mengharapkan itu langsung cemberut, manis.
 
"Dirga, apa kalian tidak bisa menginap disini saja?" tanya Fadil, masih ada segelintir rasa bersalah.
 
"Gak boleh calon pengantin wanita menginap di rumah calon mempelai Pria" jawab Dirga sedikit menggoda Naya.
 
Naya yang malu langsung memutuskan berdiri, "Naya pamit" ucap nya tersenyum manis kearah semua orang.
 
"Nay" panggil Saka.
 
Naya yang merasa namanya terpanggil itu langsung menoleh ke arah sumber suara.
 
"Besok malam acara ulang tahun Lia," jelas Saka, yang langsung di balas senyuman manis oleh Naya.
 
Hari ini, pagi yang cerah seperti hati dari pemilik gadis yang sedang asik nya bersenandung ria di dalam mobil.
 
"Nay kayaknya seneng banget," ucap Niko, setelah mendengar kabar bahwa Naya menerima perjodohan ini. Niko maupun Rico jadi memanjakan gadis itu,katanya sih kan bentar lagi juga mau pisah.
 
Niko akan sangat merindukan sosok Naya dirumah kecil nya.
 
"Eh, Iya dong kak," jawab Naya seraya tersenyum kuda. Hati Niko meringis melihat itu, baginya Naya akan selalu menjadi adik kecil nya. Adik tersayang nya, dan Adik yang sangat manja.
 
"Seneng mau ninggalin rumah ya?" tanya Niko yang masih fokus dalam jalanan di depan.
 
Naya menghela nafas nya, "Kak, nanti Naya bakal sering main kok," balas Naya seraya menatap keluar jendela. Dia tidak dapat melihat Kakak nya itu bersedih, bagi Naya perpisahan itu pasti terjadi, dan itu semua tergantung dengan bagaimana kita memaknai nya. Bisa dengan kesedihan atau tawa bahagia.
 
"Nay...," panggil Niko, Naya asik mengerakan jari jemari tangan nya dan menghentak-hentak an kaki nya.
 
"Kak Niko kok malah dilangkahin sih, gak lucu ih Naya yang nikah duluan," ujar Niko di sertai kekehan, tapi bagi Naya itu sama sekali tidak lucu. Dalam seuntas singkat kata itu memiliki arti yang dalam, bagi sosok Naya.
 
Naya menatap Niko lamat, "Kak, jangan kaya gitu dong. Kan Naya juga gak pergi selama-lamanya," balas Naya dengan senyuman manis, walaupun Niko sibuk menyetir dia masih bisa melihat senyum manis itu dari anak mata nya.
 
"Iya Naya sayang....," ujar Niko, setelah itu tidak ada pembicaraan apa-pun dalam mobil.
 
"Kak, Naya sekolah dulu ya," ucap Naya yang sudah turun dari mobil lalu melambaikan tangan, di jendela yang sengaja di bukakan oleh Niko.
 
Niko membalas dengan senyuman.
 
"Aduh," jerit Naya saat tidak sengaja seorang gadis yang sangat ia kenali itu, Liana.
 
"Aduh, sayang kamu gak papa kan?" ucap Naya seraya menyentuh lembut perut nya, totalitas banget!
 
"Lo ngomong sama cacing?" tanya Liana di sertai kekehan ringan.
 
"Eh enak aja, disini ada Saka Junior tau....," ejek Naya, untung saja kondisi sekolah masih sepi dan tidak ada yang menyaksikan kejadian lucu dan langka tersebut.
 
"Saka Junior? Lo yakin udah hamil anak Saka?" tanya Liana memicingkan mata nya tajam.
 
"Yakin dong, udah ah nanti Anak gue sawan lagi" ujar Naya yang langsung meninggalkan Liana.
 
Liana berdecih, "Lihat aja malam ini, Nafanda Yakila!"
 
"NAYA..." teriak Dion yang langsung di balas dengan senyum manis Naya.
 
Ahh sekolah rupanya udah rame, jadi Naya tetap lah Naya yang memiliki kebiasaan telat.
 
"Sak," panggil Naya, ini anak kenapa balik mode dulu lagi ya?
 
"SAKA ARMADA..." teriak Naya, ahh masih juga gak di respon.
 
"Aduh dedek bayi nya nendang," kata Naya seraya memegang perut nya itu sambil melirik ke arah Saka.
 
Saka yang mendapat peringatan dari Naya pun langsung menegakkan kepala nya, "Jangan bawa-bawa masalah rumah ke sekolah, lagian di perut lo itu isinya cuman makanan doang. Jangan mencapur adukan masalah perasaan disini!" jelas Saka, yang di hadiahi kekehan oleh Naya.
 
"Lagian Saka Armada, ini dia belum bisa nendang, iya kan Raikha," jelas gadis ini seraya terkekeh memegang perut nya itu.
 
"Raikha?" tanya Saka, siapa Raikha itu?
 
"Raikha nama anak kita," jawab Naya sambil terkekeh, gak mungkin kan Saka percaya?
 
"Dasar cewek gila!" balas Saka.
 
"Sak, mau punya dedek gemoyy," pinta Naya gelantungan manja di tangan Saka.
 
"Sama Dion tuh," ucap Saka menunjuk Dion yang di hadapannya.
 
Naya cemberut, lalu menyentuh bahu Dion pelan, "Kenapa Nay?" tanya Dion, jika di lihat-lihat Dion pun tidak beda jauh dari Saka.
 
"Buat anak yok," ajak Naya, Naya ngajak buat anak kaya ngajak anak orang main bekel.
 
Sedangkan Dion hanya terkekeh, "Boleh, mau nya kapan?" tanya Dion sambil mengedipkan mata nya, lalu melirik ke arah Saka.
 
"Kapan yaa enak nya? Saka menurut lo enak nya kapan?" tanya Naya seraya menatap Saka.
 
Dion tahu bahwa Naya hanya menggoda Saka, tapi bagaimana bisa Naya begitu berani nya mengajak orang untuk buat anak, dasar cewek gila!
 
"Seterah lo Nay seterah," jawab Saka tidak peduli.
 
"Tuh Dion, katanya seterah," ujar Naya dengan bibir yang di majukan membuat kesan imut, tapi rada gila.
 
"Sak bener nih boleh?" tanya Dion dengan senyuman licik, dia pun ingin sedikit bermain-main dengan Saka.
 
"Lagian Dion itu ganteng, terus manis juga. Gak kebayang loh Dion kalo kita collab buat anak, tuh jadinya bibit unggul," cerca Naya membuat kuping Saka panas.
 
"Sekali lagi lo muji cowok lain, gue gak akan diem aja!" ancam Saka, aa takut...
 
Naya tersenyum kearah Dion untuk menandakan permainan sudah berakhir bung.
 
"Mau apa emangnya?" tanya Naya seraya mulai mendekatkan wajah nya di ke arah Saka.
 
"Buat anak sama lo!"
 
 
 
 
 
 
 
 

TERPAKSA MENIKAH (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang