"Gue pergi," ucap Naya yang sudah berbalik dan segera ingin meninggalkan tempat ini tetapi, tangannya di tahan oleh Saka.
"Stop Nay," ucap Saka menghentikan langkah Naya, kepala Naya sudah berbalik lalu melihat manik mata Saka lamat-lamat.
Naya tersenyum kecut seseorang di hadapanbnya ini seperti bukan Saka, "Kenapa? Lo gak liat di sini siapa yang salah?" tanya Naya sambil menunjuk Liana, sedangkan yang di tunjuk seolah tidak bersalah.
Naya sangat kesal dengan perubahan sikap Saka, ada apa memang nya? Ada hubungan apa diantara mereka?
"Nay," ucap Saka dengan suara rendah. Naya memiliki sifat keras kepala, dia tidak akan mengalah begitu saja atau mudah di kalahkan.
Saka sudah merasa kesal yang di butuhkan Liana hanya kata 'maaf'. Lalu, apa susahnya untuk mengucapkan itu. Mengapa mulut Naya terus bungkam bungkam?
Naya mendecih, "Sak, gue gak bakal minta maaf sama dia!" tegas Naya yang sudah merasa jengah. Ada apa dengan dirinya mengapa dia merasa kesal di perlakukan seperti itu dengan Saka.
"NAFANDA YAKILA," bentak Saka saat Naya memalingkan wajah nya dan mengabaikan ucapan Saka. Sungguh Naya benar-benar keras kepala.
Naya kembali melihat Saka.Naya terus menatap lekat Saka, apakah ada yang salah dengan Saka? Mengapa Saka berubah drastis?
Liana sudah tersenyum penuh kemenangan bahwa kenyataan nya Saka Armada berpihak dengannya.
Naya menghela nafas panjang, "Apa yang lo butuhin!?" tanya Naya dia akan mendengarkan Saka kali ini.
"Kata maaf," jawab Saka menatap mata Naya seolah berkata 'kali ini aja Nay'
"Maaf," ucap Naya datar sungguh saat ini dia merasa ingin menangis. Orang tua nya juga pernah berkata
'Jika Maaf di butuhkan untuk memecahkan masalah. Minta Maaf lah!'"Lia udah kan?" ucap Saka yang sekarang menatap Liana.
"Gue gak mau perminta maaf yang gak iklas gitu," ucap Liana tersenyum licik. Sungguh emosi Naya sudah di ujung tanduk.
"Jadi mau lo apa? Gue berlutut?" sarkas Naya kesal. Walaupun Liana adalah anak pemilik sekolah ini seharusnya dia tidak semena-mena.
Liana menaikan sedikit sudut bibir nya "True," jawab Liana lalu mengangkat bahu nya menunggu pergerakan dari Naya.
Liana bertanya-tanya apakah kali ini Saka Armada akan memihak nya kembali? Jika iya Liana sungguh menang kali ini.
Naya menatap mata Saka. Dia menunggu apa yang akan di lakukan Saka, apakah dia akan menyuruh nya berlutut juga? Jika iya, dia jamin perjodohan ini tidak akan terjadi. Naya sungguh kesal melihat Saka membela Kakak Kelas nya ini tanpa tahu ada hubungan apa Liana dan Saka.
"Pertunjukan yang seru," ucap seorang pria lalu berjalan ke arah Naya membuat permasalah ini semakin rumit saja.
Al Gibran Semesta sahabat Saka dan juga Lia saat SMP. Karena suatu hal membuat persahabatan mereka berakhir. Al Gibran Semesta yang suka di panggil Gibran pria ini cukup tampan, badan tinggi dan juga Gibran di kenal sebagai musuh satu angkatan Saka Armada. Ketika dulu waktu SMP, Gibran dan Saka selalu bekerja sama dalam Olimpiade ataupun pertandingan lainnya. Tapi, lain halnya dengan di SMA. Gibran dan Saka dua sosok yang saling berlawanan. Seolah di antara mereka ada dinding besar yang menghalangi, seperti kutub utara dan selatan. Gibran adalah teman terlama nya Saka mereka berdua bahkan sudah berteman sejak kelas 3 SD. Saat pertama kali Saka pindah ke jakarta, Gibran lah teman pertama yang di miliki Saka.
Gibran memiliki sifat yang sangat hangat dan dia juga menjabat sebagai ketua Osis di SMA ini. Gibran bukan anak orang kaya seperti, Saka dan Lia bahkan bukan juga seperti Dion dan Fajar.
Gibran bisa di katakan beruntung karna orang miskin dari kalangan bawah seperti Gibran bisa bersekolah di SMA elit seperti ini. Karna Gibran juga termasuk siswa beprestasi tapi bukan seperi Saka dan Liana yang tidak perlu belajar bahkan sudah pintar. Gibran harus terus belajar dengan keras agar beasiswa di sekolah ini tidak di cabut.
"Ini lagi siapa?" tanya Naya dengan suara kecil karna sekarang tidak ada satu pun yang berpihak dengannya.
"Gue bisa dengar, Nafanda Yakila," ucap Gibran dengan penekanan setiap nama Naya.
Naya tidak suka dengan pria yang ikut campur seperti ini. Jika ada kesempatan Naya ingin lari saja dia tidak tau harus berlindung dengan siapa sekarang.
Gibran tersenyum wajah Naya memang sungguh cantik, "Kenalin nama gue Al-"
"Gak perlu ngenalin diri lo, gue bisa baca sendiri," potong Naya menunujuk Name Tag yang berada di baju Gibran.
"Al Gibran Semesta" gumam Naya.
"Panggil gue Gibran," balas Gibran mendekatkan bibir nya di telinga Naya membuat Saka mengepalkan tangan nya geram.
"Gue manggil lo Algi aja ya?" usul Naya, membuat Gibran terkejut dan juga mendapat pelototan tidak percaya dari Liana.
Liana ingin marah siapa Naya yang berani-berani nya ikut memanggil Gibran dengan sebutan seperti diri nya. Liana sudah siap ingin menampar Naya, tapi tangan nya di cekal erat oleh Saka, "Stop! Lo mau bongkar semuanya di sini?" bisik Saka membuat Liana menggeram frustasi.
"Nay panggil Al atau Gibran aja ya," pinta Gibran dia tau panggilan khusus itu di buat oleh Liana dan yang boleh memanggilnya seperti itu juga hanya Liana.
Naya menganguk, tapi dia sedikit merasa aneh ada apa dengan ekspresi Liana, seperti marah. Dan juga kenapa wajah Saka terlihat panik dan cemas?
Liana memajukan langkah nya lalu menarik lengan Gibran.
Gibran merasa cemas bagaimana jika semua orang curiga. Liana dan Saka seperti tadi saja sudah memancing beberapa netizen kepo di tambah Gibran. Membuat orang yang menyaksikan pertunjukan ini berdecak curiga. Kecuali, Dion dan Fajar yang memang sudah tau dengan hubungan antara Saka, Gibran dan Liana.
Naya kembali tersenyum kecut "Kalo lo minta gue berlutut sampe kucing bertelor juga, lo gak bakal dapetin itu!" tegas Naya lalu berlalu dari kerumunan ini sungguh sesak rasa nya berada di situ.
Saka terus menatap kepergian Naya.
"Saka Armada udah lama ya," ucap Gibran tiba-tiba menghentikan langkah Saka yang baru saja ingin mengejar Naya.
Saka tidak peduli lagi dengan tatapan orang-orang yang berada di kantin menaruh curiga apa hubungan antara Saka Armada yang tidak terkenal ini dengan Al Gibran Semesta Ketua Osis di SMA ini.
Saka tidak menjawab dia terus menatap tangan Liana yang belum lepas dari Gibran. Liana yang merasa di lihat terus oleh Saka langsung saja melepaskan tangan nya yang masih memegang Gibran.
Saka berdecih, "Jaga cewek lo baik-baik, dan jangan pernah nyentuh Naya!"
Terimakasih sudah mau membaca, tinggalkan jejak yaa..

KAMU SEDANG MEMBACA
TERPAKSA MENIKAH (End)
Teen FictionCerita Berganti judul, Judul sebelumnya Saka Armada Menikah karena di jodohkan atau karena tragedi? Cerita lika-liku Saka dan Naya untuk mencapai ke titik itu, kehidupan kedua nya penuh dengan pelik dan seperti drama ala-ala sinetron indonesia. Saka...