[14]

34.4K 2.1K 61
                                    

“Mamah,” gumam Naya terbangun dari tidur nya setelah memimpikan Andin.

“Nay, kamu kenapa kok tiba-tiba manggil Mamah?” tanya Dirga yang menatap wajah cantik Naya.

Dirga tetap mengawasi Naya dengan tidur di sofa kamarnya saat melihat putri nya itu tertidur dikasur miliknya.

“Naya mimpi Mamah, Pah,” jawab Naya, tak berselang lama air mata Naya kembali turun di wajah cantiknya itu.

“Apa kata Mamah?” tanya Dirga, bisa saja Andin sungguh datang ke mimpi Naya bukan karna bisa saja Andin juga merindukan putri kesayangannya itu.

Naya memang tipe putri yang cukup manja bagi keluarga nya. Tetapi, selama ini Naya tidak pernah melawan perkataan orang tua. Baru kali ini semenjak Naya akan dijodohkan dia selalu saja membantah entah itu Dirga ataupun Andin, Naya merasa sangat bersalah untuk terakhir kalinya Naya malah menciptakan kenangan buruk bagi Andin dia belum saja melihat sosok Mamah nya itu bahagia.

“Ma-mamah bilang ke Naya kalo Naya gak boleh nangis terus,” jawab Naya seadanya di dalam mimpi nya Mamah menghapus sisa-sia air mata yang ada di pipi Naya lalu berkata 'Nay jangan nangisin Mamah terus, Naya gak boleh nangis lagi ya, nanti cantiknya ilang loh'

Dirga tersenyum “Nah berarti Naya gak boleh nangis lagi,” tegas Dirga sebenarnya wajar saja jika Naya menangisi Andin tapi menurut Dirga, Rico bahkan Niko itu sudah sangat berlebihan. Seolah Naya belum bisa mengiklaskan Mamah nya untuk kembali kepada sang pencipta, dalam 7 hari ini setiap malam Naya terus menangis hingga para tetangga komplain tidak bisa tidur karna dikira Naya adalah kuntilanak yang menangis malam-malam.

“Ada yang Mamah omongin lagi Pah selain itu,” ucap Naya seraya sedikit mengingat, mimpi nya.

“Apa?” tanya Dirga biasanya Naya akan dengan mudah melupakan apa pun, tetapi sekarang lihatlah bahkan dia mengingat detail tentang mimpi nya semalam.

“Mamah bilang Naya disuruh terima perjodohan ini, karna itu keinginan terakhir Mamah yang belum Ia lihat,” jawab Naya sebenernya dia tidak ingin bercerita soal itu. Tapi bagaimana pun Naya harus melaksanakan keinginan terakhir sang Mamah bukan?

“Nay....,”

“Hmm,”

“Kamu udah telat masuk sekolah liat ini udah jam 6:30,” ucap Dirga yang juga tidak sadar bahwa Naya hari ini akan kembali masuk sekolah dan memulai hidup nya yang baru.

“Kok Papah baru ngigetin Naya sih,” ucap Naya lalu langsung berlari menuju kamarnya karna dia sungguh sudah telat karna sekolah nya masuk jam 07:30 apalagi ini hari senin di mana dia harus melaksanakan upacara.

15 menit berlalu Naya sudah turun dengan seragam lengkap untuk siap berangkat ke sekolahnya.

“KAK NIKO....,” teriak Naya, biasanya Niko sudah duduk manis di meja makan. Karena tidak kelihatan bukan kah biasanya jika pagi-pagi seperti ini Niko sudah duduk manis di meja makan sambil menikmati sarapan pagi nya, bahkan Rico dan Papah nya itu sampai menutup telinga karna sungguh kencang nya teriakan Naya.

Niko yang merasa di panggil keluar dari kamar nya, sebesar apa suara Naya saat memanggil Niko mengapa dia bisa langsung keluar jawabnnya adalah toak pun akan kalah jika Naya sudah teriak. Tapi, Niko tersenyum jika Naya sudah bisa teriak artinya Naya sudah baik-baik saja.

“Nay gila teriak kan lo bisa buat gendang telinga gue pecah loh,” hina Niko yang merasa kesal dia sedang enak-enak nya tidur bahkan kondisi nya saja belum mandi. Tapi dia tau pasti sekarang, Naya akan menyuruh nya mengantar ke sekolah lagi.

“Kak... Ayok cepet anter Naya,” ucap Naya yang sudah menggandeng tangan Niko apakah Naya tidak lihat Niko belum mandi.

“Nay naik angkutan umum aja lah ya, kakak belum mandi nih,” pinta Niko yang sangat mageran.

“Kak Niko ku yang paling tampan membahana, Kakak gak mandi aja tetep ganteng banget kok,” ucap Naya memuji agar Niko ini sedia mengantarkannya tentu saja tapi sungguh Niko memang di lahirkan dengan wajah yang tampan jadi mau gak mandi seminggu pun tetep ganteng paling bau asem

“Kakak mager dek ah,” tolak Niko, sudah berapa banyak waktu yang di buang hanya untuk debat bersama Kakak nya ini.

“Papah sama Rico berangkat,” ucap Dirga lalu pergi keluar bersama Rico

“Nay, Kakak gak bisa anter kamu,” ucap Niko santai lalu berjalan ke kamar.

“NAYA,” panggil Dirga dari luar rumah, Naya pun langsung berlari dia punya firasat bahwa Dirga akan mengantarkan nya kesekolah.

“Yeay, di anter Papah,” ucap Naya senang.

“Siapa yang mau anter kamu Nay, itu ada Saka,” ucap Papah menunjuk sebuah mobil yang terparkir rapih di depan rumah Naya.

“Sa-saka?” gumam Naya tak percaya untuk apa Saka menjemputnya.

Gimana nih malu banget, apa pura-pura lupa aja deh.

Jika di ingat-ingat waktu itu jika saja Naya mendengarkan Saka mungkin sekarang Andin masih ada di sini bersamanya dan juga bersama yang lainnya, dia cukup malu untuk menghadapi Saka tapi sungguh sudah tidak ada pilihan lain lagi. Papah nya sudah berangkat bersama Rico dan sekolah nya pun berlawanan, Kakak nya yang Mageran juga tidak mau mengantar, mau tidak mau sekarang Naya sudah duduk manis di mobil Saka.

Tidak ada pembicaraan apa pun di dalam mobil membuat Naya geram setengah mati. Dia tidak bisa terus-terus dalam kondisi canggung seperti ini rasanya mulutnya sekarang sangat gatal, tapi dia cukup malu untuk memulai pembicaraan dengan Saka semua ingatan pada malam itu mendadak terlintas dalam benak Naya, dia terus menunggu mungkin saja Saka yang akan berbicara duluan dengan Naya? Tidak mungkin! Jika tidak di tanya Saka tidak akan membuka suara.

1 menit

2 menit

10 menit kemudian....

Naya sungguh geram dia sudah tidak tahan lagi, “Sa-” ucap Naya terhenti karna mobil Saka mendadak berhenti, yang artinya sekarang mereka sudah sampai di sekolah.

“Hush....,” hela nafas Naya panjang yang merasa sesak karna sudah berada satu mobil dengan Saka dia bersumpah untuk tidak pernah menaiki mobil itu lagi!

“Nay,” panggil Saka

Wahh salah satu keajaiban dunia yang luar biasa bukan? Tapi bagi Naya itu biasa aja, “Hmm,” jawab Naya singkat jadi kaya abg yang lagi datang bulan gitu jawabnya singkat banget tumben Naya seperti itu, yap Jual Mahal.

“Gak jadi,” ucap Saka lalu berjalan melewati Naya.

“DASAR GILA!” hina Naya dengan suara yang keras hingga dia menjadi pusat perhatian.

“Lo udah baik-baik aja Nay,”














Tinggalkan jejak nya, terimakasih sudah mau membaca.

TERPAKSA MENIKAH (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang