Jangan salahkan Saka jika hari ini dia harus melewati tembok besar yang selama ini untuk menahan ego nya.
Saka mendekatkan wajah nya mengikis jarak nya dengan Naya, yang terasa hanya dengan hembusan masing-masing dari kedua insan ini.
"Jangan pernah berhentiin gue!" ujar Saka dan sungguh memangkas jarak nya, kedua bibir yang terus berpautan dengan nafsu nya.
"Mmhh" desah Naya kehabisan nafas.
"Jangan pernah berhenti" ucap Naya, Saka langsung mengambil kesempatan itu.
Kedua insan ini masih terus berciuman tanpa sadar ada dua orang yang sedang menyaksikan kejadian itu.
"SAKA!" teriak Nara yang sudah berdiri di ambang pintu.
"Bunda?" gumam Saka yang sudah melepaskan ciuman panas tadi.
"Iya ini Bunda, kamu ngapain anak orang Saka?" tanya Nara yang sudah memukul anak nya itu. Ahh bagaimana bisa Saka sungguh bodoh. Mereka belum nikah!
"Gak ngapa-ngapa in kok Bun," jawab Saka membela diri sendiri. Padahal tadi sungguh terlihat jelas jika kedua orang ini saling menikmati.
"Kamu pikir Bunda bodoh?" tanya Nara dengan mata yang merah, Nara sungguh tidak habis pikir dengan Saka. Selama ini seperti keong sawah yang menutup diri dari siapa pun. Lalu, mengapa perubahan nya terlalu kentara.
"Berdiri kamu!" perintah Fadil yang sudah memegang kerah baju Saka.
Sebuah pukulan mendarat mulus di pipi Saka, sudut bibir Saka pun sudah mengeluarkan darah segar.
"Om," ujar Naya nanar, dia sungguh merasa bersalah. Dia yang memancing Saka, andai tadi dia menghentikan Saka semua ini tidak akan terjadi.
Sebuah pukulan kembali mendarat di pipi mulus Saka. Wajah tampan Saka sudah penuh dengan lebam.
"Udah Mas, Saka kamu keluar sekarang duduk di ruang tamu!" perintah Nara yang langsung di aguki oleh Saka.
Tanpa Saka duga ada seorang gadis yang ia tidak harapkan, sedang duduk manis. Bukan hanya dia saja tapi seluruh keluarga berkumpul.
"Kenapa ada Liana?" tanya Saka kebingungan. Sedang apa gadis itu berada di sini sekarang? Bahkan Liana tidak datang sendiri tapi dengan Papih dan Mamih nya. Bagaimana Saka tau? Dia sudah mengenal Liana lama. Tentu seluk beluk keluarga Liana, Saka tau semua!
"KENAPA ADA LIANA!" teriak Saka, jika di tanyakan dengan baik-baik tidak di jawab lalu untuk apa terus bertanya baik-baik. Bertemu dengan gadis ini seperti membuka lembaran usang yang ingin Saka tutup rapat.
"Duduk dulu Saka," perinta Nara, Saka tidak dapat bicara apa-apa sekarang dia sungguh tidak mengerti dengan kondisi ini.
Saka berbalik lalu melirik Naya yang menunjukan raut yang sama seperti dirinya, bingung. Ada apa ini? Mengapa senior itu ada di rumah calon suami nya? Kejadian di kantin beberapa hari yang lalu kembali berputar. Dulu Naya ingin sekali menanyakan apa hubungan Liana dan Saka ahh dan Gibran juga. Hubungan rumit apa yang di miliki oleh ketiga orang itu? Naya mengurungkan untuk bertanya saat itu. Tapi tidak sekarang, dia sungguh ingin mengetahui apa yang tidak ia tahu selama ini.
Liana tersenyum manis tapi licik pada Saka.
Saka mode on, sifat Introvert nya itu tiba-tiba kembali. Saka menjadi muak kumpul-kumpul seperti ini.
Naya pun sudah duduk di samping Saka, tentu dengan perintah Nara, "Papah," ucap Naya terkejut, sekarang ada apa ini? Mengapa Papah nya juga datang?
"Sebelum nya saya mau minta maaf pada Naya dan Pak Dirga," ujar Fadil menundukan kepala nya malu.
Saka hanya terus berpikir sedang terjadi apa? Ini ada apa? Lalu mengapa?
Dirga menarik nafas dalam, "Naya, sini nak ayok kita pulang. Kemasi seluruh barang kamu" perintah Dirga bagai cambuk untuk Saka. Mengapa Naya harus pulang? Apa karna ciuman tadi?
"Sebentar Pah, ini kenapa Naya di suruh pulang? Ayah, Bunda. Saka gak ngerti apa-apa? Seharusnya gadis itu yang pergi!" ujar Saka sambil menunjuk Liana, Liana yang merasa tidak akan di terima lagi oleh Saka pun menatap nanar ke arah sana.
"Naya kenapa harus pulang? Apa karena ciuman tadi?" ujar Naya, membuat Dirga menghela nafas nya kecewa. Terbang lalu di hempaskan begitu saja.
"Naya nanti Papah jelasin di rumah, sekarang pulang dulu. Biar besok aja baju kamu di bawa," ujar Dirga yang sudah menarik lengan Naya.
Tapi tentu Naya tidak akan pulang sebelum mengetahui apa yang sedang terjadi saat ini.
"Gak, jelasin di sini SEKARANG" ujar Naya menekan kata sekarang.
"Dirga aku mohon maaf, kalian bisa duduk dulu. Dan akan aku jelaskan semua nya," jelas Fadil yang terus tidak dapat menatap mata Dirga.
Jangan tanya bagaimana perasaan Dirga saat ini, dia sungguh marah.
"Saka, kamu mau di jodohin sama Liana," ucap Fadil dengan tertekan, seperti ada beban dalam hati nya. Seperti ada paku yang menusuk jantung nya.
Naya membulatkan mata nya sempurna, begitu pun dengan Saka.
"Ayah bercanda?" tanya Saka.
Raut seluruh keluarga semua berubah menjadi lebih serius dan penuh misteri.
"AYAH SAMA BUNDA KOK JAHAT BANGET!" teriak Saka, Saka terlalu genius untuk mengetahui gimana kondisi yang terjadi sekarang. Dia cukup tau mengapa ini terjadi.
Hanya saja Saka tidak abis pikir gimana nanti perasaan Naya?
Semua keluarga pun juga sudah tau, satu kata saja Saka akan mengerti apa yang terjadi beda dengan Naya dia sama sekali tidak memahami ini semua, ada apa ini? Mengapa Papah menahan tangan Naya?
"Ini sebenernya ada apa? Om gak salah nyebutin nama kan? Bukankah Naya yang lagi dalam proses perjodohan sama Saka. Terus kenapa ada dia?" ucap Naya dengan nanar seraya menunjuk gadis yang merusak segala nya. Kan udah di tebak, pasti Naya gak ngerti.
Fadil memiliki perusahaan yang berdiri sendiri, berapa tahun silam perusahaan itu jatuh ke dasar. Keluarga Liana lah yang membantu keluarga Saka untuk bangkit dari keterpurukan.
Sebelumnya pun Saka dan Liana saling tidak mengenal. Hanya kedua kepala keluarga itu yang mengenal satu sama lain. Tapi tidak di sangka bahwa Liana dan Saka satu SMP saat itu, dan yang mengejutkan adalah hubungan mereka dekat.
Sekarang disini lah Perusahaan Fadil kembali jatuh lagi, membuat Fadil sibuk dalam 2 bulan terakhir. Papih Liana kembali menawarkan sesuatu yang bisa membuat Perusahaan nya bangun lagi, tapi tidak seperti dulu yang hanya sebatas bagi hasil. Sekarang Fadil di suruh memilih untuk mengorbankan seseorang.
"Naya perjodohan kamu sama Saka di batalkan!" jelas Nara, orang yang sama pada hari Andin meninggalkan Naya untuk selama-lama nya, dia orang yang memeluk nya dengan hangat. Tapi lihatlah sekarang seolah Naya memang tidak di butuhkan lagi disini, hah Naya mengerti sekarang dia lah yang di buang dan di tinggalkan!
Naya hanya menatap lurus, dengan tatapan yang tidak dapat di jelaskan. Bahkan perasaan Naya sekarang juga tidak bisa di deskripsikan. Dia ingin perjodohan ini di batalkan tapi tidak dengan cara ini.
"Sebelumnya kami sudah bicara dengan Papah kamu juga Naya," jelas Fadil, pikir Naya adalah begitu berani nya dia, dia siapa? Dia hanya calon mertua nya? Begitu berani nya menghancurkan hati Papah nya?
Dirga berbicara tanpa suara, Naya sudah mengerti apa artinya itu. Ia yakin Dirga memerintah untuk tetap diam sekarang ini. Dan ikuti permainan mereka. Tapi Naya tidak bisa diam saja!
"Siapa kalian yang berani menghancurkan harapan seseorang, Naya gak ngerti kenapa Saka dijodohin sama Liana. Dan Naya juga gak tau kenapa kalian begitu tega nya sama Almarhumah Mamah di sana. Nanti Naya harus ngomong apa?" ujar Naya yang tidak terasa air mata menetes dari mata indah itu lagi. Naya bukan nya sedih karena tidak jadi menikah dengan sosok Saka. Tapi, Naya memikirkan perasaan Mamah nya di sana, gimana jika beliau kecewa?
"Bukankah memang kamu dari awal selalu berusaha menolak perjodohan ini, dan hari ini kami mewujudkan nya Nafanda Yakila,"

KAMU SEDANG MEMBACA
TERPAKSA MENIKAH (End)
Ficção AdolescenteCerita Berganti judul, Judul sebelumnya Saka Armada Menikah karena di jodohkan atau karena tragedi? Cerita lika-liku Saka dan Naya untuk mencapai ke titik itu, kehidupan kedua nya penuh dengan pelik dan seperti drama ala-ala sinetron indonesia. Saka...