Naya merangkup wajah nya frustasi, dia tidak menyangka bahwa Nara bisa mengatakan itu. Ya memang benar selama ini Naya berusaha membatalkan perjodohan ini, tapi dia tidak ingin seperti ini lalu bagaimana nanti dengan Mamah nya dengan surga?
"Naya gak tau kenapa perjodohan ini jadi berubah orang, dan sebelumnya juga pun Naya tidak mengerti mengapa Naya dan Saka dijodohkan saat itu. Tapi yang Naya tau kalian gak bisa batalin perjodohan secara sepihak!" tegas Naya pada keluarga Saka, bukankah seharusnya ini di bicarakan dulu dengan nya.
Liana tersenyum meremehkan Naya yang ada di sana. Liana pun tidak dapat berkata-kata sekarang, tapi lihatlah waktu main Liana akan datang.
"Naya kamu jangan seolah jadi orang yang paling tersakiti. Kamu lupa, kamu buta atau emang menutup mata? Selama ini kamu seolah tidak tau apa-apa. Kami berusaha menjodohkan kalian berdua, tapi lihatlah gadis seperti dirimu saja tidak dapat menangani diri sendiri. Apa tidak perawan? Bunda awalnya menolak percaya, Bunda cuman pengen tutup mata dalam-dalam seolah hari itu Bunda tidak mendengar apa-apa tapi Bunda tetap tidak bisa melupakan itu," jelas Nara mengebu-gebu.
Seperti ada tombak yang menancap hati Dirga. Bahkan dia sangat menyesal hari itu telah menampar Naya, lalu begitu berani nya dia mengatakan nya di depan Dirga.
Dirga sudah tidak bisa duduk di rumah ini lagi, "Ayok pulang Naya, kita tidak perlu berada disini lagi lebih lama!" ajak Dirga yang sudah berusaha menarik lengan Naya, sedangkan Naya enggan untuk bergerak. Dia sedang menunggu seseorang itu melakukan sesuatu.
Tapi nihil, Saka juga tidak dapat berkutik seolah dia sungguh menutup mata. Jika Saka tidak dapat menangani ini biar Naya saja!
Naya tersenyum ketir, "Enggak Pah, mereka yang mulai dan harusnya juga di akhiri disini!" tegas Naya seraya memicingkan matanya. Naya cukup tau bahwa Dirga sudah tidak tahan lagi.
"Aku gak mau perjodohan ini batal!" ujar Naya membuat seluruh keluarga membulatkan mata nya termasuk Saka.
Waktu main Liana sudah mulai!
"Nafanda Yakila, seperti nya kita pernah bertemu, lo hanya angin lewat untuk keluarga ini. Banyak yang lo gak tau kan tentang Saka, apa yang lo tau ha?" tanya Liana seraya memicingkan mata nya. Naya hanya melirik sekilas ke arah Saka, dia cukup mengenal Saka sekarang.
"Saka itu hangat kaya api, tapi gak bisa di sentuh," ucap Naya membuat Liana terkekeh remeh.
"Hangat? Lo mau tau sesuatu yang kalo dari gue baca pasti lo gak tau hal ini. Saka itu Introvert!" tegas Liana, bentar-bentar.
Naya terlihat berpikir sejenak, apa yang di maksud Introvert? Selama ini tidak ada yang pernah memberitahu nya.
"Introvert? Naya gak percaya! Tadi aja Saka naik angkot kok sama Naya kok," jelas Naya, membuat Nara melotot tidak percaya. Sejak kapan Saka mau naik angkot?
Nara menelan ludah nya, apa yang ia lihat sekarang adalah nyata. Saka mulai berubah sedikit demi sedikit karna gadis ini.
"CUKUP!" teriak Dirga, dia sudah tidak tahan dengan drama ala-ala sinetron ini.
Dirga menarik lengan Naya, "Ayok pulang," perintah Dirga, dia sungguh sudah tidak dapat menahan nya lagi kali ini.
"Bentar Pah, ada yang mau Naya ucapin dulu," ujar Naya yang menahan tangan sang Papah yang sudah siap menarik tangan Naya paksa.
Raut wajah Naya berubah serius, "Saka harus tanggung jawab!" ucap Naya membuat Saka membulatkan mata nya sempurna. Tanggung jawab apa neng?
"Tanggung jawab?" gumam Saka, sedari tadi Saka hanya menjadi penonton tanpa berniat membuka sepatah kata suara.
"GUE HAMIL!" ucap Naya lantang.
Suara tawa keras terdengar dari orang bernama Liana itu. Jika semua orang sudah terkejut beda lainnya dengan Liana yang masih menanggap ini biasa saja.
"Hamil anak siapa? Nay gak usah ngehalu deh," cela Liana, dia sungguh tidak terkejut sama sekali. Dia sungguh tidak percaya!
"Lo hamil Nay?" tanya Saka, dia tidak mengerti sama sekali. Apa rencana gadis ini sekarang? Ada deh...
"Iya Naya hamil, anak nya Saka!" ucap Naya membuat seluruh keluarga membulatkan mata nya sempurna. Sejak kapan Saka belajar membuat anak?
"Anak gue? Nay," ucap Saka nanar. Dia tidak mengerti apa rencana nya sekarang.
"Iya Naya sekarang hamil anaknya Saka!" tegas Naya sekali lagi.
"Lo yakin Saka udah nyentuh lo?" tanya Liana seraya memicingkat matanya.
"Iya gue yakin"
Dirga sudah tidak habis pikir lagi, gadis ini. Ahh jika kalian pikir Dirga akan percaya? Kalian salah. Dia tidak mungkin mempercayakan itu.
"Kamu hamil anak Saka? Berarti Saka harus tanggung jawab!" tegas Fadil, disini lah Naya berpikir kritis.
Mengapa ini menjadi rumit. Bukankah belum ada satu jam mereka membatalkan perjodohan ini. Tapi apa sekarang, tanggung jawab? Naya pusing!
"Bener, Saka harus tanggung jawab!" tegas Nara.
Mengapa begitu mudah nya membohongi orang-orang ini. Mereka tidak akan mudah percaya begitu saja kan? Lalu mengapa mereka tidak mencela sama sekali? Ahh memusingkan saja.
"Tapi, Tante itu gak mungkin anak Saka," cela Liana seraya memicingkan mata nya kearah perut Naya yang masih datar. Ya iyalah orang gak ada apa-apa nya.
"Dari mana kamu tau kalo itu bukan anak nya Saka? Saya sendiri liat dengan mata kepala saya sendiri, kalo tadi mereka ciuman, di tambah ada bumbu panas loh," jelas Nara, membuat Naya bulshing, pipi nya merah merona. Tapi ada yang dia tidak mengerti di sini. Mengapa Nara dan Fadil jadi membela nya. Bukankah tadi Nara begitu kasar nya berkata hal-hal yang menyakitkan pada Naya.
Dirga berjalan ke arah Saka lalu mencengkram kerah baju Saka.
"Om," ucap Saka seraya melirik kearah Bunda dan Ayah nya.
Suara pintu terbuka membuyarkan semua nya.
Ketiga kakak Saka itu juga datang, mereka datang di waktu yang tepat!
"Ini kenapa?" tanya Dinda saat melihat tangan Dirga sedang mencengkram erat kerah baju Saka.
"Saka hamilin anak orang!" ujar Nara seraya menangis sambil terduduk memegang dada nya, drama!
Drama macam apa ini?
Naya merutuki ucapan nya barusan. Seharusnya dia tidak berbohong soal itu. Keadaan sekarang menjadi rumit dan tidak terkendali.
"Hamil? Saka sejak kapan lo belajar ngehamilin anak orang?" tanya Dira yang sudah memicingkan mata nya pada Saka.
Saka sudah menatap Naya nanar, berharap cerita ini segera berakhir. Dan cepat katakanlah kebenaran nya. Semua itu terucap tanpa suara hanya mata Saka yang berkata. Tapi jangan harap Naya mengerti, maaf Saka, Naya gak paham!
"Gila ini mah gila, jadi Saka diam-diam udah ngehamilin anak orang," cerca Deni juga ikut menyudutkan sang adik nya itu.
"Huekkk,"
"Naya," ucap Dirga dan Nara langsung menghampiri Naya yang mual-mual seperti sungguh sedang hamil muda.
"Biar aku yang urus Naya," ajak Nara yang sudah menarik lengan Naya.
Kekehan kecil dari Nara membuyarkan semua pikiran Naya.
"Maafin Bunda ya Nay tadi," ucap Nara seraya menyentuh hangat tangan Naya.
Naya sungguh tidak mengerti apa yang sedang terjadi saat ini.
"Bunda gak nyangka, makasih banyak ya Nay," lanjut Nara.
Stop!
"Bentar Bunda, Naya benar-benar gak ngerti" jelas Naya jujur.
"Jadi, tadi kita semua hanya pura-pura" jelas Nara, Naya yang mengerti langsung membuka mulut nya tidak percaya. Harusnya keluarga Saka main film saja!
"Terus?" tanya Naya penasaran, mengapa mereka harus berpura-pura?
"Yang tidak tau hanya keluarga dari Liana, Saka dan kamu. Bahkan Papah kamu juga tua soal rencana Drama ini" jelas Nara di sertai kekehan.
"Kenapa kalian harus Drama gini?" tanya Naya masih dalam kondisi syok.
"Karna kami memiliki alasan, tapi tidak bisa di jelaskan sekarang," jawab Nara seraya menatap manik mata Naya dalam.
"Bagus kamu berbohong soal kehamilan ini," lanjut Nara disertai kekehan.
"Naya gak bohong kok,"
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPAKSA MENIKAH (End)
Fiksi RemajaCerita Berganti judul, Judul sebelumnya Saka Armada Menikah karena di jodohkan atau karena tragedi? Cerita lika-liku Saka dan Naya untuk mencapai ke titik itu, kehidupan kedua nya penuh dengan pelik dan seperti drama ala-ala sinetron indonesia. Saka...