[24]

27.9K 1.5K 91
                                    

"Naya mulai sekarang Saka akan anter jemput kamu," ucapan dari suara yang sangat ia kenal. Ya, itu Papah nya, lalu bagaimana Saka ada suara rekaman itu membuat Naya diam tidak berkutik.

"Dari Om Dirga, jadi sekarang gak ada alasan untuk nolak balik sama gue," jelas Saka membuat Naya geram setengah ati. Bagaimana bisa Saka mendapatkan suara rekaman itu? Ahh Naya sempat berpikir apakah rekaman itu di rekayasa?

"Terus? Menurut lo gue bakal takluk gitu?" tanya Naya sambil memicingkan mata nya.

Sedangkan Gibran sudah menahan tawa nya.

Saka melihat Gibran dengan ujung mata nya, "Naya ini gak di rekayasa, kalo kamu gak mau ikut Saka pulang sekarang liat aja nanti di rumah!" ucap rekaman suara itu lagi, Naya bergidik jika begini sungguh Saka tidak berbohong dan dia tidak bisa melawan lagi. Jika masih memaksa melawan tentu Papah nya itu tidak sekedar mengancam saja tapi peringatan!

Naya sudah duduk manis di dalam mobil Saka ini, tapi Saka tidak juga menyalakan mesin mobil entah apa yang ia tunggu.

"Gibran lain kali jangan pernah ngusik Naya!" tegas Saka sebelum melajukan mobil nya. Sedangkan, Gibran di sana sudah mengepalkan telapak tangan nya, dan mata nya sudah memanas.

Mobil Saka menembus keramain jalan raya yang lumayan padat hari ini.

"Kok Papah bisa ngerekam suara gitu?" tanya Naya membuka suara dia tidak suka suasana canggung seperti ini. Jika Naya dan Saka berada dalam satu mobil sudah pasti hening mungkin semut² berdecak curiga dengan kedua orang ini.

"Rahasia," jawab Saka, sebenarnya Kakak Naya memesan kepada Saka untuk mengatar pulang Naya dengan selamat hingga ke rumah.

Saka bingung apa yang harus di lakukan nya? Dia terus menunggu Naya akan naik angkutan umum dan memutuskan untuk mengikuti nya dari belakang. Tapi rencana hanyalah wacana belaka, sosok bernama Gibran itu tiba-tiba saja datang dan membuat Saka resah. Jangan lupa Saka itu genius akhirnya dia memutuskan menelfon Papah Naya dengan berat hati. Jika Saka mengajak nya pulang begitu saja tentu Naya akan menolak sampai ayam jantan betelur juga Naya tidak akan berubah pikiran. Tapi, bukan Saka namanya jika tidak keluar dengan ide genius. Dia meminta tolong untuk Papah Naya itu merekam beberapa suara dan langsung di setujui oleh Dirga.

Akhirnya sekarang lah Naya berada di mobil nya dengan keheningan.

Naya menggeram, "Kenapa sih pake macet," ucap Naya bermonolog bibir nya kering jika 1 menit saja tidak bicara.

"Mungkin takdir," balas Saka yang masih fokus dengan mobil nya.

"Takdir palalu!" bentak Naya spontan.

"Mau makan dulu gak?" tanya Saka mencoba membuka suara.

"Gak," tolak Naya langsung tanpa berpikir.

Tak lama akhirnya mobil Saka sampai juga, dengan bersusah payah Naya menahan hasrat untuk berbicara. Tapi tentu dia urungkan karna kejadian di sekolah itu masih membuat Naya jengkel.

"Lo gak nawarin gue mampir dulu?" tanya Saka yang sudah keluar juga dari mobil nya mengikuti langkah Naya.

Naya memicingkan mata nya jangan-jangan ada udang di balik bakwan nih tiba-tiba saja Saka meminta di tawari mampir? Bahkan rumput-rumput bergoyang sedang bertanya-tanya.

"Gak usah, emang lo mau ngapain mampir kerumah gue?" tanya Naya seraya berdecak curiga.

Belum sempat Saka menjawab pintu rumah Naya terbuka dan menunjukan sosok yang keluar dengan senyum merekah.

"Saka, ayok sini masuk dulu," ucap Dirga sedangkan Naya sudah kelimpungan bagaimana ini?

Saka tersenyum nengejek, "Iya Om," jawab Saka lalu berjalan melewati Naya dengan senang hati.

Naya yang heran sebenarnya siapa anak nya itu, Naya atau Saka?

Sekarang Saka sudah duduk manis ehh ralat duduk dengan canggung bahkan Naya menahan tawa nya saat melihat Saka duduk seperti itu.

"Santai aja," perintah Dirga yang langsung di hadiahi kekehan oleh Naya.

"Papah udah sore biarin Saka pulang ya," ucap Naya membuka suara. Ini tidak benar Saka tidak boleh makin dekat dengan keluarga nya.

"Ada yang mau Papah omongin ke kamu sama Saka," jawab Dirga langsung to the point karna ia tau betul bagaimana kondisi Saka, mungkin sekarang Saka sedang gelisah galau merana karna berlama-lama dengan orang asing. Tapi apakah calon mertua patut di kata orang asing? Tentu tidak. Tapi bagi Saka iya!

"Iya Pah apa?" tanya Naya sudah tidak sabar dia sungguh harus cepat-cepat mengusir makhluk yang tidak di inginkan di rumahnya ini.

"Jadi Papah mau kamu nginep di rumah Saka selama seminggu!" perintah Dirga membuat Naya sukses membulatkan mata nya.

Tadi guru nya lalu sekarang apa? Papah nya juga ikut-ikut an apakah kata itu sedang tren? Mengapa Naya terus menerus mendengar hal yang sama dari orang yang berbeda.

"Gak mau," tolak Naya langsung.

"Itu bukan pertanyaan Naya, Papah gak nanya kamu mau apa enggak. Tapi perintah!" tegas Dirga membuat Naya menundukan wajah nya. Mata nya memanas menahan sesuatu yang sudah akan keluar.

Naya mengadah kan kepala nya lalu melihatkan senyum smirk devil, "Di rumah Saka ada siapa?" tanya Naya yang masih dengan senyum itu.

"Ayah pergi dinas. Bunda ikut nemenin," jawab Saka, sebenarnya untuk apa Naya menanyakan hal itu?

Naya menganguk-ngaguk paham, "Dari kapan sampe kapan?" tanya Naya.

"Dari malam ini sampe 2 minggu. Tapi bisa lebih" jelas Saka. Mengapa Naya ingin mengetahui hal itu?

"PAPAH PENGEN NINGGALIN NAYA TINGGAL BERDUA SAMA DIA!" teriak Naya sekarang dia sudah tidak dapat tenang lagi. Bagaimana bisa Papah nya itu begitu santai untuk menitipkan Naya dengan Saka, dan hidup berdua. Naya sudah membayangkan apa jadinya nanti dia serumah dengan Saka? Apa jadinya? Apakah nanti di rumah itu Naya akan terus diam tanpa suara? Ahh memikirkan nya saja membuat bibir Naya kelu.

"Gak usah teriak-teriak Nay. Lagian Papah yakin kalo Saka gak akan ngapa-ngapa in kamu. Nanti mungkin Saka yang akan merasa terancam," jelas Dirga masih tenang sedangkan Naya sudah sungguh habis kesabaran nya. Bagaimana bisa Papah nya itu malah menuduh hal yang iya iya pada Naya.

Jadi kalian yang belum tau Naya itu emang agak gesrek otak nya. Otak nya udah terkombinasi sama cerita² Wattpad karna keseringan baca hal-hal seperti itu. Lalu bagaimana Papah nya itu bisa tau? Naya bukan hanya membaca di wattpad tapi pasti dia selalu membeli buku-buku dan menjadikan nya koleksi. Dan semua buku yang Naya beli kebanyakan terpampang adegan dewasa yang sangat jelas. Lalu mengapa Dirga tidak melarang? Bagi Dirga anak nya itu juga butuh pembelajaran agar tidak kaget nanti waktu praktek.

Selagi Naya tidak melenceng Dirga tetap tidak akan begitu marah dengan putri nya itu.

Naya sudah tidak dapat berkata-kata lagi jika ia menolak mungkin akan tambah menambah dirinya pusing saja. Dan menguras tenaga!

"Ok Naya mau nginep di rumah Saka," balas Naya.

"Syarat nya kalo Naya dan Saka berhasil menang Olimpiade, perjodohan nya di cancel!"

TERPAKSA MENIKAH (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang