"Perjodohan ini gak akan terjadi kalo lo mau ikut Olimpiade!" tawar Saka, Naya menaikan sebelah alis nya."Lo pikir gue percaya dengan hal konyol itu?" tanya Naya. Tidak mungkin kan Naya percaya pada hal seperti itu, antara perjodohan dan olimpiade ini tidak ada hubungan nya sama sekali.
Saka mengernyit, "Gue bisa ngeyakinin mereka," tutur Saka dengan raut wajah yang tidak terbaca sama sekali.
"Mereka siapa?" tanya Naya, dia tidak sebodoh itu walaupun Naya tau yang di maksud mereka adalah keluarga nya dan Saka.
"Keluarga gue, Nay," jelas Saka yang langsung di angguki oleh Naya. Lalu bagaimana dengan keluarga nya?
Naya menaikan alis nya, "Keluarga gue?" tanya Naya, Papah nya itu sungguh keras kepala sedikit mirip dengan sifat Naya. Kemungkinan besar Naya tidak akan bisa meyakinkan Dirga.
"Gue gak kenal sama keluarga lo dan gue juga gak deket," jelas Saka, dia cukup jaga jarak dengan orang-orang baru karna sifat Introvert, nya yang masih belum berubah.
Naya menghela nafas gusar, bagaimana Saka bisa di andalkan menjadi kepala keluarga jika begini, "Gue gak peduli Sak, mau lo gak kenal kek atau gak deket apapun itu sekali lo udah ngomong mau batalin perjodohan nya, itu so pasti menyangkut kedua keluarga!" jelas Naya, jika hanya keluarga Saka yang di yakinkan lalu bagaimana dengan keluarga nya?
"Akan gue usahain," ucap Saka membuat Naya jengah sungguh jika membunuh di bolekan, dia tidak akan sungkan membunuh laki-laki ini.
"Gue gak butuh lo ngomonng iya gue janji atau iya Naya gue usahain. Lo pikir gue peduli akan hal itu, enek gue denger janji cowok asal lo mau tau Sak. Apa lo gak punya kaca di rumah? Sekali kali ngaca Sak, lo sadar gak sih kenapa gue gak mau nikah sama orang kaya modelan lo begini. Lo mau tau alasan nya? Gue bisa mati muda kalo hidup bareng sama lo!" jelas Naya gusar dengan hati yang juga tidak enak. Sebenernya Naya juga tidak ingin mengatakan ini, hanya saja dia harus agar pria ini sadar.
Saka hanya diam terus menatap lekat Naya, membuat Naya berpikir apakah Saka balik ke mode on lagi?
"Nay seandaianya lo tau gue, lo harus nya ngerasa bangga karna gue banyak bicara kalo sama lo" jelas Saka, membuat api dalam otak naya memuncak hingga ke ubun-ubun sungguh dia ingin marah tapi tidak bisa.
Naya tersenyum sinis, "Bangga? Menurut lo gue bakal bangga sama hal itu Saka Armada?" tanya Naya yang sudah berkacak pinggang.
"Bukan menurut gue Nay, tapi seharusnya lo bangga akan hal itu," jelas Saka.
Baiklah kesabaran Naya seperti nya sedang benar-benar di uji dia sungguh akan kehabisan kesabaran dalam hitungan detik.
Naya terduduk sambil memejamkan matanya menghela nafas gusar, untuk mereda emosi yang sedang berkobar di hati nya ini.
"Nay lo pikir-pikir lagi aja, tapi jangan kelamaan yaa. Gue tunggu besok!" lanjut Saka lalu meninggalkan Naya sendiri dengan kesendirian nya.
"Haish....,"
Naya sekarang sudah menunggu Kakak nya tercinta di depan gerbang sekolah, dia sungguh berharap bahwa Kakak nya itu berkenan menjemputnya setelah Naya mengirimkan nya pesan singkat.
Berapa menit kemudian Naya sudah menunggu tapi tidak ada tanda-tanda bahwa Kakak nya itu datang.
Tinn
Tin....
Naya menoleh kan kepala dan melihat siapa yang mengangu nya ini.
"Gibran?" gumam Naya melihat motor Gibran beserta Gibran nya sudah berada tepat di belakangnya, sejak kapan?
"Haii princes... Ayok sini naik ke motor abang. Biar abang anterin dengan selamat," ucap nya membuat Naya mual, wajah seperti Gibran mengatakan hal seperti itu ahh sungguh sangat tidak cocok.
"Lo hamil?" lanjut Gibran bertanya saat melihat Naya mual-mual, lagian siapa yang menyuruhnya melakukan hal itu sungguh menjijikan untuk di dengar bagi Naya.
"Iya hamil anak lo!" bentak Naya yang langsung dapat kekehan dari Gibran.
"Princess kapan kita ngelakuin nya? Ahh atau jangan-jangan pas kita gak sadar yaa? Wahh jadi di perut lo sekarang ada Gibran junior nih, sini uttututut," jelas Gibran membuat Naya tak abis pikir, membuat Naya tercengah melihat kelakuan orang ini. Sungguh sayang ganteng-ganteng agak gak waras. Mengapa Naya di kelilingi oleh pria aneh? Apakah dulu Naya pernah brbuat salah hingga di hukum seperti ini,pikir Naya.
"Gibran junior palalu!" cetus Naya dengan gigi yang di gertakan, iris mata nya melirik pria yang berada di samping nya ini.
"Maaf deh ya, ok btw ngapain di sini?" tanya Gibran, sekarang sudah sangat siang tapi Naya masih berada di sekolah, lalu bagaimana dengan Gibran mengapa jam segitu masih berada di sekolah? Karna Gibran ketua Osis kerjaan nya banyak jadi membuat dirinya selalu pulang terlambat.
"Menurut lo?!" cetus Naya dengan lirikan mata tajam seolah mangatakan lo yang ngapain di sini sekarang!
"Nunggu jemputan, ayokk gue anter" tawar Gibran, Naya diam menimbang-nimbang dia tidak bisa berhubungan dengan laki-laki yang ada kaitan nya dengan kakak kelas nya itu. Ah sungguh seperti nya Naya sudah di kutuk.
"Gak terimakasih," tolak Naya,
Tin....
Klakson mobil membuat kedua nya terpejat dan melihat siapa yang berani mengklakson dengan keras seperti itu.
Saka Armada? Sedang apa pria ini di jam segini? Padahal jam sudah menunjukan 14.30
"Naik," perintah Saka lalu menarik lengan Naya paksa, Gibran yang tidak terima ikut menahan tangan Naya.
"Eeh jangan main rebut pelanggan dong. Cari sendiri sana, gue duluan ya!" tegas Gibran, Naya yang sudah risih mengapa mereka begitu sibuk nya, lalu mengempaskan kedua tangan pria ini. Mengapa Naya harus terikat dengan kedua pria ini? Ahh sungguh menyesakkan.
"Gue bisa pulang sendiri," ucap Naya lalu langsung berjalan.
Saka mengeluarkan ponsel dari saku nya lalu menghidupkan pesan suara dari seorang, "Naya mulai sekarang Saka akan anter jemput kamu,"
Maaf, telat update.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPAKSA MENIKAH (End)
Teen FictionCerita Berganti judul, Judul sebelumnya Saka Armada Menikah karena di jodohkan atau karena tragedi? Cerita lika-liku Saka dan Naya untuk mencapai ke titik itu, kehidupan kedua nya penuh dengan pelik dan seperti drama ala-ala sinetron indonesia. Saka...