Chapter 2-Revisi

57.8K 3K 95
                                    

Suara yang sangat dinanti oleh seluruh siswa ini berbunyi dengan keras nya dan dihadiahi dengan senyum bahagia, bahkan tidak ketinggalan dengan gadis yang asik mengayunkan kaki nya di kursi dengan senyum andalan.

"Lo gak mau pulang atau bakalan tetep tidur gini terus?" tanya Naya seraya tersenyum simpul, sedikit mengintip wajah Saka, jiwa netizen kepo nya menggelora panas.

"Nay, lo pulang duluan aja," pinta Dion. Ia, sudah kenal dengan Saka sejak lama. So pasti, Saka tidak akan langsung pulang katanya sih, 'Tunggu sepi'

Naya cuman mengangguk tanda paham, seraya tersenyum manis. Baginya jika masih ada hari untuk tersenyum, tidak perlu menunggu besok, "Gue duluan ya," ucap Naya melambaikan tangannya antusias, sesekali ia sedikit melirik Saka lalu tersenyum simpul.

Ketika sudah dirasa Naya benar-benar sudah tidak terlihat dari pandangan, Dion langsung membangunkan Saka,"Kuy balik," ajak Fajar yang merasa keadaan sepi tanpa kebisingan siswi yang berbicara skincare, atau boy band korea.

Dengan perlahan tapi pasti Saka mengangkat kepala nya, sedikit melirik kanan dan kiri, hanya unuk sekedar memastikan keadaan kelas memang benar-benar sudah sepi, "Gue kerumah lo ya Faj," pinta Saka seraya memasukan beberapa buku ke tas, yang sempat Naya ambil tanpa izin dari Saka.

"Gak bisa Sak, maaf Mamah gue ada di rumah soalnya," tolak Fajar seraya menyentuh bahu Saka. Raut wajah Saka mengatakan segala nya, penuh rasa kesal.

Saka memang suka menginap tempat Fajar. Karena, Mamah Fajar yang selalu bertugas keluar negeri, membuat Saka bebas main kerumah Fajar karna hanya ada Fajar.

Mengapa Saka tidak kerumah Dion? Karna rumah Dion sama saja dengan rumahnya.

Saka dia adalah sosok Introvert atau dengan kata lain Saka sangat sulit beradaptasi dengan apa pun itu, dan siapa pun itu. Tetapi, Saka genius bahkan IQ nya diakui oleh dunia, hebat bukan? Karena itu mau Saka tidur ataupun bolos tidak akan ada yang memarahinya untuk apa memarahi anak pintar? Semua guru tau dengan pasti, mau Saka belajar maupun tidak itu sama sekali bukan masalah.

Saka Armada, memilik 4 saudara. Saka anak terakhir, katanya sih kalo yang termuda akan disayang. Tapi, lain halnya dengan keluarga ini, sudah cukup membesarkan hingga umur sekarang. Saka harus banyak bersyukur karena tidak dibuang oleh keluarganya sendiri.

Selama ini, Saka hanya di urus dengan sosok wanita paruh baya, yang dengan sabar nya masih mengurus Saka dengan baik hingga saat ini.
Saka tidak suka dengan keramaian, kebisingan, ataupun keributan. Ia ingin hidup nyaman, aman dan damai. Saka tidak berharap lebih akan kelanjutan masa depannya. Ia tidak peduli dengan ribuan hujatan yang di lontarkan pada dirinya. Dia hanya berharap sosok Nara--Bunda Saka, akan bertahan sampai garis finnish berjalan bersamanya.

"Saka pulang," sapa Saka mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru rumah. Ia, tidak akan berlama-lama berada di posisi canggung ini. Saka tidak suka basa-basi. Ketika sampai rumah, tidak perlu banyak bicara. Masuk kamar, sudah selesai lalu tidur!

Nara Bunda Saka mengetuk pintu kamar Saka, tidak lama Nara menghela nafas nya kecewa, sudah hampir 18 tahun ia melakukan kegiatan yang sangat melelahkan ini. "Saka ini Bunda," panggil Nara.

Suara pintu terbuka membuyarkan pikiran Nara, "Kenapa, Bun?" tanya Saka sedikit membuka pintu kamar nya, melihat Nara membawa nampan selalu membuat hati nya meringis. Ia bukan anak penyakitan, tapi kondisi yang tidak di inginkan membuatnya seperti ini.

TERPAKSA MENIKAH (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang