"Naya gak bohong kok," ucapnya lalu di hadiahi kekehan ringan oleh Nara.
Naya dan Nara hanya bertatap-tatapan lalu tertawa. Sebenarnya Nara tau dengan betul bahwa Naya itu suka bercanda.
"Udah ya Nay, kita kasih sedikit permainan lagi ke mereka okey," ajak Nara, Naya yang mulai suka dengan Drama ini pun tersenyum manis.
"Tapi Saka?" tanya Naya, dia takut jika terlalu serius nanti dia percaya.
"Saka kenapa? Dia gak punya riwayat penyakit sayang," jelas Nara, terlihat di raut wajah Naya ke khawatiran sesuatu yang tidak dapat di ungkapkan.
"Bukan itu Bunda, nanti kalo Saka percaya gimana?" tanya Naya dengan wajah polos nya, siapa pun pasti akan tertawa melihatnya termasuk Nara sekarang, Tertawa tanpa suara. Emang ada?
"Emang kalian beneran udah ngelakuin itu?" tanya Nara menekan kata itu, Nara memicingkan mata nya berniat sedikit menggoda Naya.
Naya menggaruk tengkuk nya, "Ah? Eng-enggak kok Bun," jawab Naya gugup.
"Atau kalian udah lebih dari ciuman kemarin?" tanya Nara seraya memicingkan matanya, dan tersenyum ala emak-emak yang baru saja nangkap pelakor.
"Belum kok Bun," jawab Naya, sedangkan Nara menghela nafas nya.
"Berarti kalo tadi gak ada Bunda sama Ayah, kalian bisa ngelakuin lebih dari itu?" tanya Nara menggoda sedikit Naya.
"Eh,"
"Walaupun kamu ngomong udah, Bunda gak akan percaya. Kenapa? Saka itu prinsip nya kuat sama kaya Ayah nya," ujar Nara seraya terkekeh.
"Contohnya Bun?" tanya Naya penasaran, jika kasus nya sama dengan Saka berarti itu faktor keturunan!
"Nanti Bunda cerita deh, sekarang ayok kita balik lagi," ajak Nara yang langsung berjalan lebih dulu dan di ikuti Naya di belakang nya.
Semua sudah duduk manis, lain halnya dengan Liana beserta keluarga nya, mereka semua seperti habis kejatuhan tai ayam.
"Gimana dedek bayi nya baik-baik aja?" tanya Liana meremehkan, ini adalah pertanyaan jebakan!
"Alhamdullilah sehat," jawab Naya tersenyum manis, sedangkan disana Saka berdecih. Drama apa yang sedang di mainkan gadis ini.
Saka berdiri dari duduk nya, "Nay ikut gue," ajak Saka yang langsung saja menarik lengan Naya tanpa izin.
"Jangan cepet-cepet kasian dedek bayi nya," ucap Naya seraya memegang perut rata nya.
"Halu!"
Sedikit bermain-main dengan Saka seperti nya seru.
"Anak siapa itu?" tanya Saka langsung saja, dia tidak ingin basa basi, karna sejatinya ini sudah basi!
"Menurut lo?" tanya Naya balik, jika di telusuri wajah Saka itu lucu juga. Gugup kok lucu sih Nay!
"Apakah ciuman doang bisa menghasilkan anak?" tanya Saka memicingkan mata nya kearah perut datar Naya. Genius kok goblok!
Naya menatap raut wajah Saka tanpa ekspresi, "Menurut Lo?" tanya Naya sekali lagi.
"Stop ngomong menurut lo, sekarang ngomong jujur," perintah Saka bagaikan lawakan yang paling lucu sedunia. Hanya saja dia tidak dapat tertawa sekarang.
"Ini anak lo Saka, tanggung jawab!" tegas Naya, sepertinya belum cukup bermain-main dengan Saka. Kasihan loh muka nya udah tegang!
"Kapan kita buat nya?" tanya Saka, dia kenal Naya pun belum terlalu lama.
"Kapan yaa?" ujar Naya seraya menghentak-hentak an kaki nya, kepala nya melihat langit-langit kamar, Berpikir nih Nay.
"Nay jangan bercanda!" tegas Saka, okey untuk pertama kali nya Saka sudah muak dengan semua ini. Dia ingin semua ini segera berakhir. Mengapa dia seperti bola yang di lempar sana sini, tapi pemenang nya juga bukan dia.
"Kalo gue ngomong ini anak gak jelas asal usul nya, lo bakal tanggung jawab?" tanya Naya dengan tatapan sendu.
"Goblok jangan di pelihara!" tegas Saka kesal, doa ingin mencakar-cakar apa pun sekarang ini.
"Oiya perihal tadi soal Introvert itu maksudnya apa ya? Bapak Saka Armada," tanya Naya, dia sungguh di perlakukan seperti orang bodoh di sini.
"Gak usah mengalihkan pembicaraan," balas Saka, dia tau sebenernya menyembunyikan soal sifat introvert nya pada Naya adalah keputusan yang salah dari awal.
"Gue tau, lo bohong kan tadi. Yang gue gak ngerti Nafanda Yakila, kenapa lo bohong?" tanya Saka seraya memicingkan mata nya.
"Gue gak mau dia nikah sama lo," jawab Naya menatap manik indah Saka.
Saka hanya berdecih, "Jadi maksud lo apa Nay, gue gak ngerti. Lo gak mau Liana nikah sama gue. Tapi lo juga gak bisa nikah sama gue, kan?" tanya Saka seraya membalas tatapan Naya.
"Tap-" ucap Naya terpotong.
"Nay kenapa? Lo udah ada rasa sama gue?" tanya Saka dengan tanda yang lembut, siapa pun akan terlena.
"Belum," jawab Naya langsung, artinya tidak ada keraguan disana.
"Gue mau lo ngomong kenyataan nya. Kalo sebenernya lo gak hamil dan kita juga belum pernah ngapa-ngapain. Dan perjodohan ini bener batal. Ini kan yang lo pengenin dari awal!" perintah Saka, jangan anggap Naya mendengarkan itu, jangan harap!
"Lo sepengen itu nikah sama Liana?" tanya Naya dengan tatapan sendu, dia merasa tersakiti disini. Jadi selama ini apakah tidak ada yang spesial di antara kita?
"Lo mau jawaban apa?" tanya balik Saka.
"Enggak," jawab Naya, dia sungguh berharap mendengar itu dari Naya.
"Belum ada perasaan apa pun, tapi seolah lo berhak atas hidup gue, nyatanya enggak!" tegas Saka, seperti pisau yang menyayat dalam hati nya.
"Kalian berdua ada hubungan apa sama Liana?" tanya Naya, sudah dari hari itu dimana kejadian di kantin, ia ingin menanyakan hal ini.
"Berdua? Maksud Lo Gibran?" tanya Saka.
"Iya, ada hubungan apa kalian bertiga?" tanya Naya mengulangkan pertanyaan barusan.
"Persahabatan, jelas!" jawab Saka menekan kata jelas.
"Sahabat? Kalian tidak terlihat seperti sahabat!" balas Naya.
"Untuk perihal itu, anda dilarang ikut campur!" jawab Saka, kaku amat mas!
"Kaku banget dah, okey gue gak akan kepo!" balas Naya, seraya sedikit terkekeh. Pasti ada yang serius di antara mereka bertiga!
"Back to topic, jadi gimana ini mau nya Bumil?" tanya Saka.
"Ikutin permainan gue!" balas Naya yang langsung saja meninggalkan Saka tanpa persetujuan.
Naya sudah berdiri di depan ketiga keluarga.
"Permisi semuanya, Atas Nama Bapak Saka Armada dan saya Nafanda Yakila sebagai juru bicara, Bapak Saka Armada bersedia tanggung jawab tentang anak yang saya kandung!" ucap Naya seraya menyentuh perut datar nya.
"APA!" teriak Liana tidak terima, sedangkan Saka yang ada disana hanya menyaksikan Drama ini.
"Mba, jangan buat kaget dong. Saya punya keluarga riwayat penyakit jantung!" ucap Naya seraya memicingkan mata nya, menyentuh dada nya. Sebenarnya Naya hanya mengada-ngada saja. Tapi kan emang bener!
"Sekalian gak kena serangan jantung aja," pinta Liana seolah itu hal yang enteng di ucapkan bagi nya.
"Back to topic, jadi saya Nafanda Yakila bersedia menikah dengan Saka Armada," ujar Naya dengan senyum manis ke arah Saka, tanpa di duga sebuah lekukan senyum itu yang tidak pernah dilihat siapapun terbit di wajah tampan Saka.
Sedangkan jangan tanya ekspresi keluarga Saka, semua nya terkejut pria yang di ketahui tidak dapat mengekspresikan sesuatu itu, tapi sekarang ia tersenyum.
"Gue mau ngajuin syarat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TERPAKSA MENIKAH (End)
Teen FictionCerita Berganti judul, Judul sebelumnya Saka Armada Menikah karena di jodohkan atau karena tragedi? Cerita lika-liku Saka dan Naya untuk mencapai ke titik itu, kehidupan kedua nya penuh dengan pelik dan seperti drama ala-ala sinetron indonesia. Saka...