[36]

20.7K 1.2K 83
                                    

"Buat anak sama lo!" tegas Saka, iris mata nya mengisyaratkan ada kebenaran disana.
 
"Kapan nih, mau nya kapan dan posisi nya dimana?" tanya Naya antusias, sedangkan Saka di sana hanya mendengus kesal.
 
Saka memajukan wajah nya ke arah Naya, lalu mengambil beberapa anak rambut yang menghiasi wajah cantik Naya, "Nanti yaa, nunggu sah," jawab Saka seraya tersenyum. Naya bersumpah senyum Saka adalah yang paling manis sedunia...
 
"Jangan senyum-senyum ah....," pinta Naya, memukul pelan dada Saka.
 
"Aduh lo mukul hati gue," ujar Saka seraya sedikit kesakitan, padahal pukulan Naya itu tidak ada apa-apa nya.
 
Naya mendengus, "Hati itu disini," ujar Naya seraya menyentuh tempat dimana hati berada.
 
Saka mengerakan tangan nya membentuk sebuah lingkaran di wajah Naya, "Hati gue di pemilik wajah indah ini," ujar Saka dengan senyuman yang sama...
 
Satu pinta Naya, jangan pernah mengambil senyuman itu dari wajah Saka.
 
Pipi merona menghiasi pipi indah Naya, membuat kesan khusus bagi pemilik nama Nafanda Yakila itu.
 
"Basi!" tegas Naya, strategi jual mahal nih, gara-gara kemarin pas obral gak di beli!
 
"Pipi udah merah gitu, masih bilang basi," ujar Saka, gadis itu menunduk malu lalu mengusap pipi nya kasar
 
"Mau di bantu biar cepet ilang?" tanya Saka, gadis itu terus menunduk malu, ahh mengemaskan!
 
"Gombalin aku lagi dong Mas," pinta Naya yang ia dapat adalah kekehan dari Saka, jika gadis lain akan malu jika sudah di gombalin lain halnya dengan Naya, unik.
 
"Mau di gombalin nya gimana nih?" tanya Saka, gadis itu terlihat berpikir.
 
"Kaya yang ada di wattpad" pinta Naya menaikan sudut bibir nya, bisakah Saka melakukan itu?
 
Cup.
 
Satu ciuman mendarat di pipi merah Naya, sudah merah tambah merah.
 
Naya yang tidak menyangka mendapatkan hal itu, langsung merangkup wajah nya malu, "Saka ih ini di kelas," ujar Naya yang terus mengentak-hentak an kaki nya.
 
"Gak ada yang lihat," jawab Saka dengan kekehan ringan, tingkah gadis ini jika malu menjadi jinak.
 
"Cium aku lagi dong," pinta Naya, dasar Gila!
 
"Katanya ini di kelas?" tanya Saka, baru berapa detik lalu Naya mengatakan jika ini di kelas, lalu sudah meminta lagi.
 
"Tadi katanya gak ada yang lihat gimana sih, dasar plin plan. Cowok itu yang di pegang pendiriannya!" ejek Naya seraya cemberut. Pipi merona, bibir merah muda, wajah putih berseri, manik mata indah, iris mata yang cantik, senyum yang mempesona, definisi terindah Naya...
 
"Nay," panggil Saka.
 
"Izinin gue untuk selalu lihat definisi dari bidadari yaa..." pinta Saka, Naya terlihat berpikir, bidadari?
 
"Siapa hayoo? Kita mau nikah ya. Gak boleh lihat bidadari! Kalo lo mau lihat bidadari berarti kan harus mati dulu Sak, gue gak mau jadi janda muda" pinta Naya, mengapa Naya berubah-ubah terkadang mesum nya gak bisa di definisikan, bar-bar nya kaya orang gila, dan sekarang polos nya minta ampun!
 
"Siapa yang mau lihat bidadari sayang, disini udah ada yang mirip bidadari," balas Saka.
 
"Siapa yang mirip bidadari, berarti dia berhadapan dengan titisan nya!" tegas Naya, yang dihadiahi kekehan oleh Saka. Artinya Naya tidak sepolos yang kalian kira, dia jelas tau apa yang di maksud Saka, hanya saja dia ingin lebih jelas lagi!
 
"Iya Naya iya, lo titisan terindah yang pernah gue milikin," ujar Saka, sejak kapan Saka belajar gombal seperti ini?
 
"Saka sini lebih deket dong," pinta Naya seraya tangan nya di gerakan seperti perintah bagi Saka.
 
"Kenapa? Lo mau balas dendam? Tuh Pak Abdi udah masuk," jawab Saka menunjuk Pak Abdi dengan dagu nya.
 
Ahh Naya mendengus kesal padahal dia ingin melakukan hal yang Saka lakukan tadi.
 
Naya mencium punggung tangan nya, lalu menempelkan nya pada pipi Saka, "Yeayy udah adil," ujar nya seraya tersenyum seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah tahun baru.
 
Saka tersenyum melihat perlakuan Naya, dia menarik tangan Naya lalu kembali di ciumnya, dan di tempelkan di pipi indah Naya, "Dua, Kosong!" balas Saka, Naya mencebikkan bibir nya kesal.
 
"Gak usah balas lagi, Pak Abdi udah ngeliatin," ujar Saka yang saat melihat Naya siap-siap membalas dendm lagi, lihatlah Naya yang sedang menciumi dua punggung tangan nya, ingin membalas tapi tidak jadi.
 
"Saka Armada," panggil Pak Abdi.
 
"Iya Pak," jawab Saka yang sudah berdiri tegap.
 
"Olimpiade gimana? Waktu nya terus berjalan. Dan saya sudah mendengar kabar bahagia, selamat....," ucap Pak Abdi semua orang lirik-lirik an, kabar bahagia? Apakah kabar pernikahan nya dengan Naya sudah terdengar hingga Pak Abdi?
 
Saka tersenyum, jangan tanya bagaimana reaksi Dion dan Fajar kedua nya saling bertatapan tidak percaya, "Terimakasih Pak, saya harap kami akan bahagia selama nya," ujar Saka seraya melirik ke arah samping nya, Naya.
 
Semua orang bergumam, kami?
 
"Di, gue gak salah lihat kan? Tadi Saka beneran senyum?" tanya Fajar tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat.
 
"Gue pikir itu bukan Saka," jawab Dion, dia sudah lama mengenal Saka, berarti selama ini adalah Naya kunci senyuman Saka yang pernah hilang. Selama ini kunci itu hilang, membuat senyum itu pun tertunda. Saka berjanji akan menjaga kunci itu dengan baik, dan tidak akan ia biarkan menghilang.
 
Saka sudah duduk lagi ketika melihat instruksi dari Pak Abdi, pelajaran yang berlangsung terasa sangat membosankan.
 
Naya hanya terus saja menghayal, bagaimana jadi nya nanti dia setelah menikah dengan Saka?
 
Bagaimana nanti jika Saka terus senyum, Naya bisa diabetes dibuat nya...
 
Bagiamana nanti jika mereka sudah memiliki anak?
 
"Jangan ngelamun terus, semuanya udah di atur tuhan," ujar Saka membuyarkan rangakaian cerita yang hampir tersusun rapih dalam benaknya.
 
"Lo cenayang ya?" tanya Naya, yang di hadiahi kekehan ringan oleh Saka.
 
"Padahal gue cuman nebak loh, Naybi," jawab Saka.
 
"Naybi?" tanya Naya, sejak kapan namanya berubah...
 
"Nama panggilan untuk Nafanda Yakila dari Saka Armada, Naya bidadari....," jawab Saka.
 
Mengapa Saka menjadi terlalu bucin, jangan-jangan kemasukan jin kunci nih Saka?
 
Bel istirahat berbunyi dengan lantang, Naya yang lapar itu langsung berdiri dari tempat duduk nya, "Ayok ke kantin," ajak Naya pada Saka.
 
"Males," jawab Saka, Naya berdecih ah Pria ini masih pria yang sama, Saka Armada!
 
"Gak laper emang nya?" tanya Naya yang sudah berkacak pinggang.
 
"Gak," jawab Saka singkat, sesingkat perjalanan hidup Saka dan Naya, singkat? Gila lama banget cuy!
 
"Oh seterah, jangan salahin gue kalo Bidadari lo kecantol di tiang jemuran," ujar Naya, Saka hanya terus terkekeh.
 
"Aku mau deh jadi tiang jemuran nya,"
 
 
 
 
 
 

TERPAKSA MENIKAH (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang