[12]

36.5K 2.2K 330
                                    

Akhirnya Malam pertemuan keluarga kedua telah tiba hal yang tidak ingin Naya hadiri sekarang dirinya sudah duduk manis di ruang tamu tepatnya di samping Saka.

"Naya cantik banget ya...," puji Nara,  kecantikan calon menantu nya itu memang Naya di lahirkan hampir dengan paras yang sempurna, paras nya aja!

," puji Nara,  kecantikan calon menantu nya itu memang Naya di lahirkan hampir dengan paras yang sempurna, paras nya aja!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naya tersenyum, "Makasih tante," jawab Naya.

"Panggil bunda aja Nay," pinta Nara agar hubungannya dengan Naya semakin dekat.

"Gimana kamu sama Saka ada kemajuan?" tanya Andin, kemajuan? Kemunduran iya!

"Sudah Mah", jawab Saka sejak kapan Saka memanggil Andin dengan embel-embel Mamah seperti Naya. Membuat Naya yang mendengarnya merasa kesal, apa katanya sudah? Bullshit.

"Bener, Saka?" tanya Andin yang penasaran kemajuan apa yang sudah terjadi antara Saka dan Naya.

"Kami jadi sering ngomong," jawab Saka memang benar bukan? Kejadian hari ini contoh nya saat mereka di hukum bersama, ahh mesra kan?

Naya mencibir, "Cuman ngomong aja bangga," ucap Naya yang dapat pelototan dari seluruh keluarga, harus bangga Nay!

Ketiga kakak nya Saka yang juga berada di sana bahkan merasa takjub. Karena Saka sudah mau berbicara dengan Naya, tapi apa kata calon adik ipar nya ini? Bangga memang seharusnya Naya bangga sudah mulai berbicara dengan Saka.

Nara tersenyum "Ngomong sama Saka tuh termasuk kemajuan yang luar biasa Nay," jelas Nara, ketiga kakak nya Saka pun setuju dengan Bunda.

Naya tertawa ringan, entah harus menjawab seperti apa.

"Udah-udah," potong Dirga .

"Nay gimana kamu udah pikir-pikir selama ini tentang perjodohan kalian?" tanya Andin penasaran jika Naya sudah setuju dia tidak perlu mengungkap kan penyakitnya hari ini bukan?

Sebelum Naya menjawab Saka membisikan sesuatu "Jangan keluarin kartu lu dulu" bisik Saka agar tidak di dengar oleh kedua keluarga.

Naya bingung padahal Saka tidak tau apa yang di miliki Naya untuk membatalkan perjodohan ini.

"Kenapa? Lo sebegitunya pengen nikahin gue? Biar pas malem ada yang meluk? atau biar-" ucap Naya terhenti.

"Bukan," potong Saka, Ia memang pintar membaca ekspresi orang lain, contohnya hari ini. Raut wajah penuh ketegangan, seolah menahan sesuatu. Artinya itu adalah hal yang penting.

Naya mengernyit heran, "Terus?" tanya Naya bingung.

"Lawan lo itu Mamah lo gak penasaran apa sama kartu nya? Bisa aja yang sekarang di bawa nya kartu maut, lebih maut dari pada yang lo!" bisik Saka.

Naya tersenyum "Let's start the game."

"Nay," panggil Andin melihat Naya yang bisik-bisik dengan Saka

TERPAKSA MENIKAH (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang