[10]

41K 2.4K 167
                                    

"Nay," panggil Andin.

"Hmm,"

"Besok malam kita adain pertemuan keluarga lagi ya," ucap Andin, dalam lubuk hatinya dia jauh lebih berharap jika tidak ada yqang namanya adu argumen.

Sesuai yang di rencanakan bagaimana pun pertemuan kedua antar keluarga harus segera di adakan.

Mulai deh

"Mamah itu sebegitunya pengen jodohin Naya ya?" tanya Naya, Apakah selama ini, Naya membawa beban? Mengapa Andin seolah sudah tidak betah hidup bersamanya? Mengapa seolah Naya disuruh cepat-cepat pergi dari rumah ini.

"Bukan gitu Nay," jawab Andin, gak perlu pikir panjang hanya untuk sebuah jawaban yang bahkan sudah tertulis dengan jelas.

"Kalo bukan gitu apa? Mamah mau ngusir Naya?" tanya Naya yang sudah mulai muak dengan segala mode bujukan ini, apakah Ia sebegitu tidak lakunya? Tolong, Naya masih SMA, Naya sudah tau dengan jelas, jika anak SD saja sudah punya gandengan, lah lu kapan? Ingat, jangan pacaran karena itu hanya membuang waktu, berkomitmen lah, percaya jika suatu saat akan ada pendamping yang cocok.

"Nay ada sesuatu yang gak harus selalu kamu ketahui," jelas Andin.

Naya memang anak yang manja tapi di lain sisi dia putri yang baik untuk keluarga nya, "Apa yang gak Naya ketahui Mah, Naya sudah muak dengan semua ini, apa Perjodohan? OMONG KOSONG," sarkas Naya, sebenarnya Ia tidak akan seperti ini jika masalah tidak serius

"Nay suatu saat kamu akan ngerti kenapa Mamah ngelakuin ini," balas Andin, sudah Ia tebak jika Naya akan menjawab dengan ribuan kata menyakitkan.

Naya berdecih, "Suatu saat? Hari? Kapan Mah? Nunggu Mamah gak ada lagi?" tanya Naya, seperti menancapkan ribuan gelati sekali hentak di hulu hati Andin, begitu sakit rasanya ketika mendengar kata itu terlontar begitu saja, apalagi dari anak yang paling ia sayang.

Naya sedikit merasa bersalah. karena mengatakan itu kepada wanita yang sudah melahirkannya. Tapi Naya sungguh tidak dapat berkata apa-apa lagi soal perjodohan ini, Naya tidak ingin menikah apa pun alasannya. Naya tidak ingin pergi dari keluarga yang sangat disayangi nya ini, simple sebenarnya alasannya. Hanya saja, mereka yang menjadikan ini rumit.

Andin, yang selalu membangunkan Naya jika mau sekolah bagaimana bisa Naya pergi dari nya? Lalu siapa yang akan membangunkan nya lagi setelah dia menikah dan tinggal bersama suami nya?

Dirga, yang selalu memanjakan Naya dia sangat sayang dengan Papah nya itu. Bagaimana bisa dia pergi meninggalkan sosok yang selama ini selalu memberi nya kasih sayang dan uang jajan. Jika besok dia menikah apakah Papah nya akan memberi uang jajan lagi? Tentu tidak bukan! Tentu, itu akan berubah menjadi tanggung jawab suami nya nanti

Rico adik kecil Naya, yang hobi nya menggangu dirinya, jika dia pergi meninggalkan rumah ini siapa yang akan menggagu Naya lagi. Walau terkadang menjengkelkan tapi sedikit menyenangkan rasanya jika sedang ada masalah biasanya Rico lah yang akan selalu menghiburnya, walaupun Naya tau, jika Rico secara tidak langsung menghiburnya semua raut wajah Rico mengatakan segalanya.

Niko, dari awal masuk SMP hingga SMA dia lah yang selalu mengantar Naya, jadi jika dia pergi dari rumah ini siapa yang akan mengantar nya seperti itu walaupun nanti ada suaminya itu jelas akan berbeda.

Naya tidak ingin meninggalkan semua kenangan itu tiap hari selalu di bujuk nikah dan nikah Naya sudah terlalu muak.

"Kita bakal ada in peremuan kedua Nay dan nanti juga ada yang mau Mamah omongin," jelas Mamah

"Di mana?" tanya Naya

"Di rumah ini lagi," ucap Mamah

"Yaudah Naya mau," jawab Naya setuju.

TERPAKSA MENIKAH (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang