Bab 25 Ledakan Emosi

25.5K 1.3K 121
                                    

Aarav melangkah kakinya cepat dengan Ara digendongannya. Banyak pasang mata yang memandang mereka dengan raut sedih.

"DOKTER!"

Teriakan Aarav yang lantang membuat para dokter dan perawat bergegas menghampiri Aarav yang  termasuk dalam jajaran pewaris Abizard grub sebab rumah sakit ini juga berjalan di bawah naungan perusahaan tersebut.

Aslan yang tidak sengaja berjalan di lorong rumah sakit. Langsung berlari saat mendengar teriakan seseorang yang ia kenali. Aslan berdiri kaku melihat seseorang yang dikenalinya berada digendongan Aarav dengan keadaan yang sangat memprihatinkan.

"Bang!" panggil Aslan dengan nafas memburu.

"Aslan, cepat bantu adikku." perkataan Aarav tak kunjung mendapat balasan. Aslan membeku ditempat, pikirannya kosong seketika melihat kondisi princessnya, hatinya dilanda ketakutan.

"Apa yang kau lihat, sialan! Cepat bantu adikku." Aslan bergegas menghampiri sang adik dengan mata yang memanas. Baru tadi pagi ia melihat senyum cantik adiknya dan sekarang adiknya tengah menutup mata dengan wajah pucat bermandikan darah.

"Tuhan, apa ini." jeritan pilu Aslan dalam hati.

Para perawat mendorong brangkar Ara dengan cepat, membawa keruang UGD diikuti Aarav dan juga Aslan. Aarav menjatuhkan tubuhnya ditempat duduk depan ruangan adiknya. Air matanya menetes tanpa ragu.

"Tolong jangan ambil dia."

📖

Sementara itu, Direnc dengan tergesa, berjalan cepat menuju ruang operasi dimana putrinya berada. Keluarganya sudah berkumpul kecuali Bara, Iel dan Ansel yang tidak terlihat disana. Direnc berjalan mendekat kearah mereka. Tatapannya tertuju pada Aarav, kemeja putihnya sudah berganti dengan warna merah berasal dari darah.

Direnc mengegmbuskan nafas kasar, merasakan sesak didadanya, darah sebanyak itu apa putrinya baik-baik saja.

"Kau sudah datang?" tanya Razky dibalas deheman singkat. Istrinya menangis dipelukan Lika, istri Razky.

Direnc memejamkan mata, ia sangat khawatir dengan sang putri apalagi saat ia mendapat telefon jika putrinya sedang dirumah sakit. Direnc mendudukkan tubuhnya disamping Aarav yang terlihat kacau.

"Tidak mau menjelaskan?" tanya tegas Direnc tanpa menoleh kearah Aarav.

Dengan terpaksa Aarav menceritakan kronologi kejadiannya pada keluarganya. Direnc mengencangkan rahangnya, ia segera menghubungi tangan kanan nya untuk menyelidiki kejadian ini. Siapapun itu akan habis ditangannya.

"Dimana mereka?" pertanyaan Direnc tertuju pada Bara, Iel dan Ansel yang belum juga terlihat. Aarav mengepalkan tangannya kuat, ia sangat marah baginya adik-adiknya itu juga termasuk penyebab semua ini.

"Ayah!" panggil Iel yang sudah berada dihadapan keluarganya dengan nafas tersenggal senggal karena berlari.

Bugh

Dengan cepat Aarav membogem wajah Bara dengan amarah yang membuncah. Bara ambruk sembari menyentuh pipinya yang mungkin saja sudah memar. Bara menerimadengan diam, ia mengaku ini terjadi karena kelalaiannya.

"Bang!" Iel menghentikan aksi Aarav pada Bara, yang mengakibatkan ia diberi pululan juga, Ansel pun sama. Para sahabat mereka hanya diam melihat, mereka tidak berani ikut campur. Keluarganya pun diam tidak menghentikan.

Bugh

"Dasar tidak becus!" sarkas Aarav.

"Bilang jika kalian tidak bisa menjaga, princess. Biar abang yang jaga princess sendirian." geram Aarav.

ALARAYNA [ Tahap Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang